6. Peran

2.6K 351 10
                                    


Yang hanya Lo tau adalah namanya,
Bukan ceritanya.

-Ata L.B


Setiap sekolah, mempunyai tempat yang di katakan angker. Entah itu hanya cerita belaka, ataupun nyata.

Seperti sekolah marrabel, sekolah elite namun mempunyai banyak misteri. Sering terdengar bunyi ketukan besi setiap tengah malam.

Dan ju-

"Ini skripsi nya?"

Tasya langsung berhenti membaca, kala suara dari Vana membuatnya langsung menoleh menatap nya.

Lantas mengangguk, lalu kembali membaca skripsinya dalam hati. Sedangkan Vana ikut membuka skripsi yang sudah di berikan oleh sang senior kepadanya.

100. Sebuah judul cerita dalam dialog Vana, dan setelah di simak. Sepertinya Vana akan di suruh untuk berlatih layaknya seorang detektif. Lantaran sudah terlihat dari judulnya, yaitu sebuah angka.

"Wuh, cerita gue genre nya horor," ujar Tasya, lalu ia menoleh menatap Vana. "Kalah Lo gimana?"

Berkedip dua kali, menatap skripsi yang berada di tangan nya. Menghela nafas pelan, "Kayak nya yang berbau misteri."

"Wih keren dong." Alexa dan alea langsung berkata secara kompak, membuat Vana maupun Tasya menoleh menatap mereka secara bersamaan.

"Eh, hai Al."

"Hai."

"Kalian genre nya apa?"

Alea maupun Alexa saling pandang, kemudian kembali menatap Vana serta Tasya. "Romance."

"Ih, enak dong. Gue juga ma-"

"Tapi sebagai peran pelakor." Alea buru-buru berucap, memotong perkataan Tasya.

"Hah?"

"Alea dapet peran pelakor, walau di genre romance," ucap Vana.

"Ohh."

"Kalau Lo xa?"

"Dia mah yang jadi peran utamanya." Alea berkata, membuat Tasya tertawa renyah hingga yang lain menatap nya heran.

"Kok aneh sih, kalian kembar. Tapi malah bersaing di drama, awas jadi kenyataan loh."

Sontak saja perkataan Tasya membuat Vana langsung menyenggol bahu nya. Menatap alea serta Alexa yang kini raut wajah nya sudah mulai berubah.

"Hehe, iya. Yaudah deh, kita ke kelompok dulu ya. Bay."

Setelah mengatakan hal itu, mereka berdua langsung beranjak pergi. Dan Vana langsung saja menatap datar Tasya. Sedangkan yang di tatap malah tak merasa.

"Kenapa?" Wajahnya yang terlihat polos membuat Vana ingin sekali mencakar nya.

"Seharusnya Lo jaga omongan, kasian mereka berdua."

"Lah? Omongan gue kenapa? Gue cuma ngasih tau doang, lagian kan siapa tau omongan gue itu bisa mengingatkan."

Vana hanya merotasikan kedua bola matanya malas, Tasya itu baik cuma mulut nya saja yang suka asal ceplas-ceplos. Kalau saja ada orang yang mudah baper berada di dekatnya, sudah di pastikan akan terjadi sebuah perang.

✓✓✓✓✓

Bayangin, kalian lagi enak-enak santai nonton tv. Lalu tiba-tiba di gangguin sama orang yang ngebuat waktu santai kalian menjadi tak nyaman.

Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang