36. Tarik Sis

826 153 34
                                    


Jangan malu jika terlhat miskin,
Tapi malulah,
Ketika Lo teriak "Tarik Sis"
Tapi gak ada yang jawab "Semongko"

-Ata L.B


Selatan mendengus kesal, Bara yang raut wajahnya hanya datar, serta Alvin, Rovi dan Vano yang hanya menghela nafas pasrah.

Mereka berlima terpaksa melakukan apa yang di suruh oleh Vana. Lantaran, Tadi sebelum Vana sepakat mau di urut. Dia memiliki syarat, yaitu, semua kakaknya---minus Leon, harus lakuin apa yang ia mau.

Apapun itu.

Dan, Sedari Tadi Selatan hanya di suruh bolak-balik mengambilkan air minum yang tak pernah ada beresnya. Lantaran Vana selalu protes, Air nya gak segar lah, Air nya rasanya aneh lah, dan yang lainnya.

Sedangkan Bara hanya diam sembari tangannya tak berhenti untuk mengipasi Vana. Walau ruangan kamar Vana di lengkapi AC, tapi itu sengaja di matikan, Vana beralasan jika kipasan manual lebih segar rasanya.

Kalau tugas Alvin, Rovi Dan Vano adalah memijat lengan serta kaki Vana.

Padahal Alvin dan Vano baru saja pulang ketika sang tukang urut sudah sampai, dan dalam hati Alvin menyesal. Seharusnya mereka nanti saja pulangnya, pasti kalau mereka berdua pulang lebih lama lagi kejadian sekarang tak akan terjadi.

Tapi tak ada protesan, cuma helaan nafas, kecuali Selatan.

Setimpal kok, tadi Vana berteriak kesakitan karena di urut. Ia kesal tentu saja, makanya ia lampiaskan ke para kakaknya.

Ah ya, omong-omong tentang Leon. Dia berada di kamar Vana juga, cuma dia duduk santai di sofa seraya menonton kelima babu dadakan.

"Woy singa! Bantuin ngapa, enak banget hidup Lo."

Leon menoleh, hanya menatap acuh. Membuat Selatan mendengus tak suka.

"Laknat bener Lo jadi kakak, gue doain masuk neraka."

"Hooh, gue juga doain, biar bisa ketemu sama saudaranya si Selatan" celetuk Alvin.

Sedangkan Selatan langsung mendelik, "Napa jadi gue woy."

Namun tampaknya Alvin tak menghiraukan, ia kembali melanjutkan ucapannya, "Neraka kan panas, mau Lo?"

Bukan hanya Alvin dan selatan yang kesal, yang lain juga. Mungkin terkecuaki ia kesal juga tentunya. Mentang-mentang Vana tak menyuruh Leon, Leon malah santai-santai aja di sofa.

Sebenarnya, Vana masih sedikit canggung dengan Leon. Dia orangnya terlalu cuek, makanya Vana tak berani untuk ikut menyuruh Leon juga.

"Yaelah kak, kalau panas pake AC lah. Kita kan kaya, gak usah kayak orang susah deh," kata Vana santai, kedua matanya terpejam ketika merasakan tubuhnya sangat terasa ringan ketika pijitan ketiga kakaknya semakin terasa.

"Beda server bambang!" Teriak Selatan, ia berada di samping ranjang. Hanya bisa mendengus menatap Vana yang terlihat keenakan, dia kan mau juga.

"Udah deh Setan, ambil aja itu air buat gue minum. Jan sampai salah lagi." Suruh Vana, dan Selatan berdecak.

Kalau Vana lagi mode Luknut memang seperti ini, ia tak akan memanggil dirinya lagi dengan panggilan 'Bangtan' melainkan sudah berubah menjadi 'Setan'.

Lihat saja nanti, gak lama lagi dia mau ngadain acara yasinan buat ganti nama.

✓✓✓✓✓

"Kak."

Ayah Angga langsung memberhentikan langkah nya ketika Tante Bella memanggil dirinya. Kebetulan Angga mau ke kamarnya dan melewati kamar Bella dahulu, dan kebetulan juga Bella baru saja keluar dari kamar dan langsung memanggil Angga.

Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang