#59

4.2K 369 14
                                    

eyyo yoo yoo ..!!

aku datang seperti biasa di malam Ahad


don't be silent reader plis :')

hepi reading ol~

.

.

.



"Gimana Gin udah izin?" tanya Najma. Ia, Asma dan Anna sedang menunggu Gina dengan Ilmi yang meminta izin pada ustadzah Salsa

Ilmi mengangguk sebagai jawaban. "Banyak yang izin juga ternyata temen-temen"

"Tapi masa tadi ustadzah Salsa agak ragu kita mau ke rumahnya Rani" Gina mengambil duduk di depan Najma

"Maksudnya?" tanya Anna

"Yaa ustadzah Salsa gak percaya kalau Rani nyuruh kita jenguk dia ke rumahnya gitu. Trus ana kasih liat deh surat dari Rani yang waktu itu" jelas Gina

"Udah udah. Syukur dapet izin kan, mending kita cepetan ke sana deh. Pakde ana udah nunggu tuh di belakang gerbang" Najma melerai. Ribet sekali sahabatnya ini, padahal tinggal pergi.

"Oke lecugoo!" seru Ilmi dan Asma



"Najma ini bener alamat rumah temen kamu?" tanya pakde Najma.

"Iya pakde Jo" jawab Najma seraya memakai sabuk pengamannya

"Keren namanya Jo" bisik Ilmi ke Asma

"Joko" sahut Najma yang tak sengaja mendengar suara Ilmi tepat di kursi belakangnya

"Eh hehe" cengir Ilmi

"Memangnya kenapa pakde? pakde tau persis alamatnya?" tanya Anna

Joko mengangguk. "Ini saya sama ayahnya Najma sering ke sini"

"Haa?" bibir mereka membulat. Kecuali Najma

"Udah yuk pakde berangkat, keburu siang" putus Najma

"Oke oke"



...



"Mas udah mandi?" tanya Rani, sedang ia masih merebahkan diri di atas kasur

"Udah. Kamu sih diajak mandi gak mau" dumelnya

"Ya gak mau lah, pasti nanti lama" jawab Rani sewot. 

"Keringin!". Dengan kasar ustadz Febri melemparkan handuk kecil ke wajah Rani yang sedang tiduran menatap album

"Iih" Rani menyingkirkan handuk itu

"Kamu gak bosen apa ay liatin album mulu. Cemburu aku tuh"

Rani terduduk kaget. Sepertinya suaminya sedang serius.

"Oke oke" Rani menyimpan albumnya. Berusaha menjinjitkan kakinya agar sampai di rak paling atas.

"Heh kamu ngapain?!" Ustadz Febri mendekat panik

"Katanya gak suka, yaudah aku simpen jauh-jauh aja biar gak kelihatan" jawab Rani acuh, ia masih berusaha sampai di rak paling atas

"Udah-udah ay gak usah" ustadz Febri khawatir, sedang istrinya itu sedang hamil malah pecicilan begini

Saranghae UstadziiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang