GILA, DAH BERAPA LAMA GUE GA UP YA. BARU CERITA INI DOANG YANG SLOOOW UPDATE NYA. BAGI YANG LUPA ALUR, BACA ULANG AJA DAH.
ATAU BELI NOVEL NYA, SOALNYA CERITA 'POSSESIVE BROTHER 1' UDAH TERBIT. BISA PESAN MELALUI WA ATAU SHOPEE, ATAU TOKOPEDIA. LINK ADA DI BIO
BTW, MASIH OPEN PO YA
OK, HAPPY READING.
Andai masuk ke hati lo itu semudah buka Lookscreen yang tinggal di slide doang.
-Ata L.B
"Wih, keren banget pemandangan nya. Gilaaa." Vana kagum, sejak memasuki area pegunungan kedua matanya langsung berbinar takjub.
Bahkan sepanjang jalan ia tak berhenti untuk mengagumi pemandangan yang tengah ia lihat. Bahkan ia langsung menarik paksa Selatan yang berada di dekat jendela mobil bagian kiri supaya Vana yang bisa duduk di sana, dan hal itu tentu saja mendapat protesan dari Selatan. Namun sayangnya tak berlangsung lama lantaran Bara maupun Vano malah membela Vana.
"Biasa aja keles."
Vana langsung mendelik ke arah Selatan yang telah berdiri tepat di sampingnya. Mendengus sebal, namun ia memilih mengabaikan Selatan. Baginya pemandangan di depan matanya ini lebih penting.
Ah, ingin rasanya ia langsung bisa menjadi fotografer mendadak. Pasti sangat indah jika di abadikan dalam bentuk foto.
"Vin, di taro aja. Kamu pasti capek, biar nanti bunda suruh salah satu Abang mu yang bawa tas ini ke kamar ya."
Samar-samar Vana mendengar suara sang bunda, menoleh menatap ke arah bundanya serta Vina.
"Sini tas lo, gue bawa." Tanpa menunggu balasan dari Vana, selatan langsung menyambar tas ransel yang memang hanya di sampirkan sebelah tangan nya saja. Jadi cukup mudah untuk Selatan merebutnya begitu saja.
Selatan sengaja, ia tak ingin Vana memikirkan hal yang tidak-tidak tentang bunda Shafira dengan Vina.
"Tas kamu mana?" Setelah Selatan pergi dan masuk ke dalam Vila, kini terdapat Bara serta Alvin yang baru saja datang.
"Di bawa Bangtan."
"Kamu cuma bawa satu tas aja?" Tanya Alvin dan di angguki Vana.
"Apa cukup selama seminggu?"
"Kayak nya cukup." Vana menjeda sejenak kalimatnya. "Kak Alvin kan tahu kalau aku gak terlalu ribet sama pakaian, paling makanan."
Alvin tersenyum, ia lupa jika di antara ke enam kakak Vana. Alvin lah yang paling lama bersama Vana, tinggal di panti asuhan sebelum akhirnya bersama keluarga Riyadi. Jadi, tentu saja Alvin lah yang paling mengerti tentang Vana.
"Ya udah, kalau gitu kakak duluan ya."
Vana berdehem pelan dan mengangguk, ia tersenyum singkat kala Alvin mengacak gemas Surai rambutnya sebelum beranjak pergi. Meninggalkan dirinya dengan Bara.
Omong-omong, entah mengapa Vana merasa Bara sedari tadi hanya diam. "Kak Bara kenapa?"
Bara menggeleng, raut wajahnya datar seperti biasa. Tapi ada yang aneh, sedingin dan datar nya seorang Bara. Ia tak akan pernah bersikap demikian kepada Vana. Namun, kenapa kali ini ia bersikap demikian?
"Alvin tahu semua tentang kamu ya?" Pertanyaan Bara sontak membuat kening Vana mengernyit.
Belum sempat Vana mengerti, Bara malah sudah duluan langsung pergi setelah pamit padanya untuk masuk ke Vila terlebih dahulu. Meninggalkan Vana yang masih heran atas pertanyaan Bara tadi.
Kenapa kalau Alvin tahu semua tentang dirinya?
✓✓✓✓✓
Keluarga Riyadi adalah yang pertama sampai ke Vila. Setelah berselang dua puluh menit, barulah keluarga Reni, Roy dan Ranggi yang datang.
Memang sengaja, keluarga Riyadi berangkat duluan lantaran ingin menyiapkan tempat terlebih dahulu. Seperti kamar, ataupun persediaan makanan. Karena sebagai tuan rumah, tentu mereka lah yang menyiapkan semuanya.
Melihat ketiga mobil milik temannya yang baru memasuki area parkir Vila, dengan segera Vana datang menghampiri. Mobil Ranggi lah yang pertama ia datangi.
"Masih yakin tetep mau liburan?" Reni berceletuk pelan. Ia telah keluar dari dalam mobil, di sampingnya terdapat Roy. Keduanya menatap ke arah Ranggi serta Vana yang tak begitu jauh dari mereka.
"Sesuai yang gue katain tadi Ren, jangan bahas lagi." Roy berkata dengan sedikit dengusan pelan, entah mengapa kali ini ia merasa Reni semakin memojokkan nya.
Memilih mengabaikan Reni, Roy langsung berjalan mendekat ke arah Ranggi dan Vana.
"Hei, jadi liburan juga ternyata kita ya." Roy datang dan langsung merangkul bahu Ranggi, membuat Ranggi maupun Vana yang sempat berbincang menjadi terhenti dan menoleh menatap Roy.
Vana mendengus pelan, "ya jadi lah, lo aja yang dari kemarenan aneh banget. Banyak diem, yang gue kira bakal gak ikutan untuk liburan bareng."
Roy mengusap tengkuk nya pelan, "kemaren... Gue lagi ada pikiran aja."
"Kenapa lo?"
"Enggak, kakak gue sempet sakit. Makanya gue agak kepikiran aja, antara mau ikut liburan apa enggak."
Vana terdiam, ia baru menyadari jika yang datang hanya Roy sendiri. Tak bersama keluarganya.
"Kenapa lo gak kasih tahu? Kalau gitu mending gak jadi liburan aja."
Roy sontak menggeleng, "apaan sih, cuma kayak gitu doang. Lagian sekarang juga gue udah ikut kan?"
Vana mengangguk pelan, sedangkan Ranggi memang sedari tadi hanya diam menyimak.
Setelah sedikit berbasa-basi, akhirnya mereka langsung masuk ke dalam Vila. Tak menyadari satu sosok yang memandang ke arah mereka dengan seringaian tipis.
.
.
..
.TEBAK SIAPA ITU?
JAN LUPA WOY IKUTAN PO POSSESIVE BROTHER VER 1, HARI INI TERAKHIR.
BTW, KALAU PART INI TEMBUS 1 RIBU KOMEN, GUE BAKAL LANGSUNG UPDATE
NAH LOH, BISA GA🤣
KALAU GA BISA, YAUDAH. BERARTI TUNGGU 70K READERS CERITA INI BARU DI UPDATE
WATTPAD : Atalia_balqis
IG : ata.l.b
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Brother
HumorPunya pacar yang possesive memang lah epik. tapi, pernah juga gak sih? Lo bayangin untuk punya kakak yang possesive?. ✓✓✓✓✓ "Kak, aku pacaran boleh ga?" "Gak." "Kalau nikah?" "Gak! masih kecil." "Yaudah, kalau gitu putus aja." "Hah?" ✓✓✓✓✓ Queen Van...