Pagi itu, Abby mendadak dibuat tak nyaman dengan aroma aneh yang melingkupi penciumannya. Masih dengan mata yang tertutup dan kesadaran dari tidurnya yang belum sepenuhnya kembali, gadis yang tadinya begitu nyenyak itu mulai membuka mata perlahan ketika sinar mentari juga telah menyorot wajahnya lewat jendela dan menerangi kamarnya, membuat objek yang menjadi asal bau aneh itu terlihat jelas tepat di depan kedua matanya.
"Ya Tuhan! Kau!" Gadis itu mengoyak telapak kaki NC menyingkir dari wajahnya. Hebat, ulah NC jika sedang tidur ternyata sulit dipercaya.
NC seketika terbangun, ia terkejut dengan tindakan Abby. "A.. Ada apa?"
"Kau! Bagaimana bisa kau meletakkan kakimu di atas wajahku?!"
"Aku, aku menginjakmu?" NC bangun dan terduduk di tempatnya namun dengan mata yang tak sepenuhnya terbuka.
"Ya!"
"Aku tidur, terbaring di tempat tidur. Aku tidak menginjakmu. Kau pasti bermimpi."
"Memang tidak sepenuhnya menginjak, tapi kau benar-benar meletakkan kakimu di wajahku. KAKI BAUMU ITU!"
"Sssttt.. Jangan berteriak, kembalilah tidur, besok kau harus menghadiri pesta temanmu." NC kembali merebahkan diri, melanjutkan tidurnya, meraih salah satu boneka Abby yang tergeletak di sudut ranjang dan memeluknya seperti bocah lima tahun.
Tak berkomentar apa-apa, Abby yang darahnya seakan mendidih lalu menarik NC beranjak dari ranjangnya, membantingnya ke lantai jika perlu. Gadis itu meraih celana NC, menggenggamnya erat dan menariknya sangat kuat, namun bukannya seluruh badan NC yang tertarik, tapi hanya celana itu saja yang merosot.
"WOW! APA YANG KAU LAKUKAN?!" NC seketika tersadar dan segera menahan garis celananya yang kini hampir sejauh lutut. "Kau! Kau mau mengambil kesempatan dariku?! Bergairah melihatku tidur?!"
"Astaga! kau tidak memakai celana dalam?!" Abby segera berpaling ke arah tembok menyaksikan kekonyolannya.
Belum sempat NC menjawab dan membetulkan celananya dengan benar, pintu kamar Abby tiba-tiba terbuka.
"Abby bangun! Kau bilang akan menghadiri..-" Claire terdiam saat itu juga ketika matanya menangkap pemandangan menakjubkan dari kamar putrinya. "Ouw.. Ya-Tuhan."
--
Hari itu cuaca tampak lebih cerah ketimbang biasanya, Claire menyuruh Abby pergi ke kamarnya untuk membicarakan apa yang ia lihat sekaligus membantu mendandani penampilan putrinya itu untuk pesta yang akan anak-anaknya hadiri.
Hampir satu jam wanita itu memainkan beberapa peralatan kecantikan ke wajah Abby. "Kau tampak lebih cantik dengan warna ini." Ujarnya memoles lipstik merah jambu ke permukaan bibir putrinya.
"Kenapa kita tidak memakai masker kecantikan saja. Lebih praktis dan mudah."
"Diam kau." Claire sesekali melirik wajah Abby yang terpantul di cermin meja rias yang ada di belakangnya. "Oh ya, mengenai humanoidmu, ibu akan merampasnya jika kau melakukan-itu lagi."
"Melakukan itu?"
"Di kamarmu tadi, kau dan pemuda baru itu melaku..-"
"Ya ampun bu, bukankah aku sudah mengatakannya beberapa kali? Kami tidak melakukan apa-apa."
"Aku melihatnya sendiri. Jangan menyangkal."
"Ibu salah paham."
"Salah paham? Dia melepas celananya di depanmu dan kalian..-"
"Dia tidak melepasnya. Aku yang melepaskannya."
"Kau yang melepaskannya?" Claire berhenti dari aktivitasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE Y [COMPLETE]
Fiksi IlmiahPara ilmuwan memprediksi bahwa kaum pria, akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun ke depan karena penyusutan kromosom Y. Tapi bagaimana jika ternyata hal itu terjadi kurang dari sepuluh tahun? *** Dua ratus tahun setelah tragedi pandemi virus Y...