#53

4.1K 344 7
                                    

eyyo yo yoo ....

vote dulu yuuu, hehew

cekidoott~

.

.

.



"Ustadzah malam ini aku tidur sini ya?" melas Rani ke ustadzah Malfa. Pukul sebelas malam, Rani dengan lahapnya makan pentol corah.

"Emangnya gak papa?"

Rani mengangguk mantap. "Nanti kalo dihukum biar aku yang kena. Kan udah biasa dijemur mah" cengir Rani dengan saos di ujung bibirnya

"Tapi Ran kamu mau pingsan lagi?" khawatir ustadzah Malfa

"Enggak enggak. Yaa boleh yaaa"

"Oke oke, jangan lupa kunci ya"

Rani mengangkat jempolnya, sedang ustadzah Malfa beranjak masuk kamar. Seharian ini membuatnya benar-benar lelah

"Emmm gimana enak gak pentol corahnya debay?" tanya Rani sembari mengusap ke perut datarnya. 

"Abis ini mau ingin apa hm?"

Rani mengangguk-angguk. Seolah-olah ia mendengarkan jawabannya calon bayinya

"Oh ketemu Taeyong. Oke oke, biar kamu ketularan gantengnya ya" . "Eh kalo cewek?, ah iya kita ketemu Chaeryeong saja hehehe" monolog Rani

Usai urusannya dengan pentol corah, Rani membereska semuanya. Mencuci kaki, tangan, dan wajah. Tidak lupa berkumur kalau sikat gigi dia tidak membawanya. 

"Oke sudah dikunci" ujar Rani seraya membuka kerudungnya. Membaringkan dirinya di brankar.


***


"Ran semalem ditanyain sama ustadzah Alfi tau" ujar Tika sesampainya di tenda panitia

"Jam berapa?"

"Jam tidur" jawab Tika

"Tumben, ngapain dah?"

Tika mengendikkan bahu. "Gak tau. Semalem tiba-tiba ada absen malam gitu, dan anti gak ada"

Rani menghembuskan nafasnya. "Oke jangan kaget kalau dihukum lagi" 

Tika tertawa kecil. "Anti gak ada kapoknya"

"Es teh dataaaang" seru Gina disusul Ilma

"Mana Yesmi?" tanya Rani. Mulut kecilnya menggigit ujung plastik es teh

"Lagi suruh ngambil konsumsi sama ustadzah Lisa" jawab Ilma

Mereka bertiga mengangguk-angguk. "Eh ngerasa gak sih kalau ustadzah Lisa itu sering ngelirik ustadz Febri?" Tika memulai pembicaraan. Memulai deep talk. Wkwkwk

-ghibah tingkat atasnya lagi

"Ghibah dajh ini" sahut Ilma

"Syuutt" Rani menempelkan jari telunjuknya ke bibir Ilma. "Ini adalah diskusi tokoh Ilma. Atau bisa disebut juga muhasabah diri. Agar kita jikalau menyukai lawan jenis tidak terlihat gerak-geriknya" jelas Rani dengan bangga. 

Sontak Gina dan Tika tertawa. "Ngeles" senggol Gina

"Tapi ana setuju." Tika mengacungkan dua jempol

Rani melambai-lambaikan tangan kanannya. "Terimakasih terimakasih"

"Agak gak waras" desis Gina yang terdengar ketiga temannya

Saranghae UstadziiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang