50. Keadilan

445 75 0
                                    

🍀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍀

Penyelidikan dilakukan selama beberapa hari. Berkat kinerja yang baik dari pihak kepolisian, semakin banyak pula bukti yang dikumpulkan serta para korban mulai bermunculan untuk menjadi saksi. Di sebuah aula persidangan, telah berkumpul para penegak keadilan, mulai dari hakim, jaksa, pengacara. Tidak lupa, para saksi dan tersangka. Kali ini, Lintang terlihat menjadi saksi . Tidak hanya itu, karena berita ini sudah menjadi topik terhangat, banyak wartawan yang memenuhi ruangan.

Di sisi lain, disebuah bangku yang terletak di bagian depan. Duduklah seorang laki-laki yaitu ayah dari Galang, pak Darma. Dia duduk bersama dengan putrinya, Salsa. Wajah mereka berdua terlihat penampakan kesedihan namun penuh suka. Dimana kesedihan karena putranya baru mendapatkan keadilan setelah meninggal dan bertahun-tahun, walaupun begitu sorot matanya menujukan kebahagiaan.

Reza dan Erik duduk di kursi belakang persidangan. Sementara, Gilang duduk di samping kakeknya.
Sedangkan, hantu Galang terlihat berdiri di hadapan Dinda.

Dengan bukti dan saksi, persidangan sepertinya akan berjalan cepat. Tiga,
jam kemudian, pak hakim mengetuk palunya yang menandakan keputusan akhir telah ditetapkan.

Bapak Hadi sang kepala sekolah SMA Cahaya didakwa atas pasal pelecehan, tindakan korupsi dan pembunuhan terhadap wanita yang bekerja sebagai cleaning servis bernama Yulianti, wartawan yang bernama pak Boni dan seorang laki-laki yang tinggal di dekat stasiun, namanya adalah pak Budi. Dia di jatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Sedangkan, bu Rinda didakwa atas memanipulasi barang bukti dan bekerja sama dengan kepala sekolah. Sehingga, dia di jatuhi hukuman selama 7 tahun penjara. Sedangkan bu Dinda yang merupakan korban sekaligus tersangka karena menutupi kebenaran selama bertahun-tahun mendapatkan hukuman penjara selama 3 tahun.

Wajah bu Dinda terlihat menunduk dan penuh penyesalan. Namun, sepertinya kini dia dapat hidup tenang, walaupun harus menebus perbuatannya dipenjara. Hantu Galang menatapnya dalam dan mengusap air mata Bu Dinda walau tentunya tangannya menembus wajah wanita dihadapannya. Senyuman terukir dalam bibir hantu Galang.

"Selamat tinggal, terima kasih cinta pertama ku," kata hantu Galang yang berpamitan pada bu Dinda.

Hasil lain dari persidangan adalah nama Galang Mahendra yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka pencemaran nama baik, kini dibebaskan dari tuduhan tersebut. Kematiannya juga bukan karena bunuh diri, melainkan sebuah kecelakaan karena berusaha menolong sesama manusia. Keluarga Galang juga mendapat kompensasi.

Setelah mendengar putusan tersebut, hantu Galang berjalan mendekat ke arah ayah dan adiknya yang tengah berpelukan dan saling menguatkan.

"Aku adalah ayah yang buruk. Aku tidak tahu bahwa teman baik putraku, menyembunyikan kebenaran atas pembunuhannya. Kasihan sekali, putraku... hiks-hiks," kata pak Darma yang menyesali semua.

"Ayah adalah ayah terbaik. Kak Galang pasti akan mengerti," kata Salsa berusaha menenangkan.

Hantu Galang hanya menatap mereka, ruangan persidangan pun perlahan menjadi sepi. Gilang dan kakeknya bertemu dengan pak Darma.

Awesome Ghost [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang