02 THE GIRLS

4K 591 68
                                    

"Ibu, belikan aku satu pemuda untuk kujadikan pacar." Gadis itu menekan jari telunjuknya ke lengan seorang wanita lima puluh tahun yang kini sibuk melapisi wajahnya dengan bedak di depan sebuah cermin riasnya.

"Abby, ibu sedang berdandan."

"Aku tahu." Gadis itu menekan lebih dalam jari telunjuknya. "Belikan aku laki-laki, ya? Sebuah pemuda. Anggap saja sebagai hadiah ulang tahunku."

"Abby!"

"Ayolah bu, kumohon."

"ABBY!" Bentak wanita itu. Ia menepis jari putrinya kasar, menatap tajam gadis berambut hitam tersebut dengan kesal. "Abby, jangan merengek seperti anak kecil, kau bukan balita sayang."

Wanita itu lalu kembali berpaling ke cermin di depannya. Memperhatikan lebih seksama tiap detail wajahnya. Abby mendesah panjang melihat gerak-gerik ibunya. Wanita itu masih saja memakai cara kuno saat berias. Dua puluh tahun lalu sudah ditemukan alat rias modern yang bisa langsung merias wajah tanpa kita menyentuh perlengkapan rias apapun. Bentuknya seperti masker tipis yang ditempelkan di permukaan kulit wajah selama beberapa menit. Detail warna akan terlihat dengan sendirinya, merias di atas kulit seperti yang diinginkan, membuat wajah siapa saja langsung cantik kurang dari sepuluh menit. Ada beragam pilihan,  Abby ingat mereka memiliki masker rias tersebut dengan jenis riasan yang mengandalkan hasil akhir natural namun terkesan seksi, persis seperti kesukaan Claire. Namun tak tahu kenapa ibunya jarang sekali menggunakan masker-masker kecantikan sekali pakai semacam itu dan justru memilih berdandan sendiri, dengan tangan, seperti jaman di mana para presiden masih di dominasi kaum pria dan para wanita masih sibuk memperjuangkan emansipasinya.

Claire melapisi lagi wajahnya dengan bedak di beberapa bagian sudut. Ia tak pernah bisa berpikir bagaimana keriput mulai merajalela di bagian mata dan dahinya. "Aku bisa menua dua kali lipat jika terus mengurus manusia sepertimu." Ocehnya lagi.

"Aku hanya ingin pacar."

"Maafkan ibu."

"Ayolah bu, usiaku enam belas tahun, dan aku belum punya pacar. Semua teman-temanku sudah memiliki pacar. Ibu ingat Tina Morales yang tinggal di gedung sebelah? Ibunya bahkan membelikan dia pemuda kulit hitam yang sangat gagah. Pemuda dengan rambut keriting, bibir seksi dan mata indah. Dia bilang itu adalah contoh pemuda jaman dulu yang tinggal di antara semenanjung Melayu dan kepulauan Melanesia. Pemuda-pemuda itu sangat tampan, dan maskulin, dan manis. Aku menginginkannya juga bu."

"Kau tahu berapa harga sebuah pemuda sekarang? Yang kulit putih saja harganya naik dua kali lipat sejak tahun lalu. Kita belum memiliki dana untuk itu sayang."

"Naik?"

"Naik."

"Mereka hanya mesin. Semua pemuda terbuat dari mesin. Tak ada perbedaan signitifkan masalah kualitas sejak tiga tahun terakhir. Kenapa harganya terus naik?"

"Entahlah ibu juga tak tahu." Claire meraih lipstik dan mengoleskannya ke permukaan bibir.

Abby memeluk bantal dan berpaling ke jendela. Matahari semakin terasa panas dari hari ke hari. Dan hujan belum juga turun di awal musim yang seharusnya adalah musim penghujan ini. Beberapa tahun terakhir, cuaca memang tak menentu. Para tetua yang duduk di kursi pemerintahan selalu menghimbau seluruh masyarakat Eden untuk hidup dengan lebih bijak, mencintai lingkungan misalnya. Banyak manusia dan hewan mengalami krisis besar. Kematian dan bencana alam semakin mudah terjadi beberapa abad terakhir. Sudah banyak jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan yang punah. Penyakit-penyakit baru bermunculan dan menguras populasi mahkluk hidup tak terkecuali manusia itu sendiri. Termasuk salah satunya, penyakit mematikan yang ditimbulkan oleh penyebaran virus Y.

Abby memelintir ujung rambut gelapnya yang terurai berantakan sampai ke punggung itu. Ia tak ingat kapan neneknya pernah bercerita tentang virus Y mematikan itu. Virus yang membuat kebinasaan manusia benar-benar nyata. Membuat jumlah manusia terus menurun, bahkan kehilangan satu jenis gender yang berperan penting untuk mempertahankan keberlangsungan hidup umat manusia, laki-laki. Dan mereka hanya bisa menciptakan laki-laki buatan untuk mewarnai kekosongan itu sampai para pakar dapat menyelesaikan masalah ini.

THE Y [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang