44 WANT TO BE MINE?

760 152 9
                                    

Red membaringkan tubuh Skylar di lantai yang hanya berlapis matras tipis. Ia memeriksa luka-luka akibat kebrutalannya di sekujur tubuh tersebut. Ada banyak memar di lengan, perut, bahkan di wajah, beberapanya terlihat lumayan parah.

Red terdiam sejenak, ia tak menyangka ia bisa sejauh ini melukai si pujaan hati ketika remaja itu membela diri saat ia menyeretnya untuk ikut. Mereka sempat berkelahi sebagai sesama anak laki-laki, namun Red-lah yang memenangkan pertarungan.

"Maafkan aku. Aku hanya, terlalu menginginkanmu." Red mengusap rambut Skylar yang langsung Skylar tepis. "Kenapa Sky? Kau tetap tak mau menerimaku? Dengar, aku bisa lakukan apapun yang kau inginkan. Aku akan berikan semua yang kau mau, aku akan membuatmu bahagia. Jadi tolong, tolong terima aku, ya? Jadilah milikku."

"Yang kumau cuma kau melepaskanku, paham?" Skylar berusaha berbicara, suaranya kecil, menahan bilur yang sudah dibuat Red di badannya.

"Lepaskan? Tidak-tidak. Kau harus jadi milikku dulu. Kita berpacaran, oke?" Red mendekat, kali ini ia berusaha mendapatkan ciuman di bibir Skylar. Tingkahnya sangat berbeda dari pertemuan sebelumnya. Dan jujur, sebagai laki-laki, itu membuat Skylar jijik.

Sekuat tenaga Skylar mendorongnya kembali, ingin meninjunya jika perlu. Namun penolakan itu membuat Red sekali lagi merasa sangat geram.

"Sky! Ayolah, terima aku seperti kau menerima gadis itu?! Oh, kau tak ingin menerimaku apa karena sekarang aku adalah anak laki-laki? Kau tak mungkin menyukai anak laki-laki karena kau sendiri adalah laki-laki. Apa itu masalahnya?" Red bisa melihat Skylar terkejut dengan ucapannya. "Tidak apa-apa. Aku mendengar semua perbincanganmu dengan gadis yang menciummu tadi. Jadi bagaimana? Bagaimana kalau aku yang berperan sebagai anak perempuan? Aku bisa jadi gadis yang lebih cantik dari gadis yang bersamamu itu. Kau pasti suka."

Red berkonsentrasi dengan dirinya, ia memandang Skylar bukan lagi sebagai anak perempuan sekarang, namun laki-laki. Berusaha memicu gonosome-nya yang telah bermutasi untuk mengubah gejolak tubuh hingga perlahan, ia pun mulai terlihat berbeda.

"Bagaimana? Apa aku sudah terlihat sebagai anak perempuan? Aku bisa merasakannya." Ujar Red. Suaranya terdengar tinggi bak suara wanita.

Skylar tak dapat berkata apa-apa. Red benar-benar berubah, postur tubuhnya, struktur wajahnya, segala yang ada padanya tak sama lagi. Androgini tidak seperti itu. Ia menyesal ia tak terlalu memperhatikan saat pertemuan pertama mereka di danau malam itu.

"Jangan heran, sama sepertimu yang sebenarnya bukan anak perempuan, aku pun sebenarnya juga bukan androgini, gadis androgini. Aku jenis manusia baru yang tak memiliki gender khusus, begitu kata Nora. Aku bisa jadi laki-laki atau perempuan-tulen, tak ada yang lebih spesial dari dua gender itu untukku, semuanya sama. Terserah yang mana yang kau inginkan." Red terkikik seperti wanita.

Skylar menggeser diri menjauh. Rasanya ia baru saja melihat sesuatu yang menakutkan.

Namun Red mendekat lagi, duduk di atas perut Skylar. Tingkah kasarnya untuk sesaat membuat Skylar memekik, luka di perutnya terasa kian menjadi.

"Sstttt.." Red membungkam mulut Skylar dengan kedua tangan. Rambutnya yang panjang jatuh di antara wajah mereka. "Jangan berisik, jika Nora tahu aku membawa seorang laki-laki sungguhan di sini, dia akan membunuh laki-laki itu. Nora sangat membenci laki-laki." Bisik Red. Anak itu mengangkat satu tangannya untuk mengusap perlahan pipi Skylar di mana terdapat bilur. "Sekedar kau tahu, kau ada di tempat Nora sekarang, si ketua Red Hawk." Sekali lagi, Red langsung menangkap sinyal terkejut dari mata Skylar. Namun itu justru terlihat sangat manis bagi Red. "Jangan khawatir, kau aman jika bersamaku. Aku akan melindungimu dari Nora. Aku akan membuat dia memberi tiket untukmu hidup selagi ia justru membunuh anak laki-laki lain yang berhasil bertahan dari virus Y, Nicholas? Kau mau berburu dengan kami?" Red mengangkat tangannya dari mulut Skylar, membiarkan anak itu untuk berbicara.

"Kau ingin aku bergabung dengan Red Hawk?"

"Kami akan membuatmu sangat spesial. Bagaimana?"

"Lebih baik aku merobek wajahmu ketimbang harus membunuh kakakku." Ujar Skylar acuh.

Belum sempat Red membuka mulut menanggapi pernyataan pedas tersebut, beberapa orang tiba-tiba memasuki ruangan.

"Nora?!" Red sontak menarik diri dari Skylar.

"Red, apa yang kau lakukan?" Nora mendekatinya, ia tampak tidak dalam kondisi hati yang baik. "Beberapa petugas yang berjaga tak sengaja melihatmu masuk bersama seorang gadis."

"Nora, itu..-"

"Ya ampun, apa dia yang mereka maksud?" Mata tua Nora tak sengaja mendapati Skylar. "Siapa dia Red?! Berani-beraninya kau membawa orang asing ke tempat ini?!"

"Nora, bisakah kita berbicara di tempat lain?" Red berdiri.

Nora memandang Red makin tak senang. "Jadi ini yang membuatmu selalu bolos mengikuti rapat kita? Kau bersenang-senang di luar sana dengan.." Nora sekali lagi berpaling pada Skylar. Bersenang-senang? Tidak, anak yang Red bawa itu terluka, dan ia juga tak sengaja mendapati beberapa memar ringan di wajah Red, mereka pasti habis berkelahi. "Kau harus membunuhnya Red."

"Apa?"

"Kau harus bunuh dia. Aku bisa tebak dia pasti bukan anggota kita. Dia orang awamkan? Seluruh pengikut tahu benar siapa kau, mereka takkan berani macam-macam padamu atau mereka akan berurusan denganku, apalagi sampai berkelahi hingga seperti ini." Nora merogoh sakunya, mengeluarkan sesuatu dari sana dan menyodorkannya pada Red.

Itu adalah laser pemotong yang biasanya banyak wanita tua bawa sebagai perlindungan, hampir mirip seperti pisau lipat.

Red berpaling sebentar pada Skylar. Apa ia benar-benar harus-membunuh seseorang yang ia suka? Atau justru memberinya kesempatan lagi? Kesempatan dengan sedikit sentuhan yang lebih ekstrem mungkin. Siapa tahu itu bisa membuat pikirannya, tidak, hatinya untuk lebih terbuka. Lalu, bagaimana dengan perintah Nora? Dengan wanita tua itu? Ya, mungkin dia juga boleh menonton sedikit. Karena jika Skylar tetap kokoh dengan pendiriannya setelah apa yang akan ia lakukan nanti, itu justru akan menguntungkan Red bila Nora menyaksikkannya. Memang siapa yang tak suka dengan putra Eden, putra kedua Eden.

"Terimakasih." Red menerima laser pemotong tersebut. "Tapi aku tidak tahu apakah kita harus melakukannya secepat ini Nora. Apa boleh aku bermain-main dulu dengannya? Bermain di tempat perkumpulan distrik satu?"

-

THE Y [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang