28. Alur Yang Di Ubah

880 151 30
                                    


Semua orang selalu
Mementingkan dirinya sendiri.
Termasuk gue.

-Ata L.B

"Van."

"Hm?"

"Kamu udah baca dialog naskah terakhir?"

Vana yang hendak memakan mie ayamnya menjadi terhenti, ia mendongak menatap Vano yang tampak menunggu jawabannya.

"Udah, cuma lupa."

"Masa lupa?"

Vana menghela nafas, menatap Vano lurus. "Kak Vano juga mau apa kalau aku inget apa enggak sama naskah drama?"

Vano terdiam, ia tak mungkin menjelaskan terus terang jika dirinya di suruh Aura demikian untuk menemukan pelaku yang melakukan pada Vina kemarin ketika di pantai.

"Enggak, siapa tau Kakak bisa nyemangatin kamu buat latihan." Alibi Vano, tersenyum simpul dan Vana membalas senyumannya.

Sepertinya Vana tak curiga, dan hal itu membuat Vano menghela nafas lega. "Oke, kakak mau ke klub musik lagi ya."

Vana hanya mengangguk sebagai jawaban, ia kembali memakan mie ayamnya yang mulai sedikit mendingin. Sepeninggal Vano, Vana di tinggal sendirian.

Lantaran Ranggi dan Roy masih berada di klub nya masing-masing, begitupun Reni. Sedangkan Tasya ataupun si dua kembar, mereka masih berada di klub drama untuk membantu menyiapkan properti.

Vana juga sebenarnya mau membantu, cuma dia sudah lapar. Dan dirinya sudah di suruh makan oleh Bara.

Ah, iya.

Vana baru mengingat, bila Bara datang ke sekolahnya untuk menemui kepala sekolah. Katanya sih untuk mengurusi lomba drama, lantaran Bara juga termasuk orang yang menginvestasikan untuk sekolah ini.

Dan, baru saja di omongin. Terlihat Bara yang berjalan mendekat ke arah Vana, sepertinya urusan dia sudah selesai.

"Kenapa makan mie?"

Bara langsung bertanya kala melihat Vana yang kini sudah mengabiskan mie ayamnya setengah.

"Pengen." Vana hanya menjawab seadanya.

Namun Bara malah langsung menyingkirkan mangkuk yang masih berisikan mie ayam setengah milik Vana. "Makan nasi dulu, kamu dari pagi belum sarapan."

Vana cemberut, tadi pagi dirinya memang tak ikut sarapan bersama keluarganya. Bukan tanpa sebab, ia merasa tak mod untuk ikut sarapan bersama kala matanya melihat pemandangan dimana membuat dirinya mendengus sebal.

Yaitu, bunda nya malah antusias memberi Vina makanan. Membuat Vana sendiri sebal, dan akhirnya memilih untuk langsung berangkat sekolah saja. Untungnya Selatan juga hendak berangkat sekolah, sehingga dirinya tak perlu repot untuk merayu Bara supaya di izinkan membawa motor sendiri ke sekolah.

"Gak nafsu." Kedua tangan Vana bersidekap, wajahnya cemberut. Entah kenapa sejak kejadian kotak misterius untuk Vina waktu lalu, mod nya langsung berubah-ubah secara drastis.

Ia tak iri, ia cuma kesal dengan Vina.

Bara menghela nafas, mendekat Vana lalu mengusap lembut pipi Vana yang kini mengembung karena cemberut. Ternyata Vana cukup gemuk, tapi itu membuat Bara gemas sendiri.

"Kamu makin kurus kalau gak makan." Tentu saja Bara mengatakan kebalikan nya, ia tak mau Vana mengambek jika di katakan gemuk. Wanita sangat anti dengan kata itu kan.

"Biarin."

Bara tersenyum kecil, "Kalau kamu kurus, kamu gak bisa bawa motor kenceng-kenceng. Nanti ke bawa sama angin, apa mau?"

Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang