1. Kak Bara

7.2K 608 77
                                    


Akuntansi dan MTK.
Sama-sama berhitung.
Tapi tak sama caranya.
Kayak aku sama kamu.
Yang sama-sama bilang cinta.
Tapi, belum tentu isi hatinya sama juga.

-Ata L.B


Tau gak?

Reni itu termasuk salah satu selebgram di sekolah. Dengan pengikut yang hampir lima ratus ribu, membuat nya mendapatkan banyak endorse an. Namun, sebanyak-banyak nya tawaran endorse. Baru ini Vana merasa aneh dengan tawaran endorse nya Reni.

Mau tau apa?

"Hai guys, gue cuma mau ngasih tau nih. Jadi, hari ini gue barusan di kirimin santet sama @Underscordsantetaidi. Dan ini tuh sakit pake banget, kejam juga, pokoknya luar biasa menyiksa. Huh, kalian harus coba lah. Kalau penasaran sama rasanya. Kalau ga mau coba, bisa loh nyari orang buat ngerasain. Contoh nya kayak musuh, fake friend, bahkan mantan sekalipun loh. Jadi, ayo buruan! Mumpung masih ada masa diskon nya nih dari tukang santet nya."

Nah kan, gimana Vana gak cengo coba? Lagian, siapa juga yang nawarin hal itu ke Reni?

"Ren, itu Lo dapet tawaran dari mana?"

Reni yang barusan saja merekam lalu mematikan ponsel nya, menoleh ke arah Vana kemudian tersenyum. "Entah, ada yang DM gue tadi pagi dan nyuruh buat endorse gini. Lumayan, lima juta satu video endorse nya."

Bahkan bukan Vana saja yang cengo, Roy yang kebetulan bersama mereka pun sama.

"Oh ya, gue mau ke toilet bentar ya. Mumpung belum bel masuk, bay." Reni pamit dan hanya di balas anggukan oleh keduanya.

"Gue baru tau kalau ada bisnis yang begituan."

Vana mengangguk, menyetujui apa yang Roy katakan barusan. Hingga akhirnya mata Vana teralih menatap Ranggi yang sudah terlihat di ujung koridor. Karena mereka duduk di depan kelas Vana, jadi bisa tau jika Ranggi barusan saja datang.

"Hey Van, Roy." Yang di sapa menyapa balik dengan senyuman.

"Mana Reni?" Tanya Ranggi.

"Barusan pergi, izin ke toilet katanya," ujar Roy.

"Kalau Vano?"

"Gak masuk, izin buat lomba." Giliran si Vana yang menjawab, membuat Ranggi mengangguk paham.

Terdiam sejenak, hingga suara dari Roy memecahkan keheningan di antara mereka.

"Oh ya, Lo udah milih mau masuk klub mana Van?" Tanya Roy, membuat Vana menoleh menatap nya lalu terdiam.

"Belum," Vana menggeleng. "Kalau kalian berdua?"

"Gue masuk ke klub basket," ujar Ranggi. Dan Roy, "Kalau gue masuk ke klub Sepak bola."

"Sama-sama bola besar dong ya?" Keduanya mengangguk membenarkan.

"Si Reni juga udah milih. Dia masuk ke klub Musik, terus gue ke bagus nya ke klub mana ya?" Vana bertanya, berharap semoga keduanya bisa membantu memberikan solusi.

"Karate?" Usul Roy, karena ia tau jika Vana cukup mahir dengan bela diri nya. Karena, ketika masih berada di panti asuhan. Vana sering kali mengikutinya ketika sedang belajar mempraktekan gerakan Karate di depan para sahabat nya kala itu.

Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang