22 SISTER?

1K 212 10
                                    

Regina memisahkan para gadis dengan humanoid mereka di tepi ruangan, termasuk Tina dan Paul. Nyonya Morales yang mengadakan pesta menyuruh putrinya Tina untuk menuruti perintah Regina itu di mana Tina sebenarnya cukup kesal karena pesta yang ia nanti-natikan harus berantakan. Ia bahkan belum sempat memamerkan kemahiran dansa Paul pada gadis-gadis lain.

"Aku bersumpah jika mereka mendapatkan humanoid teror itu, aku orang pertama yang akan menghancurkan, memporak-porandakan, melenyapkan komponen-komponennya sampai tak bersisa."

Carrie yang kebetulan berdiri tepat di belakang gadis itu, memilin ujung rambut putri tunggal keluarga Morales tersebut. "Apa maksudmu dengan humanoid teror?"

"Teroris."

"Teroris?"

"Ya, kau lihat? Mereka, para tentara, maksudku polisi,.. apalah itu. Mereka datang karena ada teroris yang berhasil menyusup ke pestaku." Katanya sambil menepis tangan Carrie. Sebenarnya gadis itu cukup bingung dengan para petugas yang terus mengepung tempat tersebut. Entahlah, dari seragam yang mereka kenakan, itu tak cocok dengan polisi yang biasa bertugas, apalagi tentara negara.

Carrie merasa konyol dengan pernyataan si ratu pesta. Bahkan ketidaktahuannya dengan pasukan yang kini tak henti berjaga di setiap sudut dan pintu utama hall. Jujur ia ingin tertawa saat ini. Sebodoh-bodohnya Abby ia jamin paling tidak adiknya itu tahu kalau para prajurit bersenjata di sini adalah pasukan-khusus pemerintah yang sedang mengawal suatu jalannya projek tertentu Eden. Dan itu pasti mengenai projek tentang kelahiran bayi laki-laki. NC, apa pemuda itu ketahuan?

Carrie menyesal mengajaknya menghadiri pesta ini. 'Dasar manusia langka.' Ia berpaling ke satu persatu teman-temannya. Mengingat sedikit tentang Abby, di mana anak itu sekarang? Sudah dari tadi ia tak melihatnya.

Dari kejauhan Lou menggelengkan kepala setelah Carrie melayangkan pandang padanya, seakan menjawab kalau ia juga tak melihat Abby di mana pun.

Bagus. Mereka pasti melarikan diri bersama-sama, karena NC juga tak terlihat. Ia menarik kembali kesimpulan kalau Abby lebih cerdas daripada Tina. Mereka sama-sama bodoh. Bukannya iri atas keberhasilan adiknya itu kabur, hanya saja, tindakan itu justru memperkuat keterlibatan Abby tentang adanya laki-laki sungguhan di pesta ini.

"Otakmu pasti lebih kecil dari kecoa." Carrie memilin rambut Tina sekali lagi, kali ini lebih kencang.

Tak lama ketika Tina hampir memaki tingkah kasar Carrie itu, seseorang tiba-tiba memanggil namanya untuk maju ke depan.

"Aku?"

"Ya, kau. Kemari." Regina mengayun kecil jari telunjuknya.

Ragu-ragu Carrie berjalan keluar dari barisan dan menghampiri wanita gempal itu, berdiri lima meter di sampingnya.

"Lebih dekat lagi, ayolah." Regina melipat tangannya di depan dada. Dari caranya memandang, Carrie bisa menebak ia sudah mengetahui sesuatu.

"Ada apa?"

"Benar kau Carrie Sanders?"

"Ya."

"Aku baru saja menerima informasi kalau kau datang ke pesta ini tidak sendiri." Ujar Regina dengan nada menyelidik.

"Ya, aku datang bersama humanoidku. Kenapa?"

"Di mana humanoidmu?" Regina menoleh ke barisan para humanoid.

"Dia di.."

"Aku di sini." Lou keluar pula dari barisannya, menghampiri dua wanita itu. "Namaku Lou, kodeku Lu167-SQ. Aku humanoidnya."

"Hmm.. bagus." Regina mengangguk sejenak. "Baiklah, sekarang kalian ikut dengan kami."

"A..apa?!"

"Ikut dengan kami. Informasi yang kami terima, kalian terlibat dengan.." Regina berbicara lebih pelan. "Target yang kucari. Target yang telah berhasil melarikan diri dari tempat ini."

THE Y [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang