Perlahan NC mulai membuka kedua matanya. Kepalanya masih terasa begitu pusing, dan tubuhnya sangat linu seolah seseorang baru saja menyeret, atau memindah-mindahkannya dari satu tempat ke tempat lain dengan kasar.
Sedikit merintih, ia bangun dan mencoba keras menjernihkan isi kepalanya. Sebuah ruangan tak lebih dari tujuh meter persegi ia dapati dengan perabot-perabot usang yang tak tertata rapi di setiap sudut-sudutnya.
'Gudang?'
Pemuda itu tak tahu apa yang terjadi setelah seseorang memukul kepalanya keras di jalanan tadi. Ia tak sadarkan diri dan terbangun di tempat seperti ini?
'Shit!!'
NC segera turun dari sebuah meja besar yang mirip dengan bekas meja makan di mana ia dibaringkan. Bocah itu menghampiri sebuah pintu dari ruangan itu. Namun baru selangkah ia berjalan, matanya tiba-tiba menangkap sesuatu. Sebuah pemuda kulit hitam, duduk di kursi tak jauh dari pintu dengan mata terpejam. Bentuk fisiknya memang masih sempurna, namun pakaian dan kulitnya begitu lusuh. Bahkan terdapat robekkan di sana-sini pada celana dan jacket yang dikenakannya.
'Apa-apaan?'
Ia tak bisa lagi menebak apa yang terjadi. Yang jelas ini bukan rencana awalnya dan Lanee setelah keluar dari Laboratorium.
Belum sempat ia meraih angsel pintu, benda tersebut mendadak terbuka. Seorang gadis berpakaian serba merah dengan rambut hitamnya memasuki tempat itu sembari membawa beberapa perkakas.
"Kau?"
Abby sangat terkejut melihat pemuda yang ia bawa pulang paksa itu tiba-tiba tersadar, begitu pula dengan NC. Lelaki itu tak tahu siapa wanita muda di hadapannya sekarang. Jelas ia bukan anggota di Laboratorium, ia ingat Regina tak memiliki pekerja-pekerja seperti itu, lagi pula sepertinya ia masih duduk di bangku sekolah.
"Siapa kau?!" NC mundur beberapa langkah ketika Abby cepat-cepat mengeluarkan salah satu perkakas dari box. Sebuah batangan logam berukuran sekitar dua puluh lima centimeter yang biasa digunakan untuk memotong silicon dari humanoid-humanoid dengan sinar leser yang keluar di ujungnya.
"Kenapa kau terbangun?! Diam di tempatmu!" Seru Abby sambil mengaktifkan benda yang dipegangnya itu dan mengacungkannya pada NC.
NC semakin cepat menghindari gadis itu hingga pinggangnya tak sengaja menabrak bekas meja makan di mana ia dibaringkan tadi. "Woo.. hati-hati! Kau bisa melukaiku."
"Melukai? Aku memang akan membelah kulitmu, mengambil mesin dalam tubuhmu."
"Apa?!"
"Astaga sepertinya kau sedikit rusak."
"Rusak?!"
"Ya, rusak. Kau panik, dan.. bagaimana kau bisa terbangun padahal aku tidak mengaktifkanmu?! Bodoh! Sekarang aku harus memperbaiki komponenmu juga!"
"Aku tidak rusak, aku bukan humanoid!"
"Bukan humanoid?!" Abby mengulangi pernyataan NC.
"Ya, ya aku bukan Humanoid!"
"Kalau kau bukan humanoid, lalu kenapa kau memiliki kode di bahumu, NC0012?" Tanya Abby.
Seketika NC teringat akan tanda yang selalu diberikan di tubuhnya. "Ah, itu..-"
"Itu karena kau memang humanoid!"
"Aku bukan humanoid!" Kelak pemuda itu sekali lagi sambil hampir memutari meja menghindar dari Abby yang terus melangkah mendekatinya dengan senjata berbahayanya. "Dengar, aku bukan robot-pria. Aku manusia, laki-laki, manusia sungguhan. Percayalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE Y [COMPLETE]
Science FictionPara ilmuwan memprediksi bahwa kaum pria, akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun ke depan karena penyusutan kromosom Y. Tapi bagaimana jika ternyata hal itu terjadi kurang dari sepuluh tahun? *** Dua ratus tahun setelah tragedi pandemi virus Y...