"NC!" Carrie menarik tangan NC dan memberikannya pada Abby. "Kalian harus bersikap mesra. Paling tidak bergandengan tangan. Bukankah aku sudah mengatakannya?!"
Abby dan NC saling memandang. Wajah kesal masih terlihat cukup jelas di antara keduanya. Namun, NC cepat-cepat menghapusnya. "Oke. Ayo kita bersikap mesra." Pemuda itu menggenggam tangan Abby.
"Bagus." Carrie tersenyum puas. "Kalian harus tetap seperti itu atau Tina akan meledek." Sambungnya kemudian melenggang pergi bersama Lou ke tempat lain di mana teman-temannya tengah berkumpul.
Abby tetap diam untuk beberapa saat, mencoba mengalihkan fokusnya, memang benar yang dikatakan Carrie, paling tidak mereka harus bersikap sedikit lebih intim. Ia bisa ditertawai habis-habisan oleh si sombong Tina jika terus seperti ini, apalagi NC bukan pemuda kulit hitam seperti yang telah ia janjikan sebelumnya pada gadis itu.
Abby melempar pandangan ke seluruh area tempat itu. Ratusan anak-anak dari berbagai tingkat di sekolahnya telah hadir di sana. Tampaknya hanya segelintir yang tidak membawa humanoid. Sementara yang lain, humanoid dari berbagai ras dengan ketampanan yang luar biasa menghiasi pandangan di mana-mana.
"Rupanya ini pesta besar." NC tiba-tiba membuyarkan pikiran Abby.
Abby menoleh, dan dari raut wajah NC, seketika ia bisa menyimpulkan kalau lelaki itu tampaknya kurang nyaman. "Ada apa?"
"Apa benar hanya teman-teman sekolahmu saja yang hadir? Tidak ada orang luar?" NC menelisik orang-orang yang berada paling dekat dengannya.
"Ini hanya pesta ulang tahun. Siapa orang luar yang akan datang? Mereka hanya anak-anak di sekolahku."
"Bagus." Ia menoleh ke sana ke mari, memeriksa satu persatu wajah para wanita. Dan benar, NC tak mengenal satu pun di antara mereka, hanya remaja-remaja berusia tak jauh dengannya yang ia harap tak memiliki hubungan apapun dengan orang-orang di Laboratorium.
Pemuda itu hampir bisa bernafas lega ketika tiba-tiba sesuatu mengejutkannya. Dua orang gadis berjalan mendekat sambil tersenyum dan memanggil nama Abby.
"Kalian," Abby menoleh.
"Hei Abby, selamat datang di pesta Tina. Kupikir kau tidak akan kemari." Kata salah satu gadis bergaun navy. Mereka lalu bergantian memberi pelukan kecil pada Abby. Sementara Abby sendiri bahkan tak tersenyum sedikit pun pada dua gadis jangkung itu. NC bisa menebak mereka pasti bukan teman baik.
"Kau tampak cantik."
"Terimakasih."
"Oh ya, apa dia humanoidmu?" Tanya gadis satunya sambil berpaling pada NC, dan NC segera menggores sedikit senyumnya.
"Ya, dia humanoidku. Namanya N..-"
"Adam." Sela NC. Ia memberi lirikan tajam pada Abby.
Abby tersenyum. "Ah! Ya. Namanya Adam. Aku lupa, maaf."
"Adam?"
"Ya namaku Adam, Adam Armstrong. Salam kenal." NC berjabat tangan dengan salah satu gadis-gadis itu. Tak menghiraukan wajah Abby yang sontak agak terkejut. 'Kenapa? Itu keren.'
"Nama yang bagus." Salah satu gadis melirik Abby. "Kau memberinya nama yang.. Sangat-bermakna. Tapi.."
"Tapi apa?"
"Tapi Tina bilang kau akan membeli pemuda kulit hitam yang lebih besar dan tegap dari Paul. Kenapa kau justru membawa humanoid kulit putih? Badannya juga.. maaf, tidak lebih gagah dari humanoid lain. Dia kurus."
Salah satu gadis lalu berbisik ke telinga Abby. "Apa kau tak punya dana? Setahun belakangan banyak perusahaan-perusahaan menjual beberapa produk yang lebih terjangkau ke pasaran. Tujuannya untuk membidik kalangan kelas bawah. Apa dia salah satunya?" Tanyanya.
Abby langsung menatap tajam gadis itu. Kata-katanya? Ia hampir melontarkan serentet umpatan ke wajah perempuan muda itu ketika tiba-tiba Tina, si Ratu pesta, mendadak berjalan mendekati mereka. Entahlah, gadis bergaun merah jambu bak putri-putri dongeng itu justru memandangi NC dengan pandangan-berbeda.
"Abby, dari mana kau membeli humanoid ini?" Tanyanya. Matanya seolah makin tak berkedip. Hebat! Abby yang tadinya ingin memberinya ucapan selamat ulang tahun berganti menyiapkan ucapan kasarnya jika gadis itu juga melontarkan ejekan seperti dua temannya.
