...
"Aku bukan monster!" Seru NC di mana membuat Abby sekali lagi harus membungkam mulut pemuda itu.
"Sssttt! Kubilang pelankan suaramu!" Seru Abby balik. Tangannya terasa hampir meremas wajah NC. "Jika kau bersuara keras lagi, aku takkan menjelaskan lebih lanjut tentang mereka. Mengerti?"
NC mengangguk, Abby menyingkirkan tangannya, mengusapkannya ke baju, liur NC tak sengaja membasahi bagian tengah telapak tangannya. "Red Hawk tak pernah menyukai kehadiran kaum pria, mereka menganggap pria sangat buruk, seperti monster."
NC teringat kejadian di tempat perkumpulan Red Hawk. Pantas yang menjadi sasaran permainan-permainan mereka adalah humanoid, pria. "Kenapa mereka tak menyukai pria?"
"Bagi mereka, pria adalah kaum yang lebih banyak menimbulkan kekacauan di masyarakat. Selain itu, kaum pria juga merasa lebih superior ketimbang wanita. Dengan kehadiran kembali pria di dunia ini, menurut Red Hawk, itu bisa membuat kaum wanita terpojok."
"Aku tidak seperti itu. Aku pria, tapi aku tak pernah merasa superior. Aku juga tak pernah membuat kekacau.." NC menghentikan kalimatnya.
"Kau membuat kekacauan. Kau kabur dari Laboratorium sampai membuat aparat Eden gempar mencarimu. Ingat?" Tangkas Abby.
"Ya.. itu.. itu karena Regina dan yang lain tidak memberiku kelonggaran sama sekali. Jadi tidak salah kalau aku kabur." NC menggaruk kepalanya.
"Terserah. Kembali ke topik, intinya Red Hawk menganggap semua pria brengsek. Jadi mereka sangat membenci pria dan bahkan berani memberi ancaman serius jika pemerintah Eden berhasil membuat bayi laki-laki bisa terlahir kembali dan hidup layaknya bayi perempuan." Abby mengetuk-ngetukkan ujung jemarinya ke permukaan box kayu, berpikir lebih dalam. "Jangan-jangan, isu itu benar."
"Isu apa lagi?"
"Isu yang mengatakan kalau virus Y muncul karena kakek atau nenek buyut Red Hawk."
"Virus Y?"
"Jangan bilang kalau kau juga tak tahu tentang virus Y."
"Aku pernah tak sengaja mendengar orang-orang Regina berbicara tentang virus ini. Tapi aku tak tahu pasti apa itu."
"Kau tinggal di Laboratorium."
"Bukankah aku pernah bercerita? Mereka merahasiakan apapun dariku."
"Mereka gila."
"Ya, sangat gila. Sekarang, kau saja yang jelaskan tentang virus itu padaku jika tak ingin jadi gila seperti mereka."
"Kata-katamu..," Abby mengernyit sesaat. "Sebenarnya aku lelah jika berbicara padamu harus menjelaskan semuanya terlebih dahulu. Kau sungguh tak tahu apapun."
"Ayolah, kau adalah sumber ilmuku. Memberi informasi yang berguna adalah tindakan baik, bukan begitu? Hmm?" Rayu NC, ia mengukir senyum semanis mungkin pada Abby.
Abby sontak memalingkan pandangan. Senyuman NC! Astaga, sejak kapan bisa terasa seperti bom yang meledak di dalam jantungnya. 'Untuk yang kedua kali, dia bahkan tak semempesona Paul!'
"Abby,"
"Ya, oke. Oke aku akan jelaskan." Abby kembali berpaling, berharap NC segera menyingkirkan senyuman tersebut. Dan benar, NC menjadi fokus ketika Abby mulai berbicara. "Virus Y adalah virus dari penyakit masculumors atau yang bisa diartikan sebagai kematian-kaum-maskulin. Virus Y menyerang kromosom Y pada spermatozoa kalian. Awalnya mereka menonaktifkan diri di sel-sel gonad para pria untuk menanti melancarkan aksinya, dan saat sel gamet telah dihasilkan, mereka akan mulai menginfeksi bahkan jika itu berlanjut pada proses pembuahan. Pria yang terinfeksi mustahil memulihkan kesehatan atau menyingkirkan virus ini karena virus Y bermutasi lebih cepat dan dua belas-kali lebih mematikan ketimbang virus-virus yang sebelumnya juga pernah muncul. Kau pernah dengar? Flu spanyol, Ebola, Corona, virus-virus itu tak ada apa-apanya dengan virus Y. Wabah virus Y sangat luar biasa, bahkan juga mengalahkan wabah terbesar menurut catatan sejarah, wabah THE BLACK DEATH."
"Wow, jadi itu yang membuat kaum pria tak bersisa."
"Secara tak langsung begitu."
"Secara tak langsung?"
"Kubilang virus itu hanya menyerang kromosom Y pada spermatozoa. Virus itu tidak langsung membunuh pria-dewasa, tapi spermatozoa Y mereka, cikal bakal zigot berkromosom Y. Itulah yang membuat bayi laki-laki mengalami gangguan kesehatan dan tak ada yang bisa bertahan. Sampai saat pria terakhir di bumi tiada pun, para pakar belum berhasil menemukan penanganan terhadap virus ini. Anti-virus yang dibuat selalu mengalami kendala, selain mutasi virus Y yang terlampau cepat dan kuat seperti yang kukatakan tadi, ada gosip yang bilang kalau itu juga disebabkan campur tangan Red Hawk." Abby termenung. Ya Tuhan, ia tak menyangka ia bisa mengetahui sejauh itu. 'Claire pasti pingsan mendengar kemajuan otakku.'
NC menggerutkan kening. Virus Y, kenapa Regina tak pernah memberitahunya tentang parasit itu. Ia hanya tahu apa itu virus, tapi bukan tentang virus Y yang katanya sangat berbahaya tersebut. Lanee pernah berjanji kalau ia dan Regina suatu saat akan memberi penjelasan tentang ini, namun sepertinya itu takkan pernah terjadi.
NC menghembuskan nafas panjang, mencoba sedikit lebih santai. Namun, berbicara lebih dalam tentang virus Y, Red Hawk, pikirannya mendadak teringat sesuatu. 'Red,' NC ingat akan gadis itu lagi, gadis yang ia temui di tempat perkumpulan Red Hawk. 'Berarti, dia adalah anggota..-'
"HUJAN!" Seru Abby tiba-tiba merusak pemikiran tersebut saat rintik air mulai turun.
Mereka bangkit berdiri, lebih dalam merapat ke tepi gang untuk berteduh di bawah sisa kanopi salah satu bangunan di sana.
"Ya ampun, bagaimana ini? Kupikir itu hanya mendung." Keluh Abby.
Hujan terus turun semakin deras, titik-titik air yang berjatuhan menghantam atap-atap bangunan menimbulkan suara gaduh di sana. Berbeda dengan Abby yang kesal, NC tiba-tiba menjulurkan tangannya, menengadah pada air yang mengguyur tersebut. Tiap-tiap tetes yang menyentuh kulitnya seakan dapat membersihkan gejolak hatinya dari keterangan-keterangan tentang apa yang ia dengar barusan dari Abby. Virus Y, Red Hawk, ia menyayangkan ia baru mengetahui itu sekarang.
Abby melirik apa yang dilakukan NC. Pemuda itu tak juga menarik tangannya yang kini menjadi basah, tangan dari seorang laki-laki sungguhan yang jujur memicu sesuatu dalam pikirannya.
Tanpa berkomentar apa-apa, Abby pun lalu meraih tangan NC tersebut, menggenggamnya dan menariknya hingga mereka keluar dari tempat perteduhan.
"Apa yang kau lakukan?!" NC panik dan cepat-cepat melangkah kembali.
Namun Abby menariknya. "Tunggu, kau belum pernah bermain hujan-hujanan kan?"
"Hujan-hujanan? Tidak tidak, Regina melarangku. Katanya itu tidak baik."
"Tidak apa-apa! Kau tidak sedang dalam Laboratorium lagi sekarang, tidak ada Regina. Ayolah, aku yakin kau akan senang. Whooaaa!" Abby mempertahankan tangan NC, mengayun genggaman mereka menari-nari di tengah guyuran air.
NC yang awalnya panik, perlahan-lahan mulai menikmati momen itu juga. Tidak sedang di Laboratorium? Tidak ada Regina? Ya Abby benar, ia bebas melakukan apapun saat ini, termasuk bermain hujan seperti, bocah. Ini kali pertama untuknya.
"Bagaimana? Rasanya menyenangkan bukan?" Tanya Abby sembari mengusap wajahnya. Gadis itu terlihat begitu ceria.
"Kau benar-benar gila. Kau lebih gila dari Regina!" Kata NC sambil tertawa puas.
"Tapi kau sukakan? Ha? Aku tahu ini pasti akan menyenangkan untukmu. Lihat, kau sudah basah kuyup sekarang. Wajahmu jadi mirip seperti katak." Abby tertawa lebih keras.
"Kau pikir wajahmu lebih baik dariku? Kau seperti belut."
"Belut?!" Abby menghentikan tawanya.
Sementara NC yang kini bergantian meraih tangan Abby, menariknya lebih dekat seolah mereka akan berdansa. "Ya, kau mirip dengan belut. Tapi biar begitu kau ada benarnya, ini menyenangkan, dan juga membuatku merasa lebih.. hidup."
Abby tersenyum, makin menjadi mengingat posisi mereka yang sekarang juga sangat dekat. Entahlah, rasanya jadi berbeda mengingat ia dulu juga pernah di posisi yang sama saat berlatih berdansa. Ia hampir tenggelam dalam momen intim itu ketika NC yang tak menyadari perasaan Abby tiba-tiba berseru sangat keras sambil mengangkat kedua tangannya.
"HUJAN-HUJANAN MEMANG MENYENANGKAN! PERSETAN DENGAN REGINA!"
Abby yang terkejut sontak mendorong pemuda itu. "PERSETAN DENGANMU! KAU MAU MEMBUAT GENDANG TELINGAKU PECAH?!"
-
KAMU SEDANG MEMBACA
THE Y [COMPLETE]
Science FictionPara ilmuwan memprediksi bahwa kaum pria, akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun ke depan karena penyusutan kromosom Y. Tapi bagaimana jika ternyata hal itu terjadi kurang dari sepuluh tahun? *** Dua ratus tahun setelah tragedi pandemi virus Y...