#13

5.1K 366 1
                                    

Hari ini terakhir Rizal dirawat di rumah sakit. Setelah ini keluarga Rani akan menginap sebentar di rumah ibu dari ayah Rani. Iya nenek Rani. 

"udah nak Febri balik ke pesantren aja dulu, nanti biar Rani saya yang mengantar" ayah Rani menepuk bahu ustadz Febri pelan. Kini mereka sudah ada di kediaman rumah nenek Rani

"baik om. Kata ustadzah Salsa batasnya sampai malam jam 9"

Ayah Rani mengangguk

"Rani!" panggil ayah

"apa yah?" balas Rani dari kamar yang ditempatin Rizal

"sana Ran, dipanggil ayah tu" tutur nenek

Rani mengangguk, lantas menemui ayahnya yang ada di ruang keluarga

"itu ustadz Febri mau balik duluan, sana anterin ampek depan"

"RANI?!"

"hus Rani kok meninggi gitu suaramu" tegur ibu tiba-tiba datang

"kan bisa sendiri ke depan" ujar Rani

"calon suami kok gitu" bisik ibu Rani menggoda

Rani menyatukan alisnya "ini beneran?" batinnya

"cepet sana" 

"iya iya ayah" jawab Rani terpaksa



"jangan lupa jam 9 balik ke pesantren" ucap ustadz Febri sebelum masuk mobil

"iya ustadz"

"baik baik di sini. Ingat jangan membantah orang tua" 

Rani terdiam membeku. tangannya ustadz Febri mengelus kepalanya yang terbalut kerudung itu

"baper gais" batin Rani

"assalamu'alaikum Rani" senyumnya sebelum benar-benar masuk mobil

"wa-wa'alaikumussalam ustadz" Rani menjawab canggung

"ekhm"

"i-ibu?" Rani menoleh kaget

"udah nikah aja biar ngapa-ngapain halal" cekikik ibu lalu pergi

Rani diam. Perasaannya aneh. Jantungnya berdebar lebih kencang. Apa ini termasuk tanda-tanda menyukai orang?


***


Sudah seminggu orang tua Rani dan kakaknya pulang dari rumah nenek. Mereka sudah kembali ke kota asal. Sedang di pesantren sudah kembali berkegiatan seperti biasa

Hari ini hari Senin, hari paling tidak disukai Rani. Pelajaran Hadist ada di jam terkahir

"Ran anti ngantuk banget ya?" Najma ikut menaruh kepalanya di meja. Menghadap Rani yang sayup-sayup mengantuk

"banget. ya allah, semalem murojaah ampek jam satu. Tadi pagi ana ujian juz 25"

"alhamdulillah" balas Ilma tiba-tiba

"lah denger aja tu anak" ucap Rani pelan

"bangun Ran, bentar lagi ustadz favoritmu tuh" Asma menyenggol bahu Rani dari tempatnya yang di kiri Ilma

(fyi, dari kiri ada Asma, Ilma, Rani, Najma, lalu Liza)

Tak lama benar dugaan Asma. Ustadz Febri datang dengan buku hadistnya dan buku tebal tafsir dari hadist tersebut

"ya allah ngantuk banget sih" batin Rani. Ia menggerak-gerakkan kakinya. Berusaha menahan kantuk

"wudhu sana Ran" bisik Ilma

Saranghae UstadziiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang