Halo readers, boleh curhat sebentar ngga? jujur saya berasa seperti provokator TANPA OTAK waktu menulis chap ini. 😅.. Untuk kaum Adam yang membaca jangan terlalu di ambil hati ya, ini hanya bagian cerita fiksi saya saja, tidak ada maksud untuk menyudutkan pihak manapun, sungguh.🤗 MOHON MAAF bila ada kata2 yg kurang berkenan.
Happy reading..
~•~•~•~•~•~•~••~•~•~•~•~•~•~•
Mereka akhirnya selesai memutar ulang sebuah tayangan di tempat itu. Tayangan berdurasi beberapa menit yang mengandung unsur kental mengenai kesetaraan gender antara pria dan wanita di suatu daerah, di mana membuat lebih dari dua ribu orang yang menonton di sana sedikit merasa terganggu dengan setiap guliran video-video tersebut.
Nora, si ketua dari golongan itu yang sedari tadi duduk di tempatnya selama tayangan berlangsung, kini bangkit dan berjalan menghampiri podium. Wanita kurus dengan keriput yang hampir merajalela di setiap sudut wajahnya itu lalu memandang sebentar ribuan orang yang langsung memberikan sambutan tepuk tangan meriah padanya. "Bagaimana ladies?" Ujarnya sambil tersenyum. Suaranya seketika mendominasi gedung tua berkapasitas lebih dari lima ribu orang itu.
"Bagaimana pendapat kalian mengenai tayangan yang baru saja kalian saksikkan? Tayangan yang di ambil di awal tahun seribu sembilan ratusan dari suatu negara berpenduduk lebih dari lima ratus juta jiwa pada jaman itu."
Beberapa orang yang hadir di sana saling berbisik satu dengan yang lain. Sementara Nora hanya melayangkan pandang ke seluruh audiens nya tersebut, mereka semua mengingatkannya pada murid-murid wanita yang mulai memiliki pendapat sendiri namun ragu mengutarakannya secara langsung.
"Oke, aku yakin kita memiliki pemikiran yang sama." Ujar Nora memotong kasak-kusuk para penontonnya itu. Wanita berpakaian serba merah itu kemudian berjalan lebih dekat ke tepi panggung. "Hmmm.. Bagaimana aku harus memulai ini, aku tidak tahu apa kata yang tepat untuk penilaianku terhadap sikap mereka, sikap para lelaki, saat mereka masih hidup berdampingan dengan kita."
Ia tersenyum. "Dari tayangan tadi, kalian dapat melihat sendiri, apa yang terjadi jika mereka hadir kembali ke dunia ini. Mereka, pria, akan lebih mendominasi apapun, menguasai semuanya dibanding kaum kita wanita, mereka akan memegang peranan penting mengendalikan segala sektor dari kehidupan masyarakat. Dan mereka.. Selalu memandang kita hanya sebagai, pendamping yang tak memiliki kemampuan sekompeten mereka."
Nora terdiam sebentar, matanya menelisik ke beberapa penonton yang berada paling dekat dengannya. "Untuk itu, apakah salah jika kita memiliki ide sendiri mengenai mereka? Apakah salah jika kita, Red Hawk, hanya menginginkan masa depan yang indah, tanpa adanya mereka?" Nora terdiam seakan menanti jawaban langsung dari penontonnya. Dan serentak ia segera mendapat jawaban yang ia inginkan.
"Tidak."
"Ya, tidak salahkan? Kalian baru saja melihat bagaimana pola kehidupan yang terjadi saat pria masih ada. Memang, seiring perkembangan jaman, wanita hampir memiliki kedudukan yang sama dengan pria. Tapi coba telisik kembali hari-hari saat perbedaan gender masih sangat kental, saat yang mungkin bisa terulang kembali pada kita jika pemerintah berhasil membuat para pria terlahir kembali. Hampir semua tradisi di seluruh penjuru negeri menganggap mereka, pria, adalah yang paling utama dan lebih berkuasa. Mereka berada di atas kaum kita. Bahkan yang paling buruk, ada pula tradisi khusus yang membolehkan membunuh anak-anak perempuan mereka, namun justru menganggap anak laki-laki mereka seperti permata." Nora menghembuskan nafas panjang.
"Oke, meski tradisi-tradisi itu lambat laun ditinggalkan, namun bagaimana dengan jaman di mana para wanita mengaku telah mendapatkan emansipasinya? Sebenarnya, masih tak berbeda jauh. Pekerjaan-pekerjaan besar, akan lebih menyediakan kesempatan pada mereka ketimbang kita para wanita, kursi-kursi kepemimpinan lebih memilih dan mempercayakan mereka ketimbang kita." Nora semakin menggebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE Y [COMPLETE]
Science FictionPara ilmuwan memprediksi bahwa kaum pria, akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun ke depan karena penyusutan kromosom Y. Tapi bagaimana jika ternyata hal itu terjadi kurang dari sepuluh tahun? *** Dua ratus tahun setelah tragedi pandemi virus Y...