Gilang memainkan piano di depannya. Irama dan melodi yang dia mainkan tidak kalah hebat dengan permainan hantu Galang saat merasukinya.
"Wah, kamu hebat juga," kata hantu Gempal yang duduk di pojokan.
"Ha?, mengagetkan saja!" kata Gilang sambil menoleh dan terkejut.
"Maaf, kebiasaan," kata hantu Gempal.
"G-Galang kemana dia? Bukan dia tadi bersama mu?" tanya Gilang yang masih terbata-bata.
"Dia menghilang karena ada Ayahnya," jawab hantu Gempal.
"Benar dia pasti takut pada ayahnya, sehingga dia tiba-tiba kabur," kata Gilang.
"Dia menghilang bukan kabur," kata hantu Gempal.
"Ah sama saja," jawab Gilang.
"Ya beda lah. Sudahlah, kau juga nanti tahu sendiri," kata hantu Gempal.
"Aku tahu kalau ... , hmm bilang saja kamu tidak tahu perbedaan antara kabur dan menghilang! Hmm sekarang dia di mana?" tanya Gilang.
"Entahlah, mungkin bermain ayunan di taman," jawab hantu Gempal.
"Aku akan ke sana, tolong jaga kucing ini jangan sampai kabur ataupun menghilang,"pinta Gilang yang mulai bersikap santai saat melihat hantu Gempal.
"Hay tunggu, kau tidak harus ke sana!" teriak hantu Gempal.
Gilang tidak menghiraukannya dan keluar mencari Galang. Akhirnya, dia melihat Galang sedang duduk di ayunan dan dengan muka letih.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Gilang.
"Tidak banyak. Kenapa kau kemari?" tanya hantu Galang.
"Apakah kau tidak ingin pulang? Tadi, kenapa kau tiba-tiba kabur? Lagi pula, ayah mu juga tidak akan ... , tidak akan mungkin memarahi mu di depan teman-temannya bukan?" tanya Gilang.
"Apakah kamu sedang mengintrogasi ku?" tanya hantu Galang.
"Aku hanya penasaran saja," kata Gilang yang duduk di ayunan sebelah Galang.
"Hehehehe, sebaiknya buang rasa penasaran m," kata hantu Galang.
"Kenapa?" tanya Gilang.
"Karena aku tidak yakin kamu berani menghadapi sebuah kenyataan secara mendadak," kata hantu Galang.
"Apakah ada hubungannya dengan hantu?" tanya Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awesome Ghost [SELESAI]
Mystery / ThrillerSeorang remaja dengan seragam SMA tengah berjalan sendirian. Melewati banyaknya orang yang terus berjalan. Sampai bertemu dengan remaja seumurannya yang terlihat berjalan dengan pandangan tertunduk dan hampir menabraknya. "Oh... Maaf" katanya sambil...