#14

4.8K 369 2
                                    

Malam ini ustadz Febri memilih duduk di atas rooftop yang ada di gedung asrama lantai tiga milik santri itu. Secangkir kopi dan satu gelaran tikar. Ia berbaring menatap langit. Oh tak lupa benda kesayangannya sejak SMA. Gitar 

"Rani kenapa ustadz? kok tiba tiba lari?"

"em dia-"

"Rani habis ujian juz 25 ustadz tadi pagi" jelas siswinya itu

"ujian?sejuz?"

siswi itu mengangguk

"tadi malam tidurnya larut banget ustadz, buat persiapan itu. Soalnya di juz 24 dia udah ngulangin ujiannya sampek tiga kali"

ustadz Febri menggenggam kedua tangannya. Menyesal yang ia rasakan sekarang

"katanya dia pengen cepet khatam ustadz, hehe"

"khatam?"

siswi itu mengangguk lagi

"kata Rani kalo dia khatam selain dapat hadiah dari orang tuanya ama abangnya, ada seseorang yang bakal ngasih dia surprise juga. Kata Rani lagi hadiahnya bakal dikirim ke rumahnya langsung sama orangnya"

ustadz Febri semakin mengutuk dirinya. Ia tahu soal itu. Karena ia yang mengatakannya pada gadis itu beberapa waktu lalu

"Feb?"

"ada apa?" tanya ustadz Azmi. Ia ikut membaringkan badannya

ustadz Febri hanya diam

"Rani?"

ustadz Febri mengangguk. 

Teman dekatnya selama di sini tau segala isi hatinya. Bahkan dengan rasanya dengan santri putri kelas sebelas itu

"kenapa Feb?"

"gue gak sengaja bentak dia Mi"

"gara-gara?"

"lo taukan semalem gue ngurusin liburan ustadz-ustadzah?"

ustadz Azmi mengangguk. Memang sudah kegiatan rutin ada liburan khusus untuk pengajar pesantren. Dan dengan itu seluruh santri akan di pulangkan untuk sepuluh hari

"gue capek banget Mi, ditambah ngajar hari ini. Pas di kelas Rani, dia tidur. Gue emosi gitu aja" jelas ustadz Febri. Jujur sakit rasanya melihat tangan gadisnya terluka karenanya

"yaa wajar sih kalo lo emosi. Tapi lo harusnya bisa ngontrol Feb, terlebih sama Rani"

usatdz Febri mengangguk-angguk

"terus gue harus gimana? ini di pesatren. Gak mungkin gue bikin acara romantis kayak di luar sana"

ustadz Azmi terkekeh

"gak seru lo Mi, malah ngetawain"

"okeoke, sori Feb"

ustadz Febri berdecak kesal

"Malfa tuh. Minta tolong sama dia"

"Malfa ya?"

"iya Feb. setau gue si Rani deket sama Malfa. Gara-gara Rani suka ama biologi trus dia pengen masuk UGM, dia deketin Rani deh"

"lagian Malfa temen deket lo kan. Sama tetangga aja. Hahaha"

ustadz Febri tampak berfikir

"lemot ah lo soal ginian" tinju ustadz Azmi pelan

***

Sudah tiga hari jari-jari Rani dibalut perban. Luka karena tinjuannya cukup keras. Membuat memar di jarinya

Saranghae UstadziiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang