Lo itu kek duit receh.
Punya dua muka,
Tapi gak berapa berharga.-Ata L.B
Vana gabut, di rumah hanya bersama dua kakaknya, Yaitu Rovi dan Leon.
Walau masih dengan pakaian seragam sekolahnya, ia tetap saja di suruh untuk di rumah dan tak boleh sekolah.
Helaan nafas gusar lagi-lagi terdengar, namun tampaknya Rovi malah acuh dan fokus ke acara tv yang sedang di tonton-nya.
Sedangkan Vana berdecak, andai saja ia di bolehkan untuk sekolah. Maka hal Gabut seperti sekarang tak tejadi padanya.
Sedangkan Rovi yang masih fokus dengan acara Tv, total mengabaikan sang adik yang kini uring-uringan sendiri. Yang penting tadi ia sudah kasih sesajen tuh anak, beres. Pikir Rovi begitu, jadi ia tak perlu khawatir bila nanti akan di amuk sama Bara.
Namun, lagi asik-asik di pertengahan acara Leon tiba-tiba saja datang. Duduk di samping Rovi kemudian mengambil remot lalu memindahkan saluran TV nya.
"Eh? Apa-apaan woy! Aku duluan yang nonton, dan aku yang nyalain TV nya. Main rebut aja seenaknya," ucap Rovi sewot, menatap sinis Leon namun Leon hanya bersikap acuh.
Dia malah mematikan TV nya, kemudian menghidupkan nya kembali. "Sekarang saya yang nyalain TV ini, jadi diem gak usah berisik."
Rovi langsung melongo, sedangkan Vana sudah tertawa mengejek.
Emang enak, tadi Vana uring-uringan tapi Rovi abaikan. Sekarang biarin aja itu Rovi uring-uringan karena serial acara Uttaran nya di gantikan dengan serial Kumenangis sama Leon.
✓✓✓✓✓
"Ngapain kalian berdua di sini? Gak sekolah?"
Yang di tanya hanya mengendikan bahu acuh, kemudian langsung duduk di sofa walau belum di persilahkan. Membuat Aura mendengus tak suka, Alvin dan Vano sama-sama kurang ajar memang.
"Jangan bilang kalau kalian bolos." Terka Aura.
"Gak bolos, udah izin." Sahut Vano sembari memainkan ponselnya santai.
"Emang bisa?" Tanya Aura heran, lantaran setaunya gak ada guru yang mengizinkan murid untuk bolos. Terkecuali---
"Bisa, saya alasannya mau ngelayat ke rumah Naruto,"
"Lah? Emang Naruto beneran mati?" Tanya Alvin, ia menoleh menatap Vano.
"Katanya sih gitu."
Aura berdecak, "Gak usah ngelantur deh, kalau bolos ya bolos aja. Gak usah bawa-bawa Naruto sebagai alasan. Lagian, gue juga gak nyuruh kalian Dateng. Kenapa malah Dateng?"
Alvin merengut, "Bosen gue, hari ini juga jadwal mata pelajaran kuliah gue cuma satu. Dan gurunya itu ngeselin, jadi males. Makanya gue milih ke sini aja."
"Lagian, gue juga masih penasaran sama siapa pelakunya."
Mendengar Alvin berkata demikian membuat aura ingat akan sesuatu, ia langsung sama berbalik badan kemudian berlari kecil ke arah kamarnya. Meninggalkan Alvin yang heran, sedangkan Vano langsung mengangkat kedua bahunya kala Alvin menatapnya.
Hingga lima menit kemudian Aura kembali, dengan laptop di tangannya. Berjalan mendekat ke arah mereka berdua lalu langsung duduk di bawah sofa, menaruh laptopnya di atas meja kemudian menyalakannya.
Alvin dan Vano hanya diam memperhatikan di saat aura langsung membuka file dokumen kala laptopnya sudah menyala.
"Gue mau nunjukin sesuatu tentang kejadian Vina waktu di pantai kemarin," ucap Aura, matanya tetap terfokus pada layar laptop.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Brother
HumorPunya pacar yang possesive memang lah epik. tapi, pernah juga gak sih? Lo bayangin untuk punya kakak yang possesive?. ✓✓✓✓✓ "Kak, aku pacaran boleh ga?" "Gak." "Kalau nikah?" "Gak! masih kecil." "Yaudah, kalau gitu putus aja." "Hah?" ✓✓✓✓✓ Queen Van...