Hampir satu jam Erika Holm, wanita tengah baya itu membenahi kamera robotiknya. Sebuah kamera pengintai berbentuk kucing yang biasanya masyarakat gunakan untuk menjaga rumah mereka, mengawasi setiap isi rumah dan aktifitas orang-orang di rumah itu. Terkadang mereka juga menggunakannya sebagai pengintai akses dana mereka dari tindak kriminal yang marak terjadi beberapa tahun terakhir. Mulai dari pengacauan sistem atau apapun.
Tak lama ketika wanita berambut cokelat gelap tersebut hampir menyelesaikan pekerjaannya, menyambung rangkaian komponen dalam benda itu, tiba-tiba terdengar suara pintu luar terbuka. Wanita paruh baya itu menengok sejenak sebelum kembali fokus dengan aktifitasnya.
"Dia rusak lagi?" Tanya Skylar ketika baru memasuki ruangan itu sambil meletakkan tasnya ke sofa tak jauh dari mereka.
"Ya, seperti yang kau lihat."
"Lebih baik kita tak usah lagi menggunakan alat seperti itu. Tidak akan ada orang yang mau membobol rumah ini." Skylar berjalan menuju dapur.
"Harusnya kau tahu ibu tidak hanya menggunakannya sebagai pengintai pencuri." Erika meletakkan alat-alatnya, mengusap tangannya dengan kain sembari memandangi anak satu-satunya yang kini tengah meraih gelas dan menuang air. "Wow, kau tampak semakin cantik dari hari ke hari Sky." Ujarnya sambil tersenyum bangga, ia menyabet sebuah botol obat, mengeluarkan sebutir pil dari dalamnya yang kemudian diberikan pada Skylar. "Jangan lupa dengan ini."
Dengan malas Skylar menerimanya, ia tak tahu sampai kapan ia harus mengonsumsi pil tersebut. Pil yang sengaja membuat hormon esterogen dalam tubuhnya lebih mendominasi ketimbang hormon testosteron yang harusnya sudah menunjukkan laganya mengingat usianya yang telah menginjak empat belas tahun.
"Untuk nanti."
"Sekarang." Tegas Erika.
Skylar pun memasukkan pil tersebut ke mulut, sengaja mengunyah dengan gemeretak gigi yang kuat seakan memperlihatkan rasa sebalnya terhadap sikap Erika, namun hal itu justru membuat Erika tersenyum.
"Gadis pintar." Erika mengusap rambut Skylar, memberi kecupan di sana.
Skylar meneguk air yang sejak tadi ia bawa, lalu meletakkan gelasnya agak kasar hingga menimbulkan suara keras. "Sampai kapan ibu mau terus seperti ini? Tolong berhenti mengendalikan hidupku."
"Apa?" Erika menghapus senyuman bangganya.
"Asal ibu tahu, kucing itu, aku yang merusaknya."
"Sky..-"
"Berhentilah mengawasi aktifitasku dan menyuruhku mengonsumsi obat ini, bu! Dan jangan memanggilku gadis! Cepat atau lambat kau tak bisa menghentikan akan terlihat seperti apa aku hanya dengan caramu ini. Jadi tolong lebih baik kau pikirkan untuk segera menyerah." Skylar menghampiri sofa dan menyabet tasnya. Ia hampir melangkah menuju kamarnya sebelum Erika membuka percakapannya lagi.
"Apa Emma menggodamu lagi?"
"Apa?"
"Gadis itu, apa kalian berdekatan lagi? Sepertinya semakin hari kau tidak bisa menutupi perasaanmu tentang gadis itu."
"Jangan membicarakannya, dia tidak ada hubungannya dengan semua ini."
"Kau ingin kembali menjadi laki-laki Sky, lihat bagaimana sikapmu barusan, ucapanmu. Kau ingin jadi dirimu yang sebenarnya untuk bisa bergaul dengan Emma lebih jauh sebagai pria dan wanita? Berkencan?"
"Aku memang terlahir sebagai laki-laki bu."
"Benar. Tapi, tapi kau tak boleh menjadi laki-laki! Tidak boleh! Berapa kali harus kukatakan. Aku takkan pernah mengijinkannya. Mereka akan membawamu nak, mereka akan memisahkan kita. Para ilmuwan tak manusiawi itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE Y [COMPLETE]
Science FictionPara ilmuwan memprediksi bahwa kaum pria, akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun ke depan karena penyusutan kromosom Y. Tapi bagaimana jika ternyata hal itu terjadi kurang dari sepuluh tahun? *** Dua ratus tahun setelah tragedi pandemi virus Y...