Kalian suka teka-teki?
Kalau aku, sukanya itu dia.-Ata L.B
"Dia orang yang pintar, dia bisa menghilangkan segala bukti yang ada."
Mendengar ucapan Danu, membuat Kiran mengangguk paham. Ia berjalan mendekat ke arah jendela, yang dimana kaca jendela tersebut sudah pecah karena di pukul secara paksa tadi.
Kiran berbalik badan, menatap kedua orang yang kini jadikan tersangka. "Siapa yang memecahkan kaca jendela ini?"
"Gue, tadi kepaksa gue pecahin untuk bisa masuk." Seseorang yang berbaju hitam mengangkat tangan lalu menjawab demikian.
"Apa jendelanya terkunci?" Tanya Danu. Dan pria yang berbaju hitam tersebut mengangguk---sebut saja dia aksara, pelajar kelas dua SMA yang kini menjadi salah satu tersangka atas pembunuhan yang terjadi saat ini.
Sedangkan Kiran kembali membalikan badannya, menatap ke jendela dengan teliti. Hingga kemudian ia tersenyum, "Gue tau tersangkanya bisa keluar lewat mana."
Sontak saja perkataan Kiran membuat Danu, Aksara, maupun Linda---satu tersangka lagi langsung menatap ke arahnya.
"Lewat mana?" Tanya Danu.
Karin tersenyum, "Kalau pelakunya membunuh korban lalu menguncinya dari dalam, dan keadaan ruangan sangat terlihat minim untuk keluar dari mana kecuali pintu. Ada satu tempat dimana dia bisa keluar selain lewat pintu."
"Tunggu, jangan bilang kalau lewat jendela?" Linda bertanya, dan Karin mengangguk sebagai tanda setuju.
"Ya, jendela ini." Karin menatap ke arah jendela, di ikuti oleh yang lainnya. "Kelihatannya, jendela ini memang terkunci dari dalam karena engselnya terkunci. Tapi, jendela ini sebenarnya terdapat seb-"
"AHHHHHHHH!"
Suara teriakan yang tiba-tiba, membuat drama yang sedang di perankan oleh Vana dan yang lainnya langsung terhenti. Mereka semua langsung menoleh secara bersamaan, menatap satu sama lain. Karena suaranya berasal dari arah luar.
Dengan segera, beberapa orang berlari ke arah luar ruangan. Mengabaikan bila mereka sedang latihan drama, menyisakan Vana, Tasya, serta si kembar yaitu Alea dan Alexa.
Ya, yang barusan tadi itu mereka semua sedang latihan drama untuk lomba Minggu depan.
Vana sebagai Karin, Alaska sebagai Danu, Kris sebagai Aksa, dan Tasya sebagai Linda.
Namun, sayangnya latihan mereka terhenti kala suara teriakan yang tiba-tiba saja terdengar.
Vana yang memang orangnya tak terlalu kepo, jadi ia memilih untuk duduk acuh di bangku. Kesal juga sebenarnya, sedikit mengumpat siapa yang berteriak, karena teriakan itu membuat dirinya pasti harus mengulang dialog dramanya lagi nanti.
"Lo gak mau keluar Van?" Tanya Tasya, dan di hadiahi dengusan oleh Vana.
"Gak." Kedua tangan Vana bersidekap, bahkan naskahnya ia taruh sembarangan di atas meja. Ia sedang kesal tentu saja.
"Yaudah, gue ma si kembar keluar bentar ya."
Vana hanya mengangguk sebagai jawaban, ia heran. Mengapa semua orang pada kepo dengan hal yang tak penting sih? Kan bisa jadi teriakan itu berasal dari teriakan seseorang yang mungkin saja tak sengaja bertemu dengan kecoa ataupun tikus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Brother
HumorPunya pacar yang possesive memang lah epik. tapi, pernah juga gak sih? Lo bayangin untuk punya kakak yang possesive?. ✓✓✓✓✓ "Kak, aku pacaran boleh ga?" "Gak." "Kalau nikah?" "Gak! masih kecil." "Yaudah, kalau gitu putus aja." "Hah?" ✓✓✓✓✓ Queen Van...