#28

4.6K 337 5
                                    

"Ran anti beneran maksain buat tar malem?" tanya Gina. 

Rani mengangguk lemas. Ia sandarkan punggungnya di lemari

"Serius Ran?" kini Ilma ikut duduk di samping kasur lipat Rani 

"Abis naik nanti langsung ke kamar kok" jawab Rani mengulas senyum pucatnya. Tidak mungkin ia membatalkannya, siapa akan menggantikan dirigen? waktu sudah mepet

"Obatnya udah di minum?" tanya Safina. Ia masuk tanpa salam dengan piring yang masih di tangannya. Selesai makan siang

"Udah kok. Makasih ya" ucap Rani menatap ketiga teman yang mengelilinginya itu

"Dah sana di buat tidur lagi Ran" Ilma membenarkan selimut bebek kuning milik Rani

"Gak gak, dari tadi subuh tidur mulu"

"Beneran?"

Rani mengangguk

"Yaudah ana tidur siang dulu ya"

"Ana juga. Cepet sembuh Ran"

Usai temannya pergi, Rani mengambil buku diary hitamnya. Kembali mencoret asal untuk meluapkan kekesalannya

Iya, dia masih kesal dengan suaminya itu.

"Halo istri Taehyung" 

Rani mendogak ke asal suara

Oh Asma

"Udah mendingan?"

Gara-gara kakak lo juga ini

"Iya alhamdulillah" Rani memaksa tersenyum. Ia tidak boleh menumpahkan marahnya ke Asma. Dia tidak tau soal ini, terlebih Asma adalah sahabatnya

"Anti tumben loh sakit, jaraaaannngg buanget" Asma mengoceh seperti biasa. Ia mengambil guling biru Rani lalu ia buat bantal

Sangat meng-pd bukan?

"Gak tau nih kayaknya terlalu kepikiran jadi ngedrop"

"Kepikiran apa Ran?"

Rani terdiam

"Dirigen? bukannya anti pernah juga waktu apel awal tahun? malah udah dua kali "

"Eumm.." Rani menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Ran ana tidur dulu ya, ngantuk banget abis masukin jajan ke kotak dari tadi pagi" Asma melepas kerudungnya. Merebahkan dengan posisi terenaknya

"Em i-iya"

Rani menghembuskan nafas panjang



***

"Gimana Mal?"

"Demam dia" jawab ustadzah Malfa. Tangannya sibuk mengetik di laptop 

"Serius lo?"

"Iya Feb. Cerewet amat sih lo kayak anak perawan"

"Hah? gak ada hubungannya kali Mal"

"Au ah gelap"

"Gue khawatir sama Rani"

"Salah lo"

"Iya iya"

Hening. Hanya ketikan tangan ustadzah Malfa yang menggema dalam ruang uks

"Gue pengen jengukin Mal"

"Ke asrama putri?"

"Iya"

"Gila lo Feb"

"Rasanya pengen gue umumin kalo Rani istri gue Mal" ustadz Febri merebahkan badannya di ranjang uks

Saranghae UstadziiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang