Di ruang depan itu, tempat di mana ia dan keluarga kecilnya sering mengunakannya untuk bersantai, Abby mengoleskan sebuah krim putih ke sekitar luka NC, ke kulit lengan tangannya yang tersayat oleh laser yang tadi gadis itu bawa. Sebuah krim yang terbuat dari campuran akar-akaran beberapa jenis tumbuhan hasil rekayasa genetika yang khusus dijadikan obat. Krim yang dapat memulihkan luka sayat atau robekan dua kali lebih cepat.
"Aww, hati-hati." NC sedikit merintih ketika jemari gadis yang kini berlutut di samping kursinya tersebut terasa ditekankan cukup kuat.
Abby meniup sejenak krim yang mirip dengan pasta gigi tersebut sembari matanya tak henti memandangi wajah NC.
"Berhenti melihatku seperti itu." NC berpaling ke arah lain. Ya, meski sikap tak wajar Abby masih mengganggunya, tapi setidaknya gadis itu sudah banyak berubah setelah humanoid berambut gelap tadi mengatakan kalau dirinya, NC, manusia sungguhan.
NC entah sejak kapan bisa merasa seberuntung ini dapat menemui humanoid yang dapat membedakan mana manusia sungguhan tanpa melihatnya dari tampilan. Kebanyakan humanoid murahan tak bisa mengenali dengan baik mana manusia sungguhan mana robot hanya dari tampilan atau dandanan.
Jika dandanan mereka, wanita, menunjukkan feminisme yang tinggi robot murahan akan menganggapnya manusia. Namun jika yang ia lihat dan deteksi tidak menunjukkan ciri khas sebagai mana seorang wanita, maka ia akan menganggapnya sebagai sesama humanoid. Dan lucunya beberapa kasus humanoid bahkan pernah menganggap humanoid wanita sebagai seorang manusia sungguhan.
"Harga pacar kakakmu, Lou, pasti sangat mahal." Kata NC tiba-tiba sambil berpaling lagi pada Abby. Gadis itu rupanya masih terus memandanginya. "Berhenti mempelototiku seperti i..-"
"Lou hadiah dari bibi kami yang tinggal di luar negeri." Sela Abby. "Dan ya, ia bilang Lou memang cukup mahal di negaranya."
"Barang mahal memang yang terbaik." NC memeriksa lengannya dimana Abby menambahkan lagi krim itu dan meniupinya.
"Apa harus ditiup terus seperti itu?"
"Agar cepat mengering."
"Kering atau tidak tak berpengaruh. Lebih baik kau menyingkir dari hadapanku sekarang, liurmu mengenai lukaku, lihat." NC melirik lagi sayatan di lengannya tersebut.
Abby berhenti mencuatkan angin dari mulutnya dan memperhatikan lebih dalam pemuda di depannya tersebut. "Oke, aku tidak akan melakukannya lagi. Tapi boleh kutanya sesuatu?"
"Apa?"
"Jika Lou mengatakan kau memang manusia, apa berarti kau seorang transeksual?"
"Transeksual?"
"Transeksual. Apa kau seorang transeksual? Pria trans atau wanita yang mengubah jenis kelaminnya. Aku terus berpikir kenapa kau mau terlihat menjadi seperti pria, seperti humanoid, mesin."
"Aku pria. Aku benar-benar pria, laki-laki. Laki-laki sungguhan."
"Laki-laki sudah punah. Mereka sudah tidak ada lagi di bumi ini. Kau tidak pernah belajar sejarah?" Abby akhirnya berdiri, menegakkan punggungnya dan beranjak dari sana. "Satu-satunya hal yang masuk akal jika kau adalah manusia, dan pria, adalah jika kau seorang transeksual."
Mendengar kalimat Abby, NC terdiam beberapa saat. Sebenarnya, ya, ia merasa bodoh saat ia mengatakan dirinya adalah pria sungguhan. Mungkin tadi ia hanya panik, namun sekarang, setelah kondisi dari tingkah kedua gadis aneh itu sudah sedikit lebih stabil, mungkin lebih baik kalau dirinya tak perlu meyakinkan kalau ia adalah pria sungguhan. Ini akan menjadi heboh jika dua wanita muda tak jelas itu sampai mempercayainya. Dan yang lebih buruk, ia akan kembali ke genggaman.. Regina.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE Y [COMPLETE]
Science FictionPara ilmuwan memprediksi bahwa kaum pria, akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun ke depan karena penyusutan kromosom Y. Tapi bagaimana jika ternyata hal itu terjadi kurang dari sepuluh tahun? *** Dua ratus tahun setelah tragedi pandemi virus Y...