Bocah itu pergi dan tak menggubris Nora yang menyuruhnya untuk tetap tinggal di sana. Nora sebenarnya sangat menginginkan Red mendengar pembahasan mengenai informasi yang baru anak buahnya dapat, tentang putra Eden yang hilang, ADM1800. Wanita itu bahkan memberi sekilas fotonya, namun mereka tak berani menyimpulkan apakan benar humanoid itu. Sebenarnya menarik, tapi tetap saja, sebagai seorang remaja labil, ia terlalu bosan mendengar ocehan wanita-wanita tua yang panjang dan berbelit. Ia berpesan pada Nora untuk memberi tahu hasil rapatnya saja di akhir.
Dan seperti layaknya anggota bawah yang lain, Red yang memilih untuk bersenang-senang sejenak, ia memutuskan untuk pergi menuju tempat perkumpulan distrik satu, pusat utama berkumpulnya pengikut Red Hawk di Sythelhunts.
Di sana banyak sekali hal menyenangkan yang bisa dilakukan. Nora tak pernah menetapkan aturan apapun ketika seluruh anggota besar Red Hawk tersebut berkumpul. Yang penting jangan sampai masyarakat awam mengendus keberadaan mereka, apalagi aparat negara. Oleh karena itu markas tersebut pun lumayan tersembunyi, hanya berbalut sebagai gedung olah raga tua milik suatu yayasan swasta yang bahkan pemerintah Eden tak pernah menetapkannya sebagai tempat yang patut dicurigai.
Red memesan segelas air putih pada bartender wanita yang bertugas saat itu. Dan tak lama pesanannya itu pun segera disajikan dengan tambahan irisan lemon di dalamnya.
"Aku tidak bilang untuk menambahkan lemon."
"Ini bagus untuk kesehatan. Ketua berpesan agar aku memberikan yang terbaik untuk anda, nona atau tuan Red." Bartender itu mengedipkan mata.
Red merasa tak nyaman dengan cara wanita itu melayani. Apalagi dengan kalimat terakhirnya, nona atau tuan, kedengarannya sangat aneh. Jika bisa, suatu hari nanti ia ingin mendapat salah satunya saja.
"Tunggu aku di sini!" Seorang wanita tinggi besar tiba-tiba melintas di depan Red bersama bocah lelaki berkulit pucat.
'Dia,' Red agak terkejut. Pemuda itu, ia sangat mirip dengan foto yang ditunjukkan oleh anak buah Nora. Entahlah, tadi ia hanya melihat sekilas, tapi Red bisa jamin kalau wajah mereka sama.
Red mengatur duduknya, memutar kursi itu sedikit ke arah pemuda yang kini ditinggalkan oleh wanita besar tadi, wanita yang Red sudah hafal siapa dan bagaimana reputasinya di tempat ini. Si bintang raksasa yang terkenal karena beberapa kali membuat humanoid-humanoid pria berubah menjadi butiran pasir jika tampil bersamanya di arena gulat.
'Anak malang.' Red sejenak merasa prihatin dengan lelaki yang menjadi tawanan wanita kekar itu. Ia menggapai gelasnya, membasahi tenggorokan dengan air lemon beberapa teguk. Minuman yang rasa asamnya semakin mendominasi ketimbang rasa tawar, berpadu dengan sedikit rasa manis citrus yang samar-samar tercecap di lidahnya, seperti memberi warna di tengah-tengah pengamatannya akan ADM1800, memastikan apa benar ia memang putra Eden yang hilang itu. Jika ya, sangat fatal kalau sampai ia berakhir di tangan Giant Star sebagai pasir-yang bercampur darah.
"Dia akan jadi target panah si toska." Bisik bartender wanita sambil melirik sejenak ke arah yang sama dengan Red.
Red hanya diam. Tak terlalu mempedulikannya. Gerak-gerik lelaki berambut cokelat yang jadi sasaran utama matanya lebih menarik dari pada perkiraan tak pasti wanita kribo peracik beragam jenis minuman itu. Terutama ketika si target terlihat tercengang dengan permainan-permainan yang sedang berlangsung. Mimik wajah ketakutan itu sangat lucu, dan manis. Ini kali pertama ia melihat secara langsung ekspresi seperti itu dari seorang pria. Sebelumnya hanya lewat video-video dokumenter yang diputar Nora. Dan itu pun sangat jarang sekali memperlihatkan emosi bingung, takut, dan panik seperti yang ditampilkan ADM1800 saat ini.
Red makin serius ketika pemuda itu turun dari kursi. Matanya memandang ke sana kemari di setiap sudut gedung. Red sudah menduga tindakan apa yang akan dia ambil, cepat atau lambat dia pasti segera memberanikan diri untuk mulai kabur dari tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE Y [COMPLETE]
Science FictionPara ilmuwan memprediksi bahwa kaum pria, akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun ke depan karena penyusutan kromosom Y. Tapi bagaimana jika ternyata hal itu terjadi kurang dari sepuluh tahun? *** Dua ratus tahun setelah tragedi pandemi virus Y...