19 THE TERRORIST

1.3K 250 17
                                    

NC terjatuh dan ambruk ke lantai dengan keras. Tubuhnya tak sengaja mendorong beberapa humanoid yang berada paling dekat dengannya, dan humanoid-humanoid yang terdorong itu tak sengaja mendorong lagi beberapa humanoid lain atau bahkan gadis-gadis di sekitarnya, hingga mereka terlihat seperti pin boling.

Abby hampir melangkah mendekati mereka ketika tiba-tiba Tina menghentikan penampilannya dan berseru keras akan apa yang terjadi hingga memekakkan telinga semua orang di sana. Gadis itu tampak sangat emosi akan suasana yang mendadak berubah.

NC bangkit berdiri, memandang ke tempat di mana ia bertemu dengan Regina tadi, namun wanita itu sudah menghilang entah ke mana. 'Gawat.'

"Ada masalah denganmu bung?!" Salah satu humanoid kulit putih tiba-tiba menghampiri NC dan menarik kerah baju bocah itu, humanoid berperawakan besar. "Kau membuat pacarku jatuh, lihat!"

"M-maaf." NC mencoba menenangkan. Namun tetap saja pikirannya terus melayang pada Regina. Ke mana wanita itu?

Abby tiba di tempat mereka, membantu NC menyelesaikan masalahnya, namun tiba-tiba pasukan khusus pemerintahan dengan persenjataannya memasuki pintu-pintu di hall itu. Seketika mengalihkan perhatian semua orang yang ada di sana.

"Ada apa ini?" Humanoid yang tadi mencengkram baju NC melepaskan NC dan segera beranjak pada gadisnya, melindunginya.

Abby menoleh ke arah NC. "Sebenarnya apa yang terjadi?"

"Regina. Dia ada di sini dan menemukanku."

"Regina?"

"Ya, wanita yang sama jeleknya denganmu itu, yang mengurungku di Laboratorium, dia di sini. Tampaknya dia ingin berpesta seperti gadis tujuh belas tahun lagi." NC berpaling ke pasukan rahasia pemerintahan yang jelas adalah suruhan Regina. Mereka mulai memposisikan diri mengepung tempat tersebut sembari terus bersiaga. Seolah seperti hendak menangkap teroris atau kepala gengster, atau bahkan membobol markas gembong narkoba terbesar di negara itu. "Ya Tuhan, aku hanya laki-laki biasa yang tak berdosa."

"Sekarang apa yang harus kita lakukan?" Tanya Abby panik.

NC memandang ke sudut-sudut lain tempat itu. Kemudian menarik tangan Abby pergi beranjak dari sana, menyusup ke kerumunan anak-anak yang masih bingung dan kaget akan kehadiran para pasukan yang makin menjadi. Menuju ke bagian belakang hall, NC dan Abby berharap menemukan pintu keluar di sana, dan beruntungnya NC segera melihat satu-satunya akses tersebut. Mereka pun melangkah secepatnya ke sana sebelum beberapa petugas tiba dan memblokir pintu itu juga.

Semenit kemudian, dua remaja tersebut akhirnya berhasil keluar dari hall, namun tetap masih berada dalam gedung itu. Dengan tetap menggandeng tangan Abby, NC tak berhenti berjalan ke sana kemari, mencari di mana pintu terminal teleportation berada agar mereka bisa pergi secepatnya.

"Sepertinya kita harus turun ke lantai bawah. Tidak semua gedung memiliki terminal T di setiap lantainya." Abby giliran menarik tangan NC menuju elevator. Namun, baru selangkah bergerak, mereka dikejutkan oleh seseorang yang mendadak muncul dari suatu ruangan tak jauh dari sana, seorang-gadis bertudung hitam.

"Kau?" Abby sedikit mengenalinya.

"Kalian akan terlacak jika melewati elevator atau terminal T. Ikuti saja instruksiku." Skylar melempar sesuatu pada NC dan Abby.

--

Regina tak bisa melihat sama sekali ke mana NC melarikan diri darinya. Namun ia segera menemukan jejaknya saat pemuda itu cukup hebat membuat kekacauan di tengah-tengah kerumunan. Regina mencoba tenang, ia telah menghubungi orang-orangnya untuk segera mendatangi gedung itu. Jelas ia tak mungkin bisa menyeret NC kembali ke Laboratorium sendirian, ia tahu benar bagaimana tingkah atau sepak terjang bocah itu. Bahkan jika ia mengirim satu atau dua petugas saja, ini akan sangat merepotkan.

Namun, mendatangkan para pasukan khusus dengan jumlah yang lumayan besar hanya untuk ini juga sebenarnya mengundang masalah dengan keluarga Morales. Tapi apa boleh buat, di pikiran Regina saat ini hanya ada NC yang pulang bersamanya ketimbang menjaga status keluarga terpandang tersebut.

Tak lama, wanita itu tiba-tiba mendapat laporan dari salah satu orangnya kalau mereka tak menemukan NC di sana. Regina memerintahkan mereka segera memeriksa area di luar hall, kemudian ia mencoba menghubungi kepala pimpinan di tempat itu untuk bekerja sama menutup semua akses jalan keluar di gedung tersebut.

"Regina, apa yang terjadi?" Ny. Morales menghampirinya dengan tampak kesal. Teman-temannya yang lain mengikutinya dari belakang sambil berkasak-kusuk memandangi Regina.

Ya, yang ia tahu, sebelumnya ada sebuah humanoid pria di bawah sana yang mengacau dengan berlarian membelah kerumunan, lalu tersandung dan jatuh hingga membuat beberapa anak di dekatnya ikut terjatuh juga. Ia tahu jelas bagaimana rupa humanoid itu, namun ia tak tahu milik siapa. Lalu, para petugas mendadak datang dan mengepung tempat ini atas perintah Regina? Ya ampun, ia sama sekali tak mengerti.

"Tolong jelaskan dengan detail Regina. Ada apa ini?"

"Maafkan aku, aku akan memberi tahu anda jika ini selesai." Regina beranjak dari sana, namun Ny. Morales menahan lengannya.

"Kau telah mengacaukan pesta putriku, ini bukan hal remeh. Aku harus mengetahuinya-sekarang kenapa kau lakukan ini, REGINA."

Regina menahan emosinya. "Seseorang, yang berbahaya, telah menyusup ke pesta putrimu. Aku sedang mencoba menghentikannya." Jawabnya sedikit merasa geli.

"Apa kau bilang? Seseorang yang berbahaya?"

"TERORIS?!" Salah satu wanita agak tua yang berdiri di belakang Ny. Morales menyahut sebelum tiba-tiba pingsan karena terkejut.

"Teroris?"

"Ehm.. Ya, ya orang-orang semacam itu." Regina tak tahu lagi harus mengatakan apa.

"Bagaimana kau tahu? Kau bukan..-"

"Aku mengenal betul orang ini."

"Kau mengenal betul para teroris?" Ny. Morales semakin serius.

"Maksudku, beberapa temanku adalah polisi, aku mengetahuinya lewat mereka. Kami sering bertukar cerita mengenai pekerjaan kami masing-masing, termasuk.. Tentang tindak terorisme beserta para pelaku yang bahkan saat ini masih masuk dalam daftar pencarian."

"Ini mustahil Regina!" Seru Ny. Morales.

"Apanya yang mustahil?" Ujar Regina. Astaga ia teringat akan NC lagi. Ya, tak ada yang mustahil memang, bahkan untuk kelahiran anak laki-laki seperti NC di dunia. "Apapun bisa terjadi. Kalian memang memiliki tim keamanan yang cukup bisa diandalkan. Tapi itu bukan jaminan untuk berhasil menghentikan SEEKOR TIKUS YANG MASUK MELALUI LUBANG ANGIN." Tegas Regina lebih tajam. "Sekarang, tolong anda lepaskan tanganku." Ia menarik lengannya untuk segera beranjak pergi dari sana.

Belum lama wanita itu menghilang dalam kerumunan, seorang gadis tiba-tiba menghampiri Ny. Morales.

"Ibu, ada apa ini?" Tina tampak sangat geram. Paul berjalan di samping gadis itu sambil sesekali mencoba menenangkannya.

Ny. Morales memeluk Tina sambil mengusap-usap lembut punggung putrinya tersebut. "Oh, putriku yang malang."

"Ibu! Katakan padaku apa yang terjadi?!" Tina mencoba melepaskan diri. Ia hampir meluapkan emosinya namun segera mengurungkan niat itu karena beberapa orang sesekali memperhatikannya. "Ayo katakan bu, kenapa tiba-tiba mereka mengepung tempat ini?!" Bisiknya pelan.

Ny. Morales memandanginya sejenak sebelum membungkuk untuk balik berbisik. "Temanku baru saja bilang, ada teroris menyusup ke pestamu ini sayang."

"APA?! TEROR..-"

"Sssttt..." Ny. Morales membungkam mulut anaknya. "Pelankan suaramu. Teman-temanmu bisa panik."

"Ibu, kau yakin dengan yang kau ucapkan?" Lanjut Tina.

"Ya, setidaknya itu alasan yang kudengar kenapa mereka datang ke sini. Mereka ingin mengamankan pelaku teror itu sebelum dia melancarkan aksinya. Pelaku teror yang kulihat menyamar menjadi salah satu humanoid temanmu."

"Humanoid?"

"Benar, humanoid. Sebuah pemuda bersetelan putih yang tadi terjatuh di sana. Kau sempat melihatnya? Aku yakin sekali pasti dia terorisnya."[]

-

THE Y [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang