NC berkali-kali menguatkan batin, mengatur mimik wajahnya agar tak terlihat, ngeri. Dua wanita itu sangat erat menggandeng lengannya di kanan dan kiri, membawanya entah ke mana. Rasanya sedikit menakutkan meski mereka sebenarnya hanya ingin bersikap mesra.
"Bisa tolong lepaskan aku?" NC mencoba mendorong keduanya untuk menjauh. Namun yang satunya justru malah menyandarkan kepalanya ke bahu NC.
"Jangan tegang sayang. Kami hanya ingin membuatmu merasa seperti.. pria sejati." Ujar yang pendek dan tambun, ia kemudian berjinjit, mencoba menyodorkan kecupan kecil ke pipi NC. Namun NC sontak berpaling, menghindari serangan itu, menoleh ke wanita yang lain. Tapi tak disangka wanita satunya tersebut juga sudah bersiap. Di posisinya yang sangat mendukung, ia langsung mendapatkan kecupan tepat di bibir NC.
"YAKK!" NC mengibaskan tangannya sekuat tenaga, melepaskan diri dari apitan dua wanita itu, cepat-cepat mengusap bibirnya. "Kenapa kalian lakukan ini?!"
Melihat tingkah NC yang panik, dua wanita itu terdiam beberapa saat, keheranan. "Demi malaikat Tuhan, dia benar-benar rusak parah." Salah satu dari mereka mencubit pipi NC.
"Jangan sentuh aku!" Bentak NC. "Aku berubah pikiran. Aku tak ingin menginap." Pemuda itu berbalik dan menjauh. Sikap mereka, NC jadi teringat tentang kejadian saat ia berciuman dengan Lanee. Tapi entah mengapa dua wanita ini rasanya tak sama, mereka menjijikan.
"Kau mau ke mana? Oke kami minta maaf, kami akan membuatmu lebih nyaman. Tapi tolong jangan pergi, kau bahkan tak punya tempat tinggal sekarang."
"Aku tak peduli!"
"Kau mau ditangkap oleh pengepul rongsokan?"
"Mereka tidak akan bisa menangkapku. Aku bukan rongsokan!"
"Kalau begitu, kau mau ditangkap oleh orang aneh yang akan mengambil komponen-komponen tubuhmu untuk kebutuhan pribadinya?"
"Aku sudah bertemu dengan orang semacam itu." Kata NC dengan terus melangkah menjauh. 'Orang aneh yang akan mengambil komponen tubuh untuk kebutuhan pribadi? Ya, itu Abby.' NC jadi teringat juga tentang gadis itu.
Dua wanita di belakangnya berseru lagi, kali ini lebih keras. "Kalau begitu, apa kau tak takut jika petugas kebersihan kota yang akan meringkusmu? Mereka akan menghancurkanmu setelah menyerahkanmu ke pusat humanoid bekas yang dikelola oleh negara, oleh pemerintah Eden!"
"Pemerintah Eden?"
-
Mereka akhirnya tiba, dua wanita itu mempersilahkan NC masuk. Tempat itu begitu kecil dan kumuh untuk bisa dikatakan rumah. Luasnya hanya beberapa petak, belum lagi tak ada yang namanya pintu, celah masuk itu hanya ditutupi dengan kain kusam berwarna biru navy yang menjuntai tak karuan hingga ke lantai, sangat berbeda dengan kediaman Skylar.
NC bingung ia harus menempatkan diri di mana. Berbagai perabot tua tertata tak karuan, sedangkan pakaian-pakaian yang entah bersih atau kotor bertumpuk di mana pun, terutama di atas sofa, meja, bahkan juga di lantai, berlomba menghiasi ruangan itu menjadi makin buruk bersama bungkus-bungkus makanan kecil, botol-botol minuman kosong, dan sepatu-sepatu usang lengkap dengan kaos kaki di mana aroma khasnya langsung menyentil indera penciuman NC.
"Apa ini tempat tinggal kalian?" Tanya bocah itu sambil terus berdiri di sudut yang lebih lega. Jujur ia tak menyangka ada tempat seperti ini di Sythelhunts.
"Ya, ini tempat tinggal kami. Kenapa? Kau tak suka?" Kata wanita yang berperawakan tinggi sambil duduk di sofa, di atas tumpukan pakaian-pakaian itu.
"Suka? Hmm..-" NC tak tahu harus berkata apa. Kalau boleh jujur, ia sama sekali tak suka! Semua yang ada di sini membuatnya mual! Benda-benda itu, pakaian tak karuan, sepatu dan kaos kaki bau, serta perkakas-perkakas yang tak tahu apa namanya. Apa dua wanita ini benar-benar manusia? Kenapa mereka begitu-jorok? Jika Regina tahu dirinya berada di tempat seperti ini, dia pasti akan menyemprotkan antibacterial ke seluruh tubuh NC. "Di mana kamarnya?" Tanya NC sambil melongok ke sana kemari, mengalihkan topik. Namun ia juga berharap kamarnya bisa lebih bersih.
"Ini kamar kami." Jawab wanita yang lebih gemuk. Tanpa memberi aba-aba ia lalu mendorong NC hingga jatuh ke sofa, tepat di sebelah wanita sebelumnya.
NC sangat terkejut dengan tindakan itu, dan juga, apa yang ia dengar. 'Kamar? Di sini?!' Makin buruk saat ia sadar ada sebuah bra tepat di bawah kepalanya.
"Oh maaf, itu milikku."
"Kurasa aku takkan menginap." NC bangkit berdiri sesegera. Persetan dengan petugas kebersihan kota, ia bisa berkeliaran dan bersembunyi di mana pun asalkan tidak di sini, di rumah yang tak tahu kapan terakhir kali mereka membersihkannya. Pakaian-pakaian itu rupanya juga kotor, aroma keringatnya masih dapat tercium sangat tajam dari jarak dekat, membuatnya ingin muntah.
"Tidak tidak, tunggu dulu." Wanita yang jangkung menariknya hingga ambruk kembali ke tumpukan busana-busana lusuh itu. Sikunya menahan leher NC agar tak mencoba kabur. "Ayolah, kenapa kau ini? Apa kau ingin aku memperbaikimu agar bisa sedikit lebih jinak?" Tanyanya menjepit leher NC kuat. "Cobalah tenang, santai. Jika kau tak ingin tidur di sini apa menurutmu kau bisa tidur di jalanan? Tak ada daya tersedia di jalanan."
"Aku tak butuh daya sekarang. Aku tak butuh tidur, tak butuh mengisi energi!" NC menghampiri pintu tanpa penutup itu.
Namun belum sempat ia sampai di sana, wanita satunya tanpa berkomentar apa-apa mendorong NC hingga jatuh ke tumpukan pakaian kotor itu untuk yang ketiga kalinya. Lalu dengan cekatan temannya yang ada di sofa langsung menindih perut NC, duduk di sana. "Berhenti bersikap menjengkelkan! Kami sudah lelah!" Wanita itu memukul kepala NC dengan botol bekas minuman yang paling besar.
"Aww!"
"Ambilkan kotak perkakas! Aku ingin membenahinya agar dia bisa bersikap lebih baik." Ia berseru pada temannya sambil membuka paksa baju NC.
"Apa-apaan ini?!" NC mempertahankan posisi kemejanya. "Tolong berhenti, aku tidak rusak, aku baik-baik saja!" Ia dengan kuat mendorongnya menyingkir, membuatnya terpelanting keras ke lantai.
"Ya Tuhan, kau benar-benar kasar!" Wanita lainnya langsung melempar beberapa benda pada NC. Semua yang ada di dekatnya termasuk sepatu-sepatu bau tadi hingga satu di antaranya berhasil menghantam kepala NC.
NC mengerang kesakitan. "Jangan begini! Lama-lama aku bisa gagar otak."
"Kau pikir kau punya otak?!" Seru wanita itu terus saja melemparinya, makin membuat tempat itu berantakan apalagi saat temannya juga membantu. Mereka baru berhenti ketika seseorang mendadak muncul dari arah pintu. Seorang wanita menyingkap gorden lusuh tersebut, mengubah suasana menjadi tenang.
"Kau?!"
"Hai, selamat malam. Apa aku boleh mampir? Aku kebetulan lewat sini." Ia melambaikan tangan, tersenyum seramah mungkin meski sebetulnya wajahnya dua kali lebih sadis dibanding dengan yang lain.
'Siapa lagi itu?!' NC merapat ke tembok, mencari cara agar ia bisa segera pergi dari sana. Namun seseorang yang baru datang tersebut menangkap gelagatnya, ia memperhatikan NC sejenak.
"Siapa dia?"
"Dia humanoid yang baru saja kami temukan."
"Humanoid yang baru kalian temukan?"
"Ya,"
NC makin menyudutkan diri saat orang itu merunduk masuk dan mendekatinya. Rupanya ia sangat besar. Entahlah NC tak berani sebut apakah ia benar-benar wanita. Ia terlalu besar untuk disebut wanita, Regina pernah bercerita ada beberapa orang mengalami gigantisme atau kelebihan hormon yang membuat manusia mengalami pertumbuhan tinggi badan tidak normal, ia akan terus meninggi dari orang kebanyakan. Dan sepertinya itulah yang NC temui saat ini, tinggi wanita berotot itu bahkan hampir dua kali dari dirinya. Makin terlihat garang dengan penampilannya bak, ditambah tato yang menghiasi separuh badannya.
Dengan perlahan, wanita raksasa itu kemudian memeriksa sejenak wajah NC. "Humanoid ini tidak terlalu jelek. Kenapa kalian tak bawa saja dia ke tempat perkumpulan? Anggota Red Hawk yang lain pasti suka."
-
KAMU SEDANG MEMBACA
THE Y [COMPLETE]
Science FictionPara ilmuwan memprediksi bahwa kaum pria, akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun ke depan karena penyusutan kromosom Y. Tapi bagaimana jika ternyata hal itu terjadi kurang dari sepuluh tahun? *** Dua ratus tahun setelah tragedi pandemi virus Y...