51 DAMN YOU!

594 137 6
                                    

Red memejamkan mata ketika benda itu beberapa centimeter lagi hampir mengenai kulit wajahnya. Melintas dengan cepat, namun ia kemudian masih dapat merasakan hembusan nafasnya ketika benda itu rupanya berakhir hanya dengan melewatinya saja, menembus jaring yang ada di belakangnya.

Ia menoleh ke bekas lintasan panah tersebut. Tak tahu apakah ia harus tertawa dengan kecerobohan, atau lebih tepatnya kebodohan NC. Padahal tadi pemuda itu baru saja bilang kalau dia bisa menancapkan ujungnya tepat ke otak.

"Aku tak sangka laki-laki sungguhan akan sepayah i..-"

"DIAM KAU!" Sela NC tiba-tiba menghantamkan tinjunya ketika Red baru saja berpaling kembali ke arahnya.

Red seketika tersungkur, tinjuan NC sangat keras hingga membuat hidungnya mengeluarkan darah.

"Kau,"

"Kalau kau tetap menghalangiku, aku tak segan menghajarmu habis-habisan!" NC membanting busurnya di dekat wajah Red hingga benda itu patah.

Ia lalu menghampiri Skylar, memeriksa keadaan adiknya itu. Kondisi Skylar jauh lebih buruk dari yang ia duga. Badan serta wajahnya dihiasi lebam dan memar-memar parah, di beberapa sudut kulitnya juga terdapat goresan-goresan dan bekas darah yang mengering. Jujur ia belum pernah melihat kondisi seseorang dengan luka yang sangat buruk sampai seperti ini.

"Sky, aku di sini. Jangan khawatir, aku akan membawamu pergi." NC berlutut di dekat Skylar, dengan perlahan kemudian ia menarik tangan anak itu untuk bangun, namun Skylar justru memekik, merintih kesakitan. NC melepaskan kembali genggaman tangannya pelan-pelan. Hebat, luka Skylar memang tak tanggung-tanggung. Ia bahkan bisa merasakan tulang di pergelangan dan lengan bawah anak itu tidak dalam kondisi yang wajar.

"Maaf," NC mengangkat tangannya, menjadi bingung dan sedikit panik. Rintihan Skylar semakin membuatnya tak berani lagi menyentuh bocah itu.

Belum sempat ia memikirkan cara bagaimana menangani Skylar, bagian samping kepalanya tiba-tiba dipukul keras hingga membuatnya jatuh tersungkur di lantai.

"BERANINYA KAU MENYENTUH GADISKU!" Seru Red, tangannya memegang bekas patahan dari busur yang tadi dibawa NC. Mengayunkannya seakan bersiap melakukan untuk yang kedua kali.

Sementara itu, NC seketika merasa sangat pusing. Rasa sakitnya seperti merasuk ke syaraf-syarafnya, bahkan membuat telinganya mendengung. Red menghantamnya lumayan kuat, NC tak menyangka betapa besar tenaga bocah itu sebenarnya, ia tak bisa hanya dibilang seorang-gadis.

Tak ingin menunggu hingga NC bangkit berdiri, Red kembali menghantamkan patahan busur tersebut ke kepala NC lagi. Namun beruntung kali ini NC dengan sigap mampu melindungi area rawannya itu dengan lengan tangan sampai-sampai membuat benda itu kembali menjadi patah.

Merasa kecewa dengan serangannya yang bisa dibilang gagal, Red langsung menggunakan kakinya untuk memperbaiki keadaan. Ia menendang badan NC kuat. NC yang tak siap dengan posisinya, apalagi tangannya yang juga sangat nyeri karena pukulan barusan, sontak menerima tendangan itu sebanyak dua kali sebelum ia akhirnya kembali dapat menghentikannya dengan merangkul kaki remaja itu.

Red mengayun-ayun kakinya lebih kuat, mencoba melepaskan diri. Tapi NC yang tak menunggu agar nafasnya kembali baik, ia memutuskan segera melancarkan balasan akan kebrutalan bocah itu dengan bangkit berdiri, mengangkat kaki Red yang ia pegang hingga anak itu jatuh ke lantai dengan punggungnya yang mendarat terlebih dahulu.

Di tengah gemeretak tulang punggungnya, Red merasakan sakit luar biasa, apalagi ketika NC kemudian menindih badannya kuat-kuat, duduk di atas perutnya.

NC bisa melihatnya tak berkutik beberapa saat, memar-memar yang ada di badan Red mendukung upayanya menaklukkan bocah blonde itu. Entah karena apa anak itu bisa mendapat banyak memar seperti ini, namun jika boleh berpendapat, NC akan mengasumsikan itu sebagai akibat dari perkelahian sebelumnya dengan Skylar.

"Kau tamat berurusan dengan adikku!" Seru NC lalu menekankan kedua tangannya ke leher Red.

Entahlah, ia tak tahu apakah ini bisa membuat Red mati. Suatu hari, saat ia masih sangat kecil, tak sengaja ia pernah melihat beberapa ilmuwan di Laboratorium membuat keributan. Mereka awalnya hanya beradu mulut, namun lama kelamaan argumen yang saling mereka lontarkan cukup serius, hingga akhirnya mereka bersitegang di luar batas.

Dua wanita itu saling dorong, kemudian berlanjut dengan saling menarik rambut masing-masing dibarengi umpatan-umpatan kasar, semakin parah ketika salah satu dari mereka akhirnya terjatuh, wanita yang lain segera membungkuk, meraih leher wanita yang terjatuh kemudian menekankan kedua tangannya di situ dengan tenaga penuh. Wanita yang di bawah meronta, terlihat kesesakkan. Mereka baru berakhir ketika para petugas datang dan langsung memisahkan keduanya.

NC tak mengerti serangan macam apa itu. Regina bilang tindakan tersebut dinamai mencekik dan dicekik. Suatu upaya yang sudah bisa dikatakan ekstrem dalam penyerangan. Hal ini berpotensi kematian. NC tak paham bagaimana detailnya, hanya itu yang Regina katakan selain melarangnya untuk mencoba pada siapa pun, termasuk dalam situasi bercanda. Tapi untuk sekarang, paling tidak ia ingin menggunakan sedikit ilmu itu untuk melawan Red, membuat anak itu menyerah.

Red mencoba menyingkirkan tangan NC yang kian kuat. Ia mencengkramnya, mengangkatnya, tenaga mereka hampir sebanding. Namun saat Red tahu itu tak mungkin bertahan lebih lama karena ia juga kian melemas karena kehilangan oksigennya sedikit demi sedikit, ia pun memutuskan melawan dengan cara lain.

Tangannya yang tadi mencengkram kuat pergelangan NC ia lepaskan. Kemudian tanpa sepengetahuan pemuda itu, ia merentangkannya ke lantai menyambar salah satu patahan bekas busur tadi, dan patahan yang ujungnya lebih tajam, segera ia layangkan, menusuk lengan NC dalam.

NC sontak memekik. Ia merasa sangat kesakitan dan akhirnya merenggangkan cekikkannya, bahkan melepaskannya. Darah segera mengalir keluar mengotori lengan, juga menetes menodai lantai di sana.

Red cepat-cepat beranjak dari tempatnya menjauhi NC, sejenak menyeret badannya ke pinggir arena, menyelaraskan kembali pernafasannya sebelum ia memutuskan untuk membuat perhitungan baru pada lelaki muda itu.

Ia merogoh sakunya, mengambil sebuah laser pemotong pemberian Nora, segera mengaktifkan benda itu sebelum kemudian maju menghampiri NC yang masih merintih karena luka tusukannya.

Dengan emosi yang menjadi Red mengayunkan benda itu, namun untuk yang kesekian kali NC berhasil menahannya. Ia mencengkram kuat tangan Red yang terus mendorongnya agar senjata itu berhasil mengenainya. Dan karena luka tusukkan NC di lengannya, pemuda itu tak kuasa terus menahan hingga membuat mereka terjatuh lagi ke lantai.

NC yang berada di bawah, ia berusaha membalik posisi mereka. Ia mendorong badan Red kuat-kuat, mencoba tak menghiraukan lagi betapa nyeri lengannya. Hingga, Red pun berhasil ia gulingkan. Remaja itu terbanting kembali ke lantai di mana NC yang kini berada di atasnya. Sambil mengerang, NC lalu menghentakkan tangan Red ke lantai beberapa kali, membuat Red mau tak mau melepaskan senjatanya. Dan beruntung usaha NC membuahkan hasil.

Tak ingin bermurah hati lagi dengan bocah ini, NC langsung memberi tinjuan keras tepat ke wajah Red. Satu kali, dua kali, terus tak berhenti menghabisi anak itu yang tak jera-jera menyerangnya. Hingga pada pukulan terakhir, NC bisa melihat kalau Red, dengan wajahnya yang lebam dan tak karuan lagi, mustahil melanjutkan pertarungan.

NC menghentikan serangan tersebut, ia mengamati bocah itu beberapa saat sambil terengah akibat aksi brutalnya. Ya, Red memang sudah kalah, ia tak dapat melakukan apa-apa lagi.

Sempoyongan, NC kemudian berdiri meninggalkannya, kembali menghampiri Skylar di mana Emma sudah muncul mendekati mereka dan segera memasuki arena. Gadis itu tampak panik dan takut dengan apa yang terjadi di sana, terlebih saat mengetahui Skylar yang kini... telah memejamkan mata.

...

THE Y [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang