...
Skylar akhirnya selesai dengan pekerjaannya, ia mencuci tangan sebelum pergi menuju kamarnya menyusul Abby dan NC yang sedang beristirahat.
Hampir menginjak anak tangga pertamanya, Skylar mendadak berhenti ketika udara terasa lebih dingin dari ruangan depan. Ia menoleh dan mengetahui ternyata pintu depan terbuka sedikit sehingga angin malam menerobos melalui celahnya.
Remaja itu kemudian menjentikkan jari, memerintahkan sistem yang terhubung untuk menutup dan mengunci pintu tersebut. Seketika pintu pun tertutup dan titik sinyal kemerahan di sudut tepinya menyala yang menandakan pintu telah terkunci.
Skylar tak percaya betapa kalutnya Erika hari ini hingga mengunci pintu pun terlupakan. Padahal nasehat lama itu sering sekali terujar dari mulutnya sendiri.
Anak itu kemudian kembali menaiki tangga, menghampiri kamarnya dan membuka pintu. Tak mendengar kebisingan apapun dari Abby dan NC, Skylar bisa pastikan mereka telah terlelap sekarang, atau mungkin saling hening karena mengetahui ibunya telah pulang.
Skylar lalu mengatur cahaya lampu sembari menutup kembali pintu di belakangnya dengan perlahan. Dan setelah pencahayaan ia rasa sesuai, pandangannya langsung tertuju pada Abby yang memang benar telah terlelap di atas ranjang. Gadis itu tidur dengan masih mengenakan gaun pestanya dan riasan yang belum benar-benar ia bersihkan. Pemandangan Abby mencolok sekali bak putri dongeng ratusan tahun silam, namun untuk NC, Skylar tak mendapati pemuda itu di sana.
Skylar menoleh ke arah toilet kamarnya, namun ruangan itu cukup senyap untuk setidaknya ada orang, lampu pun masih dalam keadaan mati.
"Ada apa Sky?" Tanya Abby tiba-tiba terbangun, gadis itu mengangkat punggungnya dan duduk di sisi ranjang sambil menguap, merenggangkan otot-ototnya.
"Nicholas, kau tahu di mana dia?"
"Bukankah tadi dia bersamamu?"
"Bersamaku?"
"Tadi dia turun dan ingin membantumu membersihkan meja makan. Dia bilang dia tak tega meninggalkanmu membereskan semuanya sendirian. Maafkan aku Sky, setelah perutku terisi aku jadi mengantuk berat." Abby ambruk kembali ke ranjang.
Skylar berpikir sejenak, ia baru saja dari dapur, tapi NC tak di sana, ia sadar tak ada siapa pun bahkan setelah Erika pergi ke kamarnya. Tak mengatakan apapun Skylar segera beranjak meninggalkan ruangan itu kembali ke lantai bawah saat seluet ingatan muncul di kepalanya. Pintunya? Ia menuruni tangga, memastikan tebakan buruknya tak terjadi.
NC, apa yang sedang ia lakukan? Kenapa ia keluar tanpa memberi tahu? Situasinya masih tak menjanjikan untuk setidaknya ia berdiri di teras mencari udara segar. Remaja itu makin dibuat gelisah ketika ia rupanya tak melihat kakaknya tersebut di balkon depan, bahkan tidak di mana pun di rumahnya.
-
'...Mati.. Semuanya pasti lebih mudah jika seandainya dia, NC0012, MATI SAJA SAAT ITU, MATI SEPERTI ANAK LAKI-LAKI LAINNYA!'
NC terus berjalan menapaki trotoar di kompleks pemukiman itu. Langkahnya terasa ringan dan ringan setiap kali hatinya bergejolak makin kuat.
'Mati,' Ia tak bisa menyingkirkan kata itu dari pikirannya. Erika, kenapa ia menginginkannya mati? Sungguh ia sudah lama mengharapkan itu? Tidak, pasti tidak benar. Dulu Erika sangat baik. Sikapnya sangat berbeda dengan saat mereka berbicara melalui panggilan video dan hologram ketika ia masih di Laboratorium.
'...Kau satu-satunya harapan kami. Tak ingin berhubungan dengan semua hal yang menjadi tanggung jawabmu sama dengan kau mematahkan harapan kami.' NC tiba-tiba teringat dengan kalimat Lanee sesaat sebelum ia keluar dari Laboratorium.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE Y [COMPLETE]
Science FictionPara ilmuwan memprediksi bahwa kaum pria, akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun ke depan karena penyusutan kromosom Y. Tapi bagaimana jika ternyata hal itu terjadi kurang dari sepuluh tahun? *** Dua ratus tahun setelah tragedi pandemi virus Y...