16. Study Tour

1.4K 213 32
                                    


Boro-boro Mandang fisik.
Ngeliat diri sendiri aja
Ngerasa gak pantes
Buat siapa-siapa.

-Ata L.B

"Baiklah, besok kita akan Study tour ke pantai."

"Pantai mana Bu?"

"Pantai selatan aja Bu."

"Dih, Lo mau di ambil ma nyi Roro kidul?"

"Gak apa-apa deh gue di ambil ma nyi Roro kidul. Yang penting gak jomblo lagi."

Sontak saja semua murid di kelas langsung bersorak meneriakinya. Sedangkan Vana sendiri sedikit bernafas lega. Ia lega lantaran study tour yang awalnya akan ke Prancis. Sekarang sudah berubah haluan ke pantai.

Entah kenapa bisa berubah haluan, tapi yang pasti Vana cukup bersukur. Jika memang jadi ke Prancis, percuma aja dong usahanya untuk tak ikut dengan keluarga Riyadi kemarin.

Sudah sehari Vana di tinggal di mansion bersama bunda Shafira, Tante Bella dan Vina.

Tak ada yang terjadi, mereka juga sudah tau Vana tak ikut. Dan mereka tak memberi tau keluarga Riyadi. Atau sudah di beri tau tapi Vana tak mengetahuinya. Entahlah.

Vana masih berusaha mencari atas kebenaran dari perkataan Aura kemarin. Ia masih kurang percaya sebelum ada bukti.

"Van," vana sedikit tersentak, lalu menoleh menatap Reni.

"Gue duluan ya, udah di jemput sama bokap."

Dan Vana hanya mengangguk sebagai jawaban. Lalu melambaikan tangannya, setelah kepergian Reni. Ia baru menyadari bila sudah sendirian di dalam kelas. Tak sadar jika semua temannya sudah pulang.

Vana menghela nafas pelan, membereskan alat tulisnya dan memasukannya ke dalam tas. Lalu beranjak bangun, hingga sampai di depan pintu kelas ia di sambut dengan Ranggi.

"Kok Lo ada di sini Van?"

Kening Vana sedikit mengkerut, "Maksudnya?"

Ranggi terdiam sejenak, terlihat sedang berpikir. Lalu menggeleng pelan dan tersenyum simpul, "Enggak kok, lupain. Lo bawa motor sendiri?"

"Enggak, gue naik bis pulangnya."

"Mau pulang bareng?"

Vana berpikir sejenak, jika ia bareng Ranggi. Bisa hemat uang, sekaligus waktu. Tapi, masa dirinya mengajak Ranggi juga untuk ikut menyelidiki aura?

"Gue mau mampir tempat temen."

"Ya gak apa-apa, gue anterin."

Berkedip dua kali, lalu menghela nafas pelan. "Yaudah, ayo."

Tentu saja Ranggi langsung mengangguk semangat, senyuman lebarnya terbit di bibirnya. Mempersilahkan Vana untuk jalan duluan, lalu ia menyusul.

Itung-itung ini tahap awal dari pdkt.

✓✓✓✓✓

Selatan hanya bisa menguap, ia bosan. Sungguh, sedari tadi hanya diam dan memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang.

Belum acara kelulusan sih, cuma Selatan di suruh untuk ikut menghadiri juga acara kantor keluarga. Hitung-hitung Siapa tau Selatan akan tertarik. Untuk merubah haluan cita-citanya yang semula ingin menjadi Polisi bisa jadi mau ikut meneruskan usaha keluarga.

Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang