Berbohong untuk orang yang di sayang itu,
Boleh gak sih?-Ata L.B
"Gue duluan yang mandi!""Apa-apaan? Gue duluan yang ke sini tadi."
"Heh, udah. Saya dulu, saya lebih tua."
"Apa sih? Lupa Lo? Masih tuaan gue."
"Iya, masih tuaan si al--heh? Sejak kapan Lo manggil nya Lo-Gue juga?"
Alvin menyengir, "Masih belajar, supaya gak cupu kalau pake Saya-kamu."
Selatan langsung menepuk pundak Alvin bangga, "Nah, gini dong. Baru kakak gue."
"Yoi."
Dan, karena Selatan dan Alvin terlalu asik berdua. Mereka tak menyadari bila Rovi mengambil kesempatan dalam kelebaran, dia langsung saja melesat masuk ke dalam kamar mandi. Mengabaikan teriakan Selatan dan Alvin ketika mereka sudah menyadarinya beberapa detik yang lalu.
Sebenarnya, bukan tanpa sebab mereka rebutan kamar mandi. Bukan berarti mereka tak punya kamar mandi. Ya kali, mansion seluas dan semewah itu hanya punya sat kamar mandi untuk di rebutkan oleh banyak orang?
Gak mungkin lah, Keluarga Riyadi itu kaya. Kalau kata si Leon nih ya, "Sekaya-kayanya Bill Gates, masih kayaan juga Jeff Bezos."
Ya iya jelas lah. Mereka berdua itu orang kaya di in the real nya dunia, kalau ada nama lain yang bilang kaya nomor 1 di dunia. Itu berarti anda membacanya di wattpad.
Mereka rebutan kamar mandi lantaran air di semua kamar mandi yang berada di kamar mereka masing-masing mati, gak ada yang hidup satupun kecuali kamar mandi yang terletak di dapur. Yang biasa di gunakan oleh para maid, dan sekarang harus mau tak mau di gunakan oleh semua keluarga Riyadi.
Memang benar ya, roda kehidupan itu berputar.
"Woy Rompi! Cepetan Napa, gue dah telat masuk ini." Selatan tetep menggedor pintu kamar mandi tersebut, di bantu oleh Alvin yang ikut berteriak juga.
Sedangkan Bara, Vano, serta Leon memilih berdiri dan terdiam. Hanya memperhatikan mereka, tentu tak ingin ikutan.
"Hei-hei, ini kenapa kalian teriak-teriak?" Mama Devina, baru datang. Menegur selatan maupun Alvin yang ribut.
"Itu ma, si Rompi masa ngerebut antrean mandi. Padahal kan duluan Atan." Selatan mengadu, dan hal itu membuat Rovi berteriak dari dalam. Merasa tak terdiam dengan aduan Selatan.
"HEH! APA-APAAN? AKU DULUAN YA, SALAH SENDIRI KALIAN BERDUA RIBUT."
Selatan berdecak, Rovi masih sempat-sempatnya protes. "Diem Lo, udah sana mandi. Lama banget."
Mama Devina menggeleng, "Kalian ini ya, ada-ada aja. Tiga orang sikap nya pecicilan," mama Devina beralih menatap Bara, Vano dan Leon. "Dan tiganya lagi kalem." Menghela nafas pelan, "Untung satu lagi waras."
Kening Selatan mengkerut sebentar, namun detik kemudian ia paham akan yang di maksud oleh mamanya. Hendak protes, namun tak jadi karena tiba-tiba saja ada orang yang berteriak dengan nyaring.
"Hai guys! Epribadeh, gue Vana pacar Abun datang."
Baru juga mau di ghibahin ma selatan, si Vana sudah datang menghampiri mereka. Dengan seragam sekolah yang lengkap da---wait, seragam sekolah?
"Kenapa kamu pakai seragam sekolah?" Lagi dan lagi Selatan kembali urung bersuara karena Bara sudah bertanya duluan.
Vana terlihat mendengus, "Ya mau sekolah lah kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Brother
HumorPunya pacar yang possesive memang lah epik. tapi, pernah juga gak sih? Lo bayangin untuk punya kakak yang possesive?. ✓✓✓✓✓ "Kak, aku pacaran boleh ga?" "Gak." "Kalau nikah?" "Gak! masih kecil." "Yaudah, kalau gitu putus aja." "Hah?" ✓✓✓✓✓ Queen Van...