Mencari sebuah fakta
Itu, cukup sulit.-Ata L.B
"Hei."Alvin mengibaskan tangannya tepat di wajah gadis yang kini berada di hadapannya. Membuat sang gadis tadi yang awalnya tengah melamun langsung tersentak kaget, namun sedetik kemudian langsung menyengir.
Alvin sudah menemukan orang yang di maksud oleh Aura tadi, menemukannya di depan gerbang sekolahan. Tempatnya cukup sepi karena semua orang tengah berada di aula sekolah.
"Lo Esti kan?"
Gadis tadi hanya diam dan mengangguk saja. "Lo anak klub jurnalis yang ngasi naskah pertama ke klub drama?"
Lagi dan lagi gadis itu hanya mengangguk, membuat Alvin sedikit mengernyit. Kenapa gadis di depannya ini sama sekali tak bersuara dan hanya menjawab pertanyaan nya dengan anggukan saja. Apa bisu?
"Dan lo juga yang kasih naskah penggantinya karena naskah awal hilang?"
"Jawab pakai suara, jangan anggukan." Alvin langsung kembali berbicara, membuat gadis tadi yang hendak mengangguk menjadi urung dan menjawab nya dengan suara.
"I-iya."
"Kalau begitu, gue minta tolong sama lo boleh?"
"Boleh, apa?"
"Jangan kasih tau siapa pun kalau naskah itu berasal dari klub jurnalis, kalau pun ada yang nanya. Jawab aja lo gak tau. Oke?"
Gadis tadi langsung mengangguk cepat, membuat Alvin tersenyum simpul. Rencananya sudah berhasil.
"Yaudah, makasih ya." Alvin langsung beranjak pergi dari sana, namun sebelum pergi ia menyempatkan untuk mengacak rambut gadis tadi dengan pelan.
✓✓✓✓✓
Gemerlap bintang menghiasi langit malam. Roy maupun Reni memutuskan untuk diam di atas Rooftoff, atau lebih tepatnya Roy. Dan Reni hanya menemani.
Semilir angin malam cukup menusuk kulit, apalagi Reni yang saat ini memakai gaun yang terlihat pundaknya.
Roy meliriknya sebentar, kemudian langsung melepas jas yang ia pakai dan langsung memakaikannya pada Reni.
Roy tentu cukup peka jika Reni kedinginan, walau sempat ia suruh untuk pergi namun Reni kekeh ingin menemaninya saja.
Hening beberapa saat, hingga suara Reni memecahkan keheningan. "Lo seharusnya gak nyiksa diri kayak gini Roy."
Roy hanya diam mendengarkan.
"Semua orang berhak bahagia, dan lo juga." Reni menoleh, menatap Roy yang mendongakkan kepalanya untuk menatap langit malam. "Vana bukan jodoh lo, lo harus terima itu. Dia udah punya Ranggi."
"Gue tahu Ren." Suara Roy terdengar serak kala menyahut.
"Gue mau lupain nya, gue juga gak mau nyiksa diri gue kayak gini." Roy menghela napas pelan, air mata terbendung di kelopak matanya. Dan hal itu tentu dapat Reni lihat dengan jelas, lantaran terkena sinar rembulan.
"Tapi gimana caranya?"
Dapat Reni lihat, Roy terlihat frustasi. Keadaan Roy seperti ini sama seperti dia waktu dulu, yang dimana Vana pergi meninggalkan mereka dari panti--ketika jemput oleh keluarga kandungnya. Tanpa kabar sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Brother
HumorPunya pacar yang possesive memang lah epik. tapi, pernah juga gak sih? Lo bayangin untuk punya kakak yang possesive?. ✓✓✓✓✓ "Kak, aku pacaran boleh ga?" "Gak." "Kalau nikah?" "Gak! masih kecil." "Yaudah, kalau gitu putus aja." "Hah?" ✓✓✓✓✓ Queen Van...