49 SOMEONE WITH ARROW

559 129 4
                                    

Suara Giant Star meraung keras di sana, semakin bersemangat ketika sorakan para wanita juga makin membahana. Mereka mendekat ke pinggir arena, tangan mereka masuk ke celah-celah jaring raksasa yang menutupi arena bak ribuan zombie yang menggila. Bertambah mengerikan dengan umpatan-umpatan dan caci maki yang terlontar untuk Skylar.

Skylar tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Ia hanya menyeret diri menjauhi wanita raksasa tersebut. Namun, tak ada sudut manapun yang aman untuknya saat ini.

Giant Star mencengkram leher Skylar kuat dengan sikunya yang besar, mencekik anak itu hingga kesulitan bernafas. Skylar meronta, berusaha melepaskan diri, tangannya memukul-mukul lengan si wanita raksasa. Namun Giant Star justru tertawa dengan usaha Skylar tersebut yang tak sebanding dengannya. Ia Merasa lucu sebelum kemudian mengangkat Skylar dan tak tanggung-tanggung membantingnya ke lantai sangat keras.

Skylar sontak merasakan beberapa tulangnya remuk. Badannya gemetar menahan bilur yang langsung menjalar. Rasa sakitnya semakin parah di bagian kakinya yang sejak awal memang sudah dipatahkan.

Tak peduli dengan apa yang dirasakan Skylar, Giant Star kembali beraksi. Kali ini dengan menendang dada Skylar.

Satu

Dua

Tiga

Empat

...

Skylar tak tahu lagi sudah ke berapa kali serangan itu terus membabi buta mendarat padanya. Ia meringkuk, mencoba melindungi area rawan itu dengan tangannya yang memar, namun sepertinya itu masih tak cukup hingga membuat pernafasannya sesak, lemas, rusuknya seperti retak karena hantaman kaki besar si raksasa tersebut. Kini, ia bahkan tak sanggup untuk sekedar merintih.

Tak puas dengan aksi kakinya, Giant Star segera membenahi posisi Skylar, menelantangkan anak itu, membuka paksa tangan Skylar yang menyilang melindungi dadanya. "Ayolah, bersemangat sedikit. Kau laki-laki, buat ini lebih menyenangkan."

Ia mengangkat satu kakinya hingga lututnya hampir setinggi pinggang, kemudian mendaratkannya dengan keras tepat ke atas perut Skylar. Membuat bocah itu seketika memuncratkan darah dari mulutnya, sesuatu yang justru membuat semua orang lebih bersemangat, tak terkecuali Red yang kini menyungging senyum.

Belum cukup membuat Skylar tak berdaya, Giant Star merentangkan tangan kanan Skylar yang terdapat bilur akibat perkelahian sebelumnya dengan red, menahan dengan menginjak pergelangan itu agar tetap dalam posisi yang ia inginkan, kemudian dengan satu kakinya yang lain, ia melakukan hal yang sama seperti pada dada dan perut Skylar tadi, menginjak dengan kuat berulang-ulang.

Skylar sangat kesakitan. Injakkan demi injakkan tersebut terasa meremukkan tulang lengan bawah di tangannya. Sedikit demi sedikit, gemeretak antara daging dan tulangnya bahkan terasa sangat jelas-hancur di balik kulitnya.

"Henti..kan." Ia berusaha keras untuk berbicara, tangannya yang lain ia gunakan untuk menggapai kaki Giant Star, membuyarkan aksi brutal itu.

Giant Star menoleh sejenak, tak disangka ia merespon ketidaksanggupan Skylar, menghentikan ulah kasarnya, menyingkirkan kakinya yang menahan pergelangan tangan Skylar. "Ada apa denganmu? Kenapa lemah sekali?" Giant Star berlutut di sampingnya.

Gemuruh suara dari balik jaring memerintahkannya untuk berhenti bermain dan segera melaksanakan apa yang ditugaskan Red tadi.

Giant Star memperhatikan Skylar beberapa saat, mungkin tak dibutuhkan waktu lama untuk melepas celana remaja di depannya itu yang sudah benar-benar tak mampu melakukan apa-apa lagi sekarang.

"Ja..ngan.. la.. kukan." Sekali lagi, Skylar berusaha untuk berbicara.

Dan Giant Star yang berpura-pura tak mendengar, ia kemudian menyambar celana Skylar, hampir membuka dan menarik celana itu turun ketika tiba-tiba, sebuah anak panah menyasar di lantai tak jauh dari mereka.

"Itu?!" Semua orang yang ada di sana termasuk Giant Star hening seketika, menoleh ke arah di mana datangnya anak panah tersebut.

"BERHENTI MENYAKITI ADIKKU JELEK! ATAU AKU AKAN MEMBUAT LUBANG DI KEPALAMU!" NC, dari lantai paling atas, bersiap dengan anak panah dan busurnya.

-

#Beberapa menit sebelumnya

"Kupikir kita harus menghubungi polisi saja." Carrie mengurungkan niat, berbalik untuk keluar dari dalam gedung ketika ia baru saja melihat betapa banyak dan riuhnya tempat itu. Si wanita tambun yang tadi mengantar mereka bahkan telah tenggelam di tengah keramaian dengan cepat. Seseorang yang dengan setengah mabuk, sempat bernegosiasi dengan penjaga di depan-meyakinkannya kalau Carrie dan yang lain juga anggota Red Hawk meski mereka tak memiliki ID khusus.

Abby yang melihat Carrie hampir beberapa langkah mencapai pintu, cepat-cepat menahan tangan kakaknya tersebut. "Jika kau menghubungi polisi, NC juga akan tertangkap."

"Kau tahu tempat apa ini?! Ini markas Red Hawk! Mereka berbahaya! Kita bisa mati jika salah langkah. Lebih baik dia yang tertangkap lagi dari pada kita semua yang harus berakhir di sini."

"Kita harus memikirkan strate..-"

"Tidak apa-apa. Kalian bisa kembali." Sahut NC, matanya tertuju pada pusat keramaian yang ada di tengah-tengah gedung, di arena gulat. "Aku juga tidak ingin terjadi seuatu dengan kalian."

"Jangan bicara begitu. Ini menyangkut Skylar, dia juga juniorku di sekolah. Aku tidak akan meninggalkanmu." Kata Abby dengan yakin.

Namun, NC sudah tak fokus lagi saat matanya mendadak menangkap pemandangan tak menyenangkan dari arena tersebut. Giant Star, ia ingat wanita itu, si raksasa yang pertama kali membawanya ke tempat ini. Dan sekarang, ia sedang bermain dengan Skylar di sana?

Meski dari jarak yang lumayan jauh, namun NC masih bisa melihat bagaimana kondisi Skylar. Tidak, ini tidak baik. Badan Skylar dipenuhi memar, ia bahkan tak mengenakan bajunya sementara banyak sekali wanita-wanita berada di sekitarnya yang juga tengah meneriaki dan menyumpahinya untuk, mati.

NC mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia beranjak mendekati arena, menerobos keramaian meninggalkan ketiga gadis itu. Emma yang juga terkejut melihat kondisi Skylar sekarang, mencoba untuk tak terlalu kalut. Ia mengejar langkah NC, menghentikan pemuda itu.

"Tunggu! Nick!"

"Apa?!"

"Kau tak bisa ke sana."

"Kau tidak lihat apa yang sudah mereka lakukan pada adikku?!"

"Aku tahu! Tapi kau tak boleh asal menyelamatkannya. Ingat di mana posisi kita sekarang." Kata Emma. Sebenarnya ia juga tak tahan, bahkan hampir menangis saat telinganya juga terus-terusan mendengar sorakkan dari area itu yang terasa makin membakar suasana agar si wanita besar itu lebih parah menghabisi Skylar.

NC mencoba tenang, benar yang dikatakan Emma, ia tak bisa asal datang ke area itu. Semuanya bisa bertambah buruk, bahkan tak menjamin apakah Skylar bisa selamat.

NC hampir mengumpat karena keadaannya yang sangat tidak mendukung tersebut ketika seorang gadis berambut toska yang kebetulan lewat mendadak memunculkan seluet ide untuknya. Gadis yang NC ingat adalah si pemanah handal yang menghancurkan beberapa humanoid pria waktu itu.

"Mereka sedang memainkan adikku di sana seperti binatang, aku juga bisa melakukan itu terhadap mereka." Ujar NC pada Emma. Ia kemudian menghampiri si toska sebelum gadis tersebut menghilang dalam keramaian, lalu tak segan mengambil busur dan panah dari punggungnya.

...



THE Y [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang