2. Queen

4.6K 525 27
                                    


Drama sekolah akan kalah
Dengan drama keluarga.

-Ata L.B

"Jadi?"

"Jadi?"

Vana berdecak, "Jadi kakak beneran suka sama Reni?"

Bara hanya mengangkat bahu acuh, kemudian kembali fokus dengan layar laptop nya. Mengabaikan Vana yang mendengus sebal.

"Oh, jadi mentang-mentang dah suka sama orang. Adek nya sekarang di acuhin? Oke, fine."

Bara hanya diam dan tak mencegah ketika Vana berjalan keluar dari ruangan nya. Dengan kaki yang di hentakan ke lantai, membuat Bara diam-diam tersenyum gemas.

Ia sengaja sebenarnya, melihat wajah Vana yang cemberut mampu membuat nya seperti di kasih energi tambahan.

Yah, semua tau. Jika Vana adalah matahari bagi Bara. Dan segalanya untuk nya. Tak ada yang bisa menggantikan, sekalipun cewek yang saat ini mungkin sedang Bara sukai.

✓✓✓✓✓

"Van,"

Reni memanggil, dan Vana hanya menyahut dengan deheman. Masih kesal dia tuh, gara-gara tadi pagi kakak nya Bara mengacuhkan nya, serta tak mengantarkan nya ke sekolah. Membuat nya kesal sekaligus sedih.

Jujur saja, walau Reni sahabat nya sendiri. Tapi, jauh di dalam lubuk hatinya terdapat ketakutan kecil. Takut para kakak nya akan berubah ketika sudah menyukai seseorang. Sama seperti Bara saat ini.

Tatapan Vana beralih menatap Vano, yang kini duduk di hadapan nya. Memperhatikan nya dengan seksama, dan membayangkan apa yang terjadi ketika Vano juga sudah menyukai orang lain? Apakah akan sama seperti Bara? Ia akan di acuhkan? Lalu, bagaimana para kakak nya yang lain?

"Lo udah milih klub?" Vana terkejut sebentar, lalu hanya mengangguk sebagai jawaban. Rasanya malas untuk bersuara.

"Lo kenapa sih? Tumbenan Loh, dari tadi pagi diem aja." Akhirnya Reni bertanya, setelah cukup penasaran dengan apa yang terjadi pada Vana. Agak aneh saja ketika seorang Vana yang pecicilan nauzubilah, tiba-tiba diam mendadak.

"Gu-"

"Hai guys." Ucapan Vana terpotong oleh Roy serta Ranggi yang tiba-tiba saja datang. Mengambil tempat duduk yang berada di hadapan Vana dan Reni.

Yang memang, kebetulan mereka saat ini sedang berada di kantin. Dan meja yang di tempati oleh mereka terdapat enam bangku. Jadi, tersisa satu bangku lagi.

"Tumbenan kalian berdua telat ke kantin." Tentu saja Reni heran, lantaran dari kemaren mereka berdua selalu duluan menyusul mereka ke kelas untuk mengajak ke kantin. Namun, hari ini malah mereka berdua tak kunjung datang ke kelas. Makanya Reni, Vana serta Vano memutuskan untuk pergi ke kantin duluan.

"Gue tadi ikut rapat untuk penentuan tim Basket," ujar Ranggi, dan di angguki oleh Roy. "Gue pun sama, ikut rapat buat penentuan tim sepak bola."

Reni ber-oh ria, sedangkan kedua anak kembar hanya menyimak dalam diam. Ya kalau Vano memang wajar sering menyimak. Tapi, kalau Vana agak aneh.

"Van, ada yang Lo pikirin ya?" Sontak saja pertanyaan dari Roy mampu membuat Vano menoleh menatap Vana.

"Kenapa?" Dan akhirnya Vano bersuara setelah sekian lama terdiam.

Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang