Abby dan NC pergi ke gudang di mana Abby meletakkan humanoid kulit hitam yang ia temukan saat itu. Ia membuka pintu perlahan yang rupanya belum sempat ia tutup rapat apalagi kunci ketika ia mengejar NC tadi.
"Beruntung. Ibuku bisa marah jika mengetahui ini." Katanya sambil menutup kembali pintu tersebut ketika mereka sudah di dalam.
NC menghampiri humanoid kulit hitam yang masih dalam posisi duduk di sebuah kursi tua di sudut ruangan. Pemuda itu lalu mengangkatnya namun tak sengaja menjatuhkannya ke lantai hingga menimbulkan suara keras ketika ia hendak menelungkupkannya untuk memeriksa lebih detail.
Abby segera menghampiri dan memukul lengan NC. "Apa yang kau lakukan?! Dia bisa rusak!"
"Aku tak sengaja. Dia berat."
"Dasar lemah!" Abby mengusap-usap bekas benturan di bagian kepala humanoid itu.
Sementara NC hanya menghembuskan nafas kesal sebelum ia mulai ikut mengotak-atik robot berpakaian lusuh tersebut, membetulkan posisinya.
"Benar kau menemukannya di jalan tikus itu?" Tanyanya sambil mulai melepaskan jacket yang membungkus badan humanoid itu.
"Ya, aku menemukannya di sana. Di tempat tak jauh dari aku menemukanmu."
"Kau menculikku! Bukan menemukanku." Sela NC. "Lihat, kau bahkan memukul kepalaku sangat keras."
"Ew, maaf. Kupikir kau si tak berpemilik." Abby merengut sejenak sambil tak henti memperhatikan NC.
Tiba-tiba saja ia ingat kalau sebenarnya ia tak hanya memukul kepala pemuda itu. Tapi juga membuatnya terbentur beberapa kali ke tembok, lantai, atau pinggiran pintu saat ia kesusahan membawanya pulang saat itu. Abby merasa beruntung NC tak mengalami cedera parah di kepalanya saat mengetahui kalau ternyata NC juga manusia.
NC hening beberapa saat, memperhatikan lebih seksama humanoid di depannya.
"Cepat lakukan rencanamu. Kenapa diam?" Abby mengejutkannya. "Humanoid ini memiliki kepala yang masih bagus sama seperti kepalamu."
"Kau yakin dia dibuang?"
"Ya, dia dibuang. Kenapa? Kau ragu? Kita tidak ada pilihan lain."
"Aku tahu." NC lalu menarik sedikit pakaian yang menutup bahu kiri humanoid tersebut. "ADM1800."
"Sepertinya dia produksi dalam negeri."
"Dia diproduksi di Terea."
"Bagaimana kau tahu?"
NC menunjuk sebuah lambang kecil di bagian bawah kode tersebut. "Ini logo salah satu perusahaan di Terea. Sebuah perusahaan kecil yang tak banyak memproduksi humanoid. Kau tahu, perusahaan itu bahkan sudah hampir bangkrut."
"Bangkrut?"
"Mereka pernah tak sengaja meluncurkan produk gagal ke pasaran sepuluh tahun silam. Humanoid yang entah mengapa membunuh pemiliknya dengan tragis. Sejak saat itu penjualan mereka terus turun dari tahun ke tahun. Dan sekarang mereka benar-benar di ambang kehancuran."
Abby memandangi sebentar NC dengan heran. "Wow, aku tak menyangka kau tahu banyak tentang humanoid."
"Beberapa rekan Regina adalah orang-orang yang berkecimpung di dunia robotik. Mereka suka menceritakan tentang pekerjaan mereka padaku jika sedang ditugaskan di Laboratorium. Mereka juga yang menghadiahiku robot paling canggih dari semua robot yang diproduksi di Ed..-" NC mendadak terdiam saat teringat tentang AndroG03 miliknya.
"Kau juga punya humanoid?" Tanya Abby.
"Ya, tapi humanoid sialan." Pemuda itu mengalihkan fokus mereka kembali pada benda yang Abby temukan itu. Ia merobek pakaian compang-camping itu dan memeriksa bagian punggungnya. "Kita harus mengaktifkan kembali chipnya. Agar datanya bisa terakses di dokumen pemerintah." NC mulai sibuk membuka beberapa mur yang ada di sana. Tak sulit, membuat niatnya untuk memakai identitas robot itu sebagai penyamaran semakin kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE Y [COMPLETE]
Science FictionPara ilmuwan memprediksi bahwa kaum pria, akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun ke depan karena penyusutan kromosom Y. Tapi bagaimana jika ternyata hal itu terjadi kurang dari sepuluh tahun? *** Dua ratus tahun setelah tragedi pandemi virus Y...