"Kenapa? Kau mau mengolokku seperti mere..-"
"DIA SANGAT TAMPAN!" Kata Tina membelai wajah NC ketika ia berada cukup dekat.
"Apa kau bilang?"
"Kubilang dia sangat tampan. Humanoidmu sangat tampan."
Salah satu teman Tina mengguncang bahu gadis itu. "Tina, kau tidak apa-ap..-"
"Aku tidak apa-apa." Tina semakin cermat memperhatikan wajah NC. "Ya Tuhan, dia tak seperti humanoid lain. Lehernya kecil, tekstur kulitnya berpori, dan.. DIA JUGA MEMILIKI JERAWAT?!" Gadis itu menyentuh benjolan mungil di pipi NC. "God! Dia seperti manusia sungguhan! DIA MEMILIKI JERAWAT! LIHAT! ABBY, DI MANA KAU MEMBELINYA?! TIDAK ADA PERUSAHAAN YANG MELUNCURKAN PRODUK BERJERAWAT SEPERTI INI! DIA PASTI MAHAL SEKALI! DIA..-"
"DIA LIMITED EDITION." Sela Abby.
--
Ny. Morales mempersilahkan mereka duduk di kursi di mana serangkaian hidangan mewah telah bersiap di atas meja bulat tepat di hadapan mereka. Regina memilih kursi yang berada cukup dekat dengan balkon di mana ia bisa menjadikan pemandangan di bawah, pesta itu, sedikit hiburan jika ia bosan dengan perbincangan atau gosip-gosip apapun yang mereka bicarakan. Mungkin melihat keseruan anak-anak bermain dan berpesta akan sedikit lebih baik. Astaga, ia teringat dengan NC."Regina, selamat datang di acara putriku. Suatu kehormatan kau bisa hadir di sini." Sapa Ny. Morales sambil memberi isyarat pada salah seorang pelayannya untuk menuang anggur ke gelas Regina.
Regina hanya tersenyum. Tak berkomentar apapun sebelum salah satu dari mereka kemudian menyambung obrolan tersebut. "Oh ya, bagaimana kabar di Laboratorium? Kudengar terjadi suatu masalah di sana."
"Masalah?" Regina menoleh ke arah wanita agak tua yang duduk di sebelahnya itu.
"Ya, masalah. Aku mendengar desas-desus telah terjadi sesuatu di Laboratorium."
"Hmm, ya itu benar. Saat ini memang terjadi sedikit masalah di Laboratorium, kekacauan kecil. Tapi tidak apa-apa, bukan sesuatu yang serius. Kami sedang mencoba menyelesaikannya."
"Masalah apa?" Ny. Morales bertanya lembut, sedikit menyelidik.
Regina terdiam. Bagus, jadi ini maksud mereka mengundangnya kemari? Ia bahkan belum duduk selama semenit namun orang-orang itu sudah seakan menguliti apa yang sedang terjadi di Laboratorium?
Informasi apapun mengenai NC, memang masih di rahasiakan hingga saat ini. Meski orang-orang itu bisa dibilang kalangan yang memegang peranan cukup penting dalam eksperimen yang pernah Eden jalankan, tapi secuil pun berita tentang lahirnya bayi laki-laki delapan belas tahun lalu tetap harus dirahasiakan. Para tetua tak ingin terjadi sesuatu di luar perkiraan.
Regina mengangkat gelasnya. "Kurasa bukan saatnya kita membicarakan apapun tentang pekerjaan. Ini adalah pesta. Kita bisa mengesampingkan perbincangan serius seperti ini. Bagaimana?" Katanya sambil meneguk anggurnya.
Ny. Morales melempar pandang sejenak pada wanita-wanita lain, tampak tak puas dengan respon Regina. Namun ia segera menggores senyumannya menutupi ekspresinya itu. "Oh, yah. Kau benar. Maaf sudah membuatmu tak nyaman, Regina."
Tak lama ketika para wanita itu akhirnya beralih topik membicarakan hal lain yang lebih ringan, suasana mendadak berubah. Acara rupanya telah dimulai, dua humanoid wanita terdengar mulai mengisi acara itu dimulai dengan sapaan-sapaan khas mereka.
Regina berpaling sebentar ke area bawah. Acara itu sangat megah, ia tak bisa menebak berapa dana yang dihabiskan untuk pesta seperti ini. Namun, melihat anak-anak yang datang tampaknya bukan dari kalangan atas saja, Regina berani mengakui kalau Ny. Morales sebenarnya tak terlalu buruk. Ia tersenyum kecil, namun sontak menghapusnya ketika tiba-tiba perhatiannya tertuju pada salah satu humanoid yang berada di sana. Humanoid bersetelan serba putih yang berdiri tepat di sebelah seorang gadis muda.
"NC?!" Serunya sambil bangkit dari kursi.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
THE Y [COMPLETE]
Science FictionPara ilmuwan memprediksi bahwa kaum pria, akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun ke depan karena penyusutan kromosom Y. Tapi bagaimana jika ternyata hal itu terjadi kurang dari sepuluh tahun? *** Dua ratus tahun setelah tragedi pandemi virus Y...