Carrie membenahi model rambutnya di depan cermin, merapikannya sedikit. Tak sekali ia juga menyoroti kelopak matanya yang terpoles riasan, tak salah ia menggunakan warna peach di area itu.
Lou yang selesai mengenakan busananya, berjalan mendekati Carrie dan memeluk gadis itu dari belakang. "Kau tampak cantik." Ia mengendus bahu Carrie.
Carrie hanya tersenyum dan mengusap rambut Lou. Sentuhan-sentuhan itu, seperti biasa selalu membuat paginya terasa begitu indah. Namun tiba-tiba,
'AKU BUKAN HUMANOID! AKU LAKI-LAKI SUNGGUHAN, MANUSIA SUNGGUHAN!!'
Seruan NC mendadak terlintas di benaknya. Entah mengapa, sosok NC muncul begitu saja di saat Lou semakin hebat memainkan ciuman manisnya.
Carrie melepaskan tangan Lou yang kini telah melingkar di perutnya, gadis itu berbalik dan memandangi Lou beberapa saat. 'Lou sangat tampan.' Ya, isi otaknya memang tak bisa menahan logika yang menyatakan mesin di depannya itu begitu tampan. Namun, gejolak rasa penasaran mengenai NC yang entah sejak kapan mulai mendominasi, ternyata makin sulit ditahan.
'NC, apa laki-laki sungguhan juga bisa bersikap mesra?' Carrie mendekatkan wajahnya pada Lou. Paras tegas dan menawan itu semakin tajam tertangkap mata.
Lou menghampiri bibir Carrie. Memberi sedikit sentuhan di area itu. Carrie memejamkan mata, menerimanya namun tak memberi respon balasan apapun. Rasanya cukup lembut, Lou pandai memainkan rayuannya yang dulu sempat menggetarkan jiwanya. Namun sekarang, entahlah bagaimana bisa terasa luntur.
Bayang-bayang NC tergambar sangat jelas ketika ia mengusap rambut Lou untuk yang kedua kali. Ia ingat rambut cokelat NC, ia bahkan ingat warna mata NC yang memandangnya saat pertama kali bertemu, tak lupa pula beberapa bintik merah mungil di pipinya yang umum terjadi pada anak-anak caucassian lainnya. Carrie ingat segala hal tentang rupa NC, rupa dari laki-laki sungguhan.
'NC. Bagaimana rasanya berciuman-dengan, pria sungguhan seperti dia?'
******
"Rasanya sakit!" Seru Abby menjawab pertanyaan NC yang penasaran dengan rona merah di keningnya akibat pukulan Claire. Ya, ibunya itu sempat mendaratkan dua tepukan keras saat Abby menyangkal dengan nada tinggi tadi. Membuat gadis itu kini tak bisa berhenti merengut, semakin menjadi ketika menunggu Carrie dan Lou juga tak kunjung keluar dari kamarnya. "Kenapa mereka lama sekali?"
"Kau tak ingin masuk ke sana?" NC menyingkirkan tangannya dari kening Abby. Meraih bagian lengan kemejanya dan membenahinya sedikit. Ia memakai setelan putih milik Lou setelah Abby mengatakan kalau ternyata mereka tak memiliki cukup dana membeli pakaian baru untuknya. Dan jelas pakaian itu sedikit lebih longgar di badan NC yang tak setegap Lou.
"Carrie akan mengomel jika aku membobol kamarnya lagi. Aku sudah kenyang dengan omelan pagi ini." Kata Abby. Gadis itu lalu melirik bagian bawah perut NC. "Apa Lou sudah memberimu celana dalam? Sudah kau pakai?"
"Jangan melihat ke arah ini!" Tatapan mata Abby membuat NC seketika menutupi bagian intimnya.
Abby berpaling. "Aku hanya memastikan. Aku tidak mau terjadi hal-hal memalukan darimu lagi. Ibuku berpikir aku adalah gadis mesum sekarang. Apalagi dia melihatmu tak memakai celana dalam. Lagi pula, bagaimana bisa kau tidak memakainya? Apa di Laboratorium tidak ada celana dalam? Dan juga, kenapa celanamu begitu mudah dile..-"
"Baju-bajuku dibuat agar orang-orang Regina lebih mudah mempelajari sistem tubuhku. Mereka melakukan tes lebih dari sekali dalam satu hari. Memakai celana dalam, baju dalam, bahkan kaos kaki sekali pun bisa membuang waktu dan menghalangi pemantauan yang mereka lakukan di balik kulitku."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE Y [COMPLETE]
Science FictionPara ilmuwan memprediksi bahwa kaum pria, akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun ke depan karena penyusutan kromosom Y. Tapi bagaimana jika ternyata hal itu terjadi kurang dari sepuluh tahun? *** Dua ratus tahun setelah tragedi pandemi virus Y...