Seorang remaja dengan seragam SMA tengah berjalan sendirian. Melewati banyaknya orang yang terus berjalan. Sampai bertemu dengan remaja seumurannya yang terlihat berjalan dengan pandangan tertunduk dan hampir menabraknya.
"Oh... Maaf" katanya sambil...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍀
Di sisi lain hantu Galang berjalan menuju arah toko musik atau rumahnya. Dari kejauhan, dia melihat ayahnya tengah menyapu di depan toko. Hantu Galang mendekat dan menghampirinya. Tampak senyum tipis di wajahnya, melihat ayah baik-baik saja. Sesaat kemudian, pak Darma ayah Galang menyelesaikan menyapu halamannya dan pergi meninggalkan toko.
Hantu Galang tahu bahwa ayahnya akan pergi membeli sayur untuk makanan. Sehingga dia memilih tidak mengikutinya dan memutuskan untuk menghampiri Gilang. Namun, saat dia hendak berbalik, dan melangkahkan kakinya.
Tiba-tiba pintu toko ayahnya terbuka dan keluarlah seorang gadis dari dalam.
"Salsa, kenapa kamu masih begini? Apa lagi yang terjadi pada mu?" kata Galang yang melihatnya.
Salsa adik Galang, berjalan dengan tatapan kosong yang membuatnya merasa khawatir dan mengikutinya. Salsa menuju ke sebuah taman dan bermain di wahana ayunan. Hantu Galang menatap prihatin dan merasa ada hal yang ganjal. Salsa mengeluarkan sesuatu dari sakunya, yang merupakan obat anti depresan.
Salsa menatap ke langit-langit dan menghela nafas dalam-dalam seraya memakan obat tersebut. Tidak hanya satu butir melainkan semua butir di tablet. Kira-kira jumlahnya 30 butir.
"Salsa, apa yang kamu lakukan? Apakah kamu ingin mati? Salsa!" teriak hantu Galang yang tahu bahwa dia akan mengalami overdosis.
"Kak Galang, maafkan Salsa. Tunggu aku, kita akan segera bertemu," kata Salsa dengan suara penuh penyesalan.
"Salsa, muntah kan obat itu sekarang. Apa maksudmu! Kamu tidak berbuat salah, mengapa harus begini!" kata hantu Galang yang panik.
Hantu Galang tidak tahu harus berbuat apa. Suasana taman sangat sepi. Tidak ada seorangpun yang lewat. Hingga beberapa saat, tubuh Salsa mulai kejang dan terjatuh dari ayunan hingga tergeletak di tanah. Dari mulutnya mulai keluar busa.
"Salsa! Hiks-hiks. Kenapa tidak ada orang di sini!" teriak hantu Galang yang histeris melihat adiknya tengah terbaring kaku dan sekarat.
Dari ujung taman bermain terlihat hantu Gempal yang sedang mengawasinya. Hantu Galang mulai berfikir bahwa semua ini di sebabkan oleh hantu tersebut. Mengingat selama ini, hantu Gempal yang menyerap energi Salsa, hingga menjadi layaknya orang gila. Tidak hanya itu, hantu Gempal sudah berkhianat.
"Dasar hantu brengsek!" teriak hantu Galang sambil mendekat pada hantu Gempal. Dia berubah menjadi sosok yang menyeramkan.
Sosok hantu rupawan kini sudah tidak ada lagi, wajah putih pucat menjadi wajah penuh darah. Kepalanya dipenuhi darah. Tatapan yang semula sendu menjadi tatapan penuh amarah. Matanya memerah
"Maafkan aku," kata hantu Gempal yang kini berada di hadapan Galang.
"Aku akan mengirim mu ke neraka! Hantu tidak tahu diri!" kata hantu Galang yang mencengkram leher hantu Gempal, sehingga tubuhnya terangkat tanpa perlawanan yang berarti.