17. Memilih pihak

1.3K 205 26
                                    


Sabar itu harus.
Tapi,
Kalau selalu sabar.
Mending Lo cosplay aja jadi malaikat.

-Ata L.B

"Dalangnya itu, gue gak tau."

"Kok gak tau?"

"Gue cuma tau jenis kelaminnya doang, dan dia cewek, seumuran sama sama Vana."

Alvin maupun Vano sedikit kecewa, mereka kira orang yang berada di hadapannya ini sudah tau siapa dalangnya.

"Eh, saya tau kek nya siapa dalangnya." Tiba-tiba saja Alvin menceletuk, membuat keduanya beralih menatapnya.

"Siapa?"

"Itu, yang ada di overa Van Java."

Vano langsung memilih membuang muka, malas meladeni. Sedangkan orang tadi hanya bisa mendengus sebal. "Itu dalangnya beda lagi, yaelah."

Alvin hanya bisa menyengir, menunjukan dua jarinya yang pertanda peace. Ia hanya ingin menghilangkan suasana yang cukup tegang tadi.

"By the way, sekolah bakal ngadain study tour," ujar Vano.

"Kemana?" Tanya Alvin.

"Rencana awal ke Prancis, tap-"

"Hah? Prancis? Percuma aja dong kalau gitu usaha Vana buat tetep tinggal di Indonesia. Ah, par-adaw!" Belum selesai Alvin berkata, kepalanya sudah di geplak oleh Vano. Cukup keras, dan sakit tentunya. Sampai-sampai orang yang berdiri di depan mereka hanya bisa meringis pelan.

Vano tak salah, salahkan Alvin yang tiba-tiba saja memotong penjelasannya. "Saya belum selesai jelasin."

Alvin masih mengusap pelan bagian belakang kepalanya, masih sedikit nyeri. "Iya-iya, maaf. Sok, lanjutkan."

Vano menghela nafas sejenak, "Dan rencana study tournya di ubah. Yang awalnya akan ke Prancis, sekarang di ubah ke pantai."

"Buset, jauh amat. Dari Prancis cuma ke pantai doang?" Orang tadi bertanya, sedikit tak percaya dengan apa yang di katakan Vano.

Sedangkan Vano mengangguk membenarkan, "Ya, saya yang sengaja ubah rencana study tour."

"Kamu nyogok kepala sekolah ya?" Alvin tak menuduh, cuma ia mengira dan benar saja. Vano mengangguk, membuat Alvin tersenyum geli seraya menggeleng tak percaya.

"Dasar."

Vano mengangkat kedua bahunya acuh, "Yang penting berubah haluan."

Alvin ikut mengangguk, ia baru paham sekarang. Mengapa Alvin sampai terlambat datang. Ternyata ia mampir ke ruang kepala sekolah untuk menyogoknya. Untung saja keluarganya adalah orang yang berada. Jadi sangat mudah bila mengeluarkan duit seberapa banyaknya.

"Oke, kalau gitu berarti Lo bakal ikut study tour itu kan?" Tanya orang tadi dan Vano mengangguk sebagai jawaban.

"Bagus, gue udah ada rencana. Dan, kata orang yang gue suruh buat jalanin rencana gue, Tante Bella bakal terlibat dalam study tour ini."

Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang