5. Berguna

3.1K 404 40
                                    


Jangan pernah menyalahkan orang yang memanfaatkan mu.
Karena itu adalah sebuah doa dari orang tua dulu.
Yang ingin anak nya bermanfaat bagi orang lain.

-Ata L.B

"Ren,"

"Ha?"

"Lo beneran ga ada rasa lagi sama Bangtan?"

Pandangan yang sebelumnya menatap layar ponsel, kini telah beralih menatap Vana. Menghela nafas sejenak, lalu mengangguk pelan. "Gue dah bilang kan sama Lo?"

Vana hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian membiarkan Reni yang kembali fokus pada ponsel nya. Sedangkan dirinya merasa cukup kasian terhadap setan, eh Selatan.

Ingin berjuang tapi sepertinya sudah terlambat.

Daun yang sudah jatuh, tak bisa di kembalikan ke pohon. Kecuali di bakar.

Pandangan Vana beralih, menatap Vano yang tampak fokus pada sebuah Gitar. Gitar yang cukup unik, hadiah dari oppa waktu ulang tahun mereka berdua.

"Kak," merasa terpanggil, Vano menoleh. Mengangkat sebelah alisnya sebagai balasan.

"Ajarin main gitar dong." Puppy eyes, andalan Vana ketika takut permintaan nya di tolak. Lantaran Vano tipe orang yang tak suka membagi Barang nya ke siapapun. Entah kalau Vana. Soalnya, Vana juga tak pernah meminjam barang milik vano.

Vano menghela nafas, lantas mengangguk pelan. Membuat Vana tersenyum girang, berdiri dan lebih mendekat kepada Vano. Lalu duduk di samping nya, melihat Vano yang sedang mengatur senar nya.

"Sini," Vano memberi isyarat agar jari Vana berada di atas senar, dan memposisikan di kunci yang tepat.

Yah, agak kaku lantaran baru kali ini Vana memainkan sebuah Gitar. Sedangkan Reni terlalu sibuk dengan ponsel nya, terkadang terlihat tersenyum sendiri. Entah apa yang ia lakukan.

Yah, namanya saja free class. Jadi wajar bila semua muridnya semau jidat nya.

✓✓✓✓✓

Ketika kau mempunyai teman, lalu teman itu menyukai seseorang yang sama kau sukai. Apa yang akan kau lakukan?

Menjauhi teman mu, atau menjauhi orang yang kau suka?

"Roy!"

Roy menoleh, menatap Ranggi, lalu menyambut sebuah minuman yang di lempar oleh Ranggi dengan sempurna.

Tersenyum sekilas, lalu mengucapkan terima kasih. Membuka botol nya, kemudian meminum nya secara perlahan. Yah, setelah panas-panasan latihan di lapangan. Memang pas bila meminum minuman yang segar.

Basket dan Bola, sama-sama bola besar. Jadi tak heran bila Roy serta Ranggi mempunyai jadwal klub yang hampir bersamaan.

Bahkan lapangan kedua nya juga hanya di pisahkan sepuluh langkah. Cukup dekat. Jadi tak perlu LDR. Eh?

"Nyusul Vana?"

Roy menggeleng pelan, "Nanti dulu, masih ada lima belas menit untuk istirahat. Gue mau istirahat di sini bentar, sambil ngumpulin nafas."

Ranggi mengangguk, kemudian merebahkan tubuhnya di atas rumput lapangan sepak bola. Menatap langit-langit yang tampak cerah, dan matahari yang tertutup oleh awan. Jadi tak merasakan terik nya.

Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang