#38

4.2K 331 9
                                    

"Eh ayoo pakek kerudungnya" Yesmi berteriak dari ambang pintu kamarnya

"Ada apaan Yes?" tanya Liza dari kamar.

"Katanya ustadz mau ke asrama" Yesmi melewati jalan tengah antar lemari pembatas.

"Ngapain?"

"Itu ke rooftop asrama. Nyari Rani"

"Hah?" beo sekamar. 

"Rani belum ketemu?". 

Hari sudah siang. Pencarian sejak tadi sudah dikerahkan ke ustadz dan santri.

"Belum kayaknya. Itu ustadz aja mau ke sini"

"Eh ayo buruan pakek"

Pukul sepuluh lewat limabelas menit. Seluruh santri putri yang di asrama masuk dalam kamar masing-masing dan tetap memakai kerudungnya. Derapan langkah mulai terdengar dari arah tangga. Ustadz Febri, ustadz Azmi dan dua orang santri kelas sebelas menuju tangga menuju rooftop di ujung asrama.

Kamar kelas sebelas menjadi riuh setelah kedua ustadz dan santri itu melewati kamar. Tampak jelas dari jendela kamar

"Ustadz Febri"

"Yang tadi apa beneran ya?"

"Ck jangan overthinking. Ustadz Febri kan ketua ustadz junior"

"Caca sabar ya Ca. Khawatir banget tuh"

"Kan sebatas ustadz sama santri wle"

"Bisa aja lebih kan?"

"Sebelum janur kuning kok"

"Mukanya beliau tadi kelihatan nahan panik gak sih?"

"Nahan panik kek mana woi?"

"Dikira nahan boker kali ya"

"Serius ana tuh"

"Ya iyalah panik. Tanggung jawab hei"

Semuanya mengangguk. Benar juga

"EH!" sontak seisi kamar menatap Tika yang  terkejut. Mereka mengikuti arah mata Tika yang nampak melotot ke arah jendela

"GILA!!"

"OMO?!"

"WOAH?!"

grudug...grudug..grudug...

Semua keluar kamar. Menatap ke bawah. Ustadz dambaan mereka menggendong Rani dengan bridal  style



***

Dengan buru-buru ustadz Febri membawa istrinya dengan mobil pesantren. Menuju rumah sakit pusat. Tidak terima UDG, ia memilih IGD yang cenderung lebih cepat

"Tenang Feb tenang" ustadzah Malfa berusaha menenangkan

Ustadz Febri meremas tangannya sendiri. "Gak bisa Mal. Rani udah dari semalem di sana. Wajahnya pucat banget, dingin, gak sadar lagi. Gimana gue mau tenang?"

"Iya Feb, gue juga sama khawatir. Kita perbanyak doa ya"

"Doa bro doa" ustadz Azmi menepuk pelan punggung temannya itu

"Rizal udah dikasih tau?"

Ustadz Febri menggeleng. "Gue gak kuat mau ngomong. Gue juga gak mau buat dia khawatir. Biar gue yang jagain"

"Jangan gitu Feb. Kakaknya harus tau" 

"Bener tu kata Azmi"

"Nanti ya kalo Rani udah-"

Saranghae UstadziiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang