6. Pamit

1.1K 156 2
                                    

🍀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍀

Gilang berjalan kembali menuju kelasnya. Dan mengikuti pelajaran walaupun tidak merasa nyaman. Seluruh teman-temannya melihatnya dengan tatapan sinis.

Waktu sudah menunjukan pukul 16.00 WIB yang artinya pelajaran untuk hari ini telah selesai. Gilang berkemas dan meninggalkan kelasnya. Di depan kelasnya sudah ada Reza dan teman gengnya.

"Mau kemana?" tanya Reza.

"Aku mau pulang," kata Gilang.

"Sebaiknya kau ikut bermain dengan kami. Kami sangat bosan," kata Erik sambil tangannya di bahu Gilang.

Dengan suasana sekolah yang sudah sepi, terlihat Gilang dipaksa dan ditarik oleh geng Reza ke atap sekolah. Gilang hanya pasrah saja.

"Jadi, kau sudah punya pacar?" kata Reza sambil mendorong Gilang.

"Tidak Za," kata Gilang sambil tersungkur.

"Tadi apa apa? Kamu dibela oleh gadis sialan itu?" kata Reza sambil menjambak rambut Gilang.

"Aku baru mengenalnya tadi," kata Gilang.

"Benarkah? Kau pikir aku percaya. Sekarang kau telfon dia suruh kemari. Cepat!" pinta Reza.

"Aku tidak memiliki nomor teleponnya, kami baru kenal. Dia juga tidak ada hubungan dengan ku," jelas Gilang.

"Bohong! Mana handphone mu!" kata Erik seraya mengeledah Gilang dan menemukannya.

"Aku tidak memiliki nomor telfonnya, percaya lah," kata Gilang.

"Oke, kalau mau mu begitu. Sepertinya teman-teman ku kurang olahraga. Hajar dia!" kata Reza menyuruh teman-teman nya untuk memukul Gilang.

"Ah ampun, ampun!" kata Gilang sambil meringis karena kesakitan.

"Diam kamu brengsek! Dasar orang aneh dan tak berguna. Mati saja kamu!" kata Erik seraya memukul Gilang.

Reza adalah anak orang kaya. Jadi, memiliki banyak teman-teman yang terlihat seperti anak buahnya. Gilang dipukuli hingga babak belur. Seluruh muka dan tubuhnya terlihat memar. Gilang terlihat pingsan dan tidak bergerak.

"Za-Za pingsan nih anak aneh," kata Erik pada Reza.

"Coba lihat!" kata Reza sambil memeriksa denyut nadi dipergelangan tangan Gilang

"Masih adakah denyutnya? Atau sudah mati? Aduh gawat kalau mati!" kata Erik yang mulai khawatir.

"Denyut nadinya masih ada, dia masih hidup. Sepertinya dia pingsan," kata Reza

"Apa kita telfon ambulans?" tanya Erik.

"Jangan, nanti ketahuan kalau kita yang pukul dia. Dan di usut oleh pihak polisi. Bisa-bisa kita dikeluarkan dari sekolah dan masuk penjara," kata Reza.

Awesome Ghost [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang