SYTHELHUNTS, 2259
...
NC0012, lahir dengan berat tujuh setengah pound. Ia memiliki warna kulit terang, mata biru dan rambut cokelat terang. Kondisinya stabil. Bahkan organ dalam tubuhnya seperti jantung, paru-paru dan hati, semuanya sehat.
NC0012 adalah bayi laki-laki pertama yang berhasil dilahirkan dengan selamat setelah tiga ribu empat ratus dua belas kali uji coba. Perkembangan selanjutnya, akan terus di pantau di laboratorium.
...
Regina menghampiri lelaki itu yang hampir satu jam duduk di depan sebuah video hologram raksasa di suatu ruangan. Seorang pemuda berambut cokelat keemasan yang sekarang tengah menonton rekaman-rekaman tentang seorang bayi yang baru dilahirkan belasan tahun silam.
"Berapa kali kau menontonnya hari ini?" Sapanya, menarik kursi dan duduk tepat di sebelah bocah itu. Ruangan cukup sunyi untuk memulai perbincangan ringan mereka.
"Entahlah, tadinya aku hanya ingin menonton sekali saja, tapi tak sadar aku mengulangnya terus dan terus dan.. entah sudah yang ke berapa kalinya sekarang." Remaja berkulit pucat itu mengangkat bahunya dan tersenyum, merasa lucu dengan dirinya sendiri.
Regina ikut tersenyum. Matanya melayang ke semua rekaman video tersebut. Bayi di sana menangis semakin kencang saat tubuhnya dibungkus selimut putih oleh salah seorang perawat.
Ia ingat semua momen tersebut. Ia berada di sana ketika bayi itu lahir. Ia melihat sendiri bagaimana malaikat mungil itu dikeluarkan dari perut ibunya. Sosok kecil nan keriput yang menangis sangat keras, dilumuri lendir dan darah. Tali pusar menghias di perut mungilnya, seakan hampir menyatu dengan kulitnya yang begitu tipis.
"Kau sangat tampan bahkan saat baru dilahirkan." Ujarnya kemudian, melipat tangannya di depan dada dan bersandar lebih santai.
"Apa bayi perempuan juga dilahirkan seperti itu?" Tanya pemuda itu. "Bagaimana bentuk mereka? Apa mereka juga menangis?"
Sekali lagi Regina tersenyum. Wanita gempal berusia sekitar lima puluh tahunan itu memalingkan pandangannya. "Kenapa kau bertanya tentang bayi perempuan?"
"Aku hanya ingin tahu."
"Kau sudah tahu."
"Aku ingin yang lebih rinci."
"Kita semua sama nak." Regina menggeser kursinya, mendekatkan diri. Matanya yang teduh lebih dalam memandangi pemuda berkulit pucat itu, sesekali mengingatkannya pada hamparan gandum yang telah memutih di penghujung hari tuai. "Wanita, juga dilahirkan dengan cara seperti itu. Berbentuk bayi, kecil, yang kemudian dikeluarkan dari rahim wanita lain. Menangis, menyusu, mengompol, bertumbuh perlahan-lahan tahun demi tahun, sepertimu. Semuanya sama, tak ada bedanya."
"Tak ada beda?"
"Tak ada beda."
"Lalu, kenapa para wanita tak bisa melahirkan bayi laki-laki dengan sehat seperti ibuku? Yang juga bisa bertahan, menangis, menyusu, mengompol, bertumbuh hingga dewasa, kau bilang tak ada bedanya." Pemuda itu membalas tatapan Regina.
Mereka terdiam beberapa saat. Pertanyaannya, entahlah, Regina sebenarnya tak begitu terkejut lagi dengan apa yang ia dengar, ini sudah berulang kali anak itu tanyakan, bahkan bukan hanya padanya. Kenapa wanita tak bisa melahirkan bayi laki-laki lain seperti ibuku? Jujur ia beserta semua ilmuwan dan para pakar yang bekerja di sana bersepakat untuk merahasiakan wabah virus Y kepada satu-satunya harapan mereka tersebut. Mereka tak ingin menimbulkan gangguan pada emosi atau kecemasan psikologi terhadap satu-satunya objek yang sangat mereka harap-harapkan tersebut, yang mungkin akan berakibat fatal. Mereka akan menjaganya hingga waktu yang ditetapkan tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE Y [COMPLETE]
Science FictionPara ilmuwan memprediksi bahwa kaum pria, akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun ke depan karena penyusutan kromosom Y. Tapi bagaimana jika ternyata hal itu terjadi kurang dari sepuluh tahun? *** Dua ratus tahun setelah tragedi pandemi virus Y...