46. Si Pengurus Naskah

1K 156 115
                                    


Semuanya akan tetap menjadi sebuah misteri yang tak terpecahkan.

-Ata L.B

"Kok lo ada di sini?" Alvin cukup terkejut kala menemui Aura yang berdiri di tangga lantai satu. Dengan balutan dress biru, Aura terlihat menawan.

"Kenapa emang?" Aura balik bertanya, kedua tangannya bersidekap dan menatap Alvin dengan tatapan polosnya.

"Lo di undang?"

"Saya yang suruh dia Dateng." Itu suara Vano, yang tiba-tiba saja datang dan berdiri di samping Aura.

"Kenapa?"

"Kita masih ada sebuah misteri yang harus di pecahin, ingat?"

Alvin langsung mengangguk mengerti, "emang ada sesuatu?"

Jujur saja, terakhir kali mereka membahas tentang masalah teror Vina, kejadian Vina yang di kunci ketika Study tour kemarin. Itu terjadi seminggu yang lalu. Setelah itu Alvin merasa tak pernah mendapatkan kabar lagi dari Aura, bahkan ia sempat berniat untuk bertanya pada Vano.

Namun sayangnya selalu lupa. Vano juga terlihat acuh seperti biasa.

"Ingat naskah drama Vana yang hilang?" Tanya Aura, dan Vano maupun Alvin mengangguk. Tentu mereka ingat, apalagi Alvin. Ia ingat karena naskah tersebutlah ia harus naik anak tangga yang banyaknya minta ampun dan sialnya tak membuahkan hasil.

"Gue dapet info tentang seseorang yang ngurus naskah drama itu sebelum di kasih ke klub drama."

"Lah? Bukannya itu urusan para senior di klub drama?" Tanya Alvin, namun Aura menggeleng pelan. Membuat guratan halus di kening Alvin maupun Vano.

"Ingat kak Indra? Yang kita datengin ke apartemen nya waktu itu?" Tanpa menunggu jawaban dari keduanya Aura kembali melanjutkan berbicara. "gue sempet nanya sama dia kemarin, dan ternyata dia dari dulu hanya mengurus naskah drama aja. Dan dia bukan bagian dari klub drama, karena katanya itu hal yang berbeda."

Aura menghela nafas sejenak, "dan dia bilang, penulis naskah drama, memberi naskah drama ke klub, terus melaksanakan dramanya itu adalah anggota yang berbeda."

"Singkatnya, kata kak Indra anggota yang sering ngasih naskah ke klub drama itu adalah anak dari klub jurnalis."

"Terus, kita harus nanya ke anak klub jurnalis semua gitu?" Tanya Alvin, namun sayangnya di detik kemudian ia mendapatkan jitakan pelan dari Aura. Membuatnya langsung meringis pelan.

"Enggak kali, mau habisin berapa lama kalau nanya semuanya?" Aura merotasikan kedua bola matanya jengah, sedangkan Alvin menyengir. Dan Vano hanya diam menyimak sedari tadi.

"Tapi, buat apa kamu cari tau itu lagi? Bukannya waktu itu kita harus dapetin naskah itu karena isinya berupa cara yang di pakai pelaku untuk mengunci Vina waktu itu? Sedangkan sekarang kita udah tau cara nya kan?" Vano menceletuk berpendapat, dan di balas anggukan setuju oleh Alvin.

Aura mengangkat kedua bahunya acuh, "cuma mau mastiin, lagipula itu baru terkaan gue. Siapa tau salah kan?"

Alvin maupun Vano memilih bungkam, apa yang di katakan Aura ada benarnya juga.

"Yaudah kalau gitu. Berarti lo udah tau kan, siapa yang ngurusin naskah kemarin?" Tanya Alvin dan di balas anggukan oleh Aura.

"Dia termasuk penggemar kamu." Itu jawaban dari Vano, membuat kening Alvin mengkerut heran.

"Maksudnya?"

"Dia anak sekolah sini, terus jadi fans kamu. Namanya Esti, anak kelas satu MIPA tiga. Dia mungkin ngeliat kamu yang waktu dulu pernah nganter Vana ke sekolah, dan bisa jadi dari situ dia mulai suka sama kamu," jelas Vano yang sepertinya tau.

Jelas saja, Vana sempat menceritakannya dahulu. Kalau tidak salah dari dua bulan yang lalu. Kata Vana, dia mendapat sebuah salam dari adik kelas ketika di toilet dan minta Salamin ke Alvin. Namun sayangnya waktu itu Vana lupa mengatakannya pada Alvin, namun malah mengatakannya pada Vano.

"Terus, gue yang bakal minta penjelasannya nih ke dia?" Tanya Alvin, mewanti-wanti.

"Iya," ucap Vano maupun Aura secara kompak.

"Tap-"

"Udah sana, lagipula kamu gak bakal ada yang ngajak dansa nanti." Perkataan jujur dari Vano membuat Alvin mendengus sebal.

Acara perayaan ini memang akan ada sesi di mana semua pasangan akan berdansa.

"Kayak lo ada aja."

Vano tak menjawab, melainkan ia hanya melirik ke arah Aura. Dan Alvin melihatnya, tentu ia mengerti. Ia mendengus kasar, semua adiknya memang laknat.

"Yaudah, gue yang nanya ke dia. Tapi, dia nya yang mana dulu? Gue gak tau mukanya."

Aura langsung membuka tas Selempang nya. Mencari sesuatu, kemudian sepertinya sudah ketemu. Sebuah kertas yang sepertinya itu adalah foto dengan ukuran yang kecil.

"Ini," kata Aura sembari memberikan foto tersebut pada Alvin dan langsung di sambut olehnya.

"Lo dapet darimana?"

"Rahasia." Jawaban Aura langsung mendapatkan dengusan sebal dari Alvin.

"Yaudah lah sana. Cari tau, kalau udah langsung kasih tau." Entah itu berupa suruhan atau pengusiran dari Vano, membuat Alvin mau tak mau menuruti namun berdecak sebal juga.

"Iya-iya." Kemudian berlalu pergi meninggalkan Vano dan Aura berdua.

✓✓✓✓✓

"Lo masih suka sama Reni bang?" Pertanyaan dari Vana sedikit samar namun masih dapat terdengar oleh Selatan yang berada tepat di sampingnya.

Barusan Roy selesai tampil, dengan lagu yang cukup membuat semua orang terpana termasuk Vana. Dan setelah selesai tampil sontak semua penonton langsung bertepuk tangan, yang membuat suasana di sekitar menjadi berisik.

"Kenapa?" Tanya Selatan balik.

Tak heran sebenarnya mengapa Vana bertanya demikian, itu lantaran arah pandang Selatan dari tadi bukanlah ke arah panggung melainkan di samping panggung yang dimana terdapat Reni. Yang memang mendapat tugas sebagai panitia acara.

Sedangkan Vana sendiri dapat melihat Reni menatap ke arah Roy dengan pandangan----entahlah, Vana pun tak mengerti. Namun ia berusaha acuh.

"Kejer lah kalau suka itu, jangan sampai di ambil orang."

"Iya kak, sebelum janur hijau mengkuning." Ranggi yang berada di sisi lain Vana menceletuk.

"Kalau udah mengkuning kenapa?" Tanya Vana.

"Ya artinya udah jadi ketupat."

Vana langsung terkekeh pelan, di ikuti Ranggi. Sedangkan Selatan hanya mendengus.

Tapi, ia tak bisa menyangkal apa yang di katakan Vana tadi. Kalau ia menyukai Reni. Namun sayangnya sekarang Reni malah sangat acuh padanya, seperti dirinya dahulu ketika di dekati Reni.

Apa ini hukum karma?

Entahlah. Yang pasti, Selatan sepertinya harus berjuang.


YEAH, NI CHAPTER KHUSUS BUAT estibban (MOGA BETAH ENTAR LO DI PESANTREN) DAN PAS BULAN PUASA HARUS DAH BALIK, AWAS AJA AMPE GA BALIK.

KAYAKNYA PAS BULAN RAMADHAN ITU BERTEPATAN DENGAN ULTAH GC LBS

WATTPAD : Atalia_balqis
IG : ata.l.b

BAKAL UPDATE LAGI KALAU NI CERITA DAH 30K READERS

Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang