Jangankan mau ngejar cinta.
Ngejar layangan putus aja gue jatuh Mulu.-Ata L.B
"Loh Van? Kok di sini? Bukannya Lo latihan drama ya sekarang?"
Vana baru saja masuk ke ruangan di mana Roy di rawat. Sebenarnya Roy tak mau di rawat, tetapi karena paksaan dari Vana yang bilang kalau keadaannya akan membaik bila di rawat di rumah sakit. Akhirnya Roy memilih menurut saja.
Vana tak sendiri, di belakangnya terdapat Ranggi yang menyusul dan menutup pintu kamar terlebih dahulu baru ikut menghampiri Roy yang masih berbaring di atas ranjang.
"Gue izin bentar di jam istirahat Ini. By the way, Apa kabar Lo?" Ranggi ikut mengambil kursi dan di letakan di samping Vana, menatap Roy yang hanya tersenyum simpul membalas.
"Gue cuma cidera di bagian paha doang, jadi gak apa-apa."
"Beneran?"
Roy menghela nafas, ia dapat melihat raut wajah Vana sangat khawatir kepadanya. Bahkan pertama kali Vana datang saja wajahnya kentara sekali sangat khawatir.
"Iya Van, Lo tenang aja oke." Dan Vana mengangguk pelan.
"By The Way, kata dokternya juga kemaren entar sore ini gue dah bisa pulang kok."
"Serius?" Tanya Ranggi.
"Ya."
"Kalau gitu, gue bakal ikut anterin Lo pulang," ujar Vana riang.
"Gak usah Van." Perkataan Ranggi membuat Vana langsung cemberut.
"Kenapa?"
"Lo kan nanti siang sampai sore mau latihan drama. Lo lupa? Temanya di ubah?"
Kedua bahu Vana langsung merosot lemas, apa yang di katakan Ranggi ada benarnya juga.
"Iya Van, mending Lo latihan aja. Gue bisa pulang sendiri kok," ucap Roy sembari tersenyum simpul untuk meyakinkan.
Sedangkan Ranggi berdecak pelan, "Gue bisa kali nganterin Lo pulang, gak usah ngerasa sendiri gitu."
"Tap-"
"Bener apa kata Ranggi, dia bisa nganterin Lo pulang Roy."
Roy hanya bisa menghela nafas, sebenarnya ia ingin belajar agak menjauh dari Vana atau pun Ranggi. Supaya nanti ketika ia mendengar Ranggi yang akan menyatakan perasaannya pada Vana, ia sudah siap dan bersikap biasa saja.
Menghembuskan nafas gusar, mau tak mau ia hanya bisa mengangguk pasrah. "Oke."
✓✓✓✓✓
"Dia ada di kamar nomor berapa?"
Alvin terdiam sejenak, lalu kembali melihat sebuah pesan yang beberapa waktu lalu masuk. "911."
Aura hanya mengangguk pelan, lalu menekan tombol interkom yang sudah di sediakan di lobby. Sekali menekan, namun tak ada jawaban.
Ia kembali mencoba lagi, "Halo?"
"Hei!"
Alvin maupun Aura langsung menoleh kebelakang, menatap seorang pria yang sepertinya tak asing di mata mereka. Pria tersebut berjalan mendekat, dengan raut wajah yang terkesan dingin dan datar.
"Ehm, Lo Indra? Yang ada di telepon tadi?" Tanya Aura sedikit ragu.
Pria tersebut tampak terdiam sejenak, sedangkan Alvin dan aura menunggu jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Brother
HumorPunya pacar yang possesive memang lah epik. tapi, pernah juga gak sih? Lo bayangin untuk punya kakak yang possesive?. ✓✓✓✓✓ "Kak, aku pacaran boleh ga?" "Gak." "Kalau nikah?" "Gak! masih kecil." "Yaudah, kalau gitu putus aja." "Hah?" ✓✓✓✓✓ Queen Van...