35. Bokong Atau Pantat?

893 151 24
                                    


Tetap berjuang,
Walaupun di sepelekan.

-Ata L.B

"Goblok."

Satu lemparan kertas, mengenai kepala Alvin.

"Bego."

Lemparan nya kembali mengarah ke Alvin.

"Tolol."

Dan, lagi-lagi gumpalan kertasnya terkena kepala Alvin. Sedangkan yang menjadi korban hanya pasrah, wajahnya sedikit merengut. Tak bisa memprotes juga karena ini adalah kesalahannya.

Sedangkan Vano---yang menjadi pelakunya hanya menatap Alvin datar, sayangnya gumpalan kertasnya sudah habis. Jadi tak bisa lagi melempari Alvin.

Beralih menghela nafas, namun tatapan nya tetap menyorot tajam ke arah Alvin. Sedangkan Aura hanya duduk terdiam di kursi dekat meja komputer.

Mereka bertiga masih berada di ruangan yang kata Indra terdapat dokumen naskahnya, namun karena kesalahan Alvin beberapa waktu lalu---yang tak sengaja menyenggol lengan aura sehingga menekan tombol hapus.

Membuat semua file naskah yang berada di komputer langsung lenyap seketika.

Mereka hampir saja mendapatkan bukti dan bisa tau siapa pelakunya, tapi karena kecerobohan Alvin sendiri yang membuat mereka gagal.

"Udah lah Van, Alvin gak sengaja juga." Aura angkat bicara, ia masih dapat melihat Vano kesal. Walau wajahnya datar, namun kentara sekali ia marah.

"Dan juga, kita masih punya banyak waktu untuk nyari buktinya yang lain sampai akhir tahun."

"Tapi, akhir tahun bukannya ada acara liburan keluarga ya?" Alvin menyela, membuat Vano kembali menatapnya tajam.

Sedangkan yang di tatap langsung terdiam, ia mengakui jika ini memang salahnya.

"Ya makanya itu, kita harus bisa dapet bukti sebelum akhir tahun."

Keduanya mengangguk, ikut menyetujui perkataan Aura.

Alvin bangkit dari duduknya, "Yaudah, ayo pulang. Udah tengah malem ini." Ajaknya, di ikuti Vano serta aura yang berjalan di belakang Alvin.

Menyusuri koridor sekolah yang sangat teramat sepi, beruntung bila terdapat lampu yang masih menyala dengan cukup baik. Sehingga bisa menemani mereka bertiga, dan tak terlalu gelap.

Dan Alvin lagi-lagi hanya bisa mendesah kesal dalam hati, ia baru ingat bila harus menuruni banyak tangga dahulu lantaran saat ini ia berada di lantai paling atas.

✓✓✓✓✓

Di kamar Rovi saat ini terdapat Vana dan Selatan.

Yang dimana Vana serta Rovi saat ini tengah menatap aneh ke arah Selatan---yang sedang menyisir rapih rambutnya. Seperti mau pergi saja, tapi kalau mau pergi gak mungkin juga.

Soalnya Selatan masih memakai kaos dalam, serta Kolor. Jadi gak mungkin kan, dia keluar dengan penampilan seperti itu?

"Bang, ngapain sih? Rajin amat nyisir rambut." Vana heran, bertanya, namun pertanyaan nya tak di jawab oleh Selatan. Yang tentu membuat Vana mendengus sebal.

Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang