26. Drama

1K 169 20
                                    


Tak setiap drama itu
Hanya acting belaka.
Bisa jadi,
Itu memang nyata.

-Ata L.B

Vana menghela nafas berat, kedua matanya tampak terfokus pada naskah yang kini tengah ia pegang.

Drama musikal sekolahannya sebentar lagi akan di laksanakan, yaitu seminggu dari sekarang. Dan ia sudah di pilih menjadi peran utama wanitanya.

Mengambil latar belakang yang sedikit crepy, namun temanya adalah seperti sebuah detektif. Yang memecahkan sebuah teka-teki, dan Vana adalah detektif wanitanya, sedangkan detektif prianya adalah Alaska---siswa dari kelas sebelas MIPA lima.

"Udah mulai ngapalin Van?"

Vana langsung menoleh kala Tasya yang mengambil tempat duduk di sampingnya, lalu bertanya kepadanya.

Vana menghela nafas pelan, "Entahlah, ini dialognya isinya berat semua."

"Berat gimana?"

"Ya, isinya pembunuhan. Terus, gue harus acting mengungkap pembunuhan ini," ucap Vana, matanya menatap selebaran kertas yang tergenggam erat di tangannya.

Tasya menepuk pelan pundak Vana, "Gue yakin, Lo pasti bisa. Semangat!"

Vana tersenyum mendengarnya, "Thanks sya."

Tasya mengangguk, "By The way, Lo kenal Roy kan?"

"Roy mana dulu? Roy Kiyoshi apa Roy kimochi?"

Tasya mendengus, "Roy Konoha."

"Oh, kalau itu gak kenal."

Tasya berdecak, "Roy temen Lo itu lah Vannnnn."

Mendengarnya membuat Vana terkekeh, "Oke, sorry. Canda doang tadi." Ia menjeda sejenak kalimatnya, kemudain menatap Tasya. "Kenal kok, dia kan temen kecil gue. Kenapa?"

Tasya tampak tersenyum lebar, "Deketin gue sama dia dong."

Kening Vana sedikit mengkerut, "Lo suka sama dia?"

Sontak saja pertanyaan Vana membuat Tasya malah salah tingkah sendiri. Namun, ia mengangguk malu mengakui.

"YA AMPUN! TER--HMPPPTT." Teriakan Vana terpotong lantaran Tasya yang langsung saja membekap mulutnya.

"Jangan teriak ogeb, malu." Tasya melirik sekitar, yang dimana memang sedang ramai orang.

Maklum, mereka semua sedang mempersiapkan acara Minggu depan ini. Sehingga tak heran bila banyak orang yang berlalu lalang dari ruangan klub drama ke lapangan inti.

Vana menyentak pelan telapak tangan Tasya yang membekap mulutnya, lalu menyengir. "Iya-iya, sorry, kelepasan tadi."

Mendengar hal itu membuat Tasya mendengus, "Hampir malu gue tadi."

"Ya maaf. Oke, Lo mau gue kenalin ke Roy?"

Tasya mengangguk, "Ya."

"Lo pernah ketemu Roy sebelumnya?"

Terlihat wajah Tasya sedikit memerah, dan Vana sangat yakin bila Tasya sangat menyukai Roy.

"Setahun yang lalu, pas dia nyelamatin gue dari copet. Tapi, dia gak inget gue," ucap Tasya lirih, kepalanya tertunduk.

Vana langsung Merangkul erat Tasya dari samping, "Tenang, entar juga dia bakal kenal Lo kok. Gue bakal kenalin kalian berdua."

"Beneran?!" Tanya Tasya antusias, dan Vana mengangguk mantap.

Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang