Jadi pelawak bisa,
Jadi pendiem bisa,
Jadi baik bisa,
Jadi jahat pun bisa.
Semua itu tergantung partnernya.-Ata L.B
"Itu karena, gak ada yang tau rencana liburan ke villa ini kalau bukan keluarga kalian sendiri kan? Rencana buat Vina pingsan lalu terkunci dari dalam dan tanpa celah sedikitpun untuk bisa keluar dari ruangan itu, pasti harus punya rencana yang lama dan matang. Kalau pelakunya orang asing dan gak tau apa pun tentang study tour ini, sudah di pastiin kalau dia bakal pake cara yang lain.""Cara yang lain? Gimana?" Tanya Alvin.
"Dengan cara buat Vina pingsan dan langsung pergi aja dari keluar kamar, karena dia pasti belum mikirin cara untuk buat ruangan terkunci dari dalam."
Mendengar penjelasan Aura membuat keduanya mengangguk setuju. Apa yang di katakan Aura memang benar adanya, memang butuh waktu yang mungkin lumayan lama untuk memikirkan cara tersebut.
Dan sialnya, mereka berdua tak menemukan cara si pelaku. Sehingga tak bisa mencari bukti lebih lanjut, dan hanya bisa mencurigai target yang kemungkinan bisa menjadi tersangka.
"Ah ya, satu lagi. Van, kalau udah masuk sekolah nanti, jaga Vana. Karena kita gak tau pasti siapa pelakunya, jangan buat Vana dekat dengan siapa pun. Termasuk Roy, Ranggi ataupun Reni. Walau kita semua tau kalau mereka bertiga itu teman dekat Vana, tapi hal itu gak bisa ngejamin seorang teman tak melakukan apapun pada temannya sendiri." Aura sepertinya cocok jika jadi detektif, hal itu yang ada di pikiran Alvin.
"Dan, kalau bisa, awasin Vina juga."
"Loh? Kenapa?"
Aura menoleh, menatap Alvin lurus. "Karena, besar kemungkinan Vina gak terlibat dalam rencana ini."
✓✓✓✓✓
"AKHIRNYA PULANG, HELLO, SELATAN COMBACK!"
Vana hanya bisa merotasikan kedua bola matanya malas, mereka semua baru saja tiba di mansion. Dan Selatan langsung berteriak kencang. Mana suaranya membahana banget lagi.
Memilih mengabaikan, Vana langsung berlalu pergi saja menuju ke kamarnya. Mengabaikan Alvin dan Vano yang sempat ia lirik di ruang tamu, ia masih kesal dengan kejadian kemarin ketika di villa.
Dirinya di bilang halusinasi oleh semua orang. Dan itu membuatnya sangat kesal.
"Lah? Si Anais kenapa?" Tanya Selatan heran, dan di balas Leon dengan mengangkat kedua bahunya acuh.
Bara ikut beranjak pergi juga, di ikuti yang lainnya. Dan hanya menyisakan Selatan, Rovi, Leon dan Alvin saja di sana.
"Wih, lulus gak Lo bang?" Selatan langsung berjalan mendekat ke arah Rovi, kemudian merangkulnya dari samping.
"Ya pasti lulus lah, gue tuh pinter." Rovi membalasnya dengan sombong membuat Alvin mendengus tak suka.
"Sombong amat kau Saepudin, paling IPK nya rendah," ujar Alvin meremehkan, dan tentu saja Rovi yang mendengarnya merasa tak terima.
"Enak aja, IPK gue paling tinggi ya. Kalau gak percaya, tanya tuh sama si singa."
Alvin maupun Selatan langsung menoleh secara bersamaan ke arah Leon, dan Leon membalasnya dengan tatapan datar.
"Beneran?" Tanya Selatan memastikan.
Sedangkan Leon tampak menghela nafas sejenak, lalu berkata, "Makanya, ikutan acaranya. Salah sendiri kemaren malah pulang, jadi cari tau sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Brother
HumorPunya pacar yang possesive memang lah epik. tapi, pernah juga gak sih? Lo bayangin untuk punya kakak yang possesive?. ✓✓✓✓✓ "Kak, aku pacaran boleh ga?" "Gak." "Kalau nikah?" "Gak! masih kecil." "Yaudah, kalau gitu putus aja." "Hah?" ✓✓✓✓✓ Queen Van...