19. Ambisi yang Sama

567 89 0
                                    

🍀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍀

Cahya lampu kamar Gilang terlihat berkedip-kedip, sepertinya lampu tersebut sudah waktunya untuk diganti. Gilang yang dirasuki hantu Galang masuk ke dalam kamar Gilang, seraya membersikan diri dan makan malam dengan menu yang sama.

Jam masih menunjukkan pukul 20.00 WIB, dia melihat tumpukan pakaian kotor dan berniat mencucinya sekaligus mencuci seragam yang dia pakai.

Setelah beberapa saat, terlihat tubuh Gilang dengan telanjang dada tengah menjemur pakaian di depan kamarnya. Setelah selesai, dia kembali masuk kamar dan menyadari kamarnya sangat berantakan, sehingga dia membersikan kamar Gilang.

Dia beralih membersihkan di area meja belajar Gilang. Dia duduk dan melihat sebuah laci dan membukanya. Terdapat sebuah kotak kado yang cukup besar sehingga membuatnya penasaran. Dia mencoba membukanya, terlihat beberapa benda didalamnya, diantaranya adalah sebuah album foto, buku harian yang terkunci dan sebuah kalimba yang telah usang.

Gilang yang dirasuki hantu Galang beranjak duduk di kursi Gilang dan melihat album foto. Terdapat foto semasa kecil Gilang yang terlihat bahagia bersama kedua orang tua dan nya serta di setiap foto terdapat catatan yang menjelaskan isi foto. Terdapat, foto yang membuatnya tertarik, sebuah foto Gilang tengah memakai sebuah mendali lehernya yang menggambarkan betapa berbakatnya. Walaupun, sepertinya kompetisi tersebut berbeda dengan kompetisi yang dulu Galang ikuti.

"Waw, sepertinya Gilang memiliki keluarga yang harmonis. Dia sangat berbakat, tapi kenapa dia tinggal disini," tanya Galang dalam hati, penuh rasa penasaran sambil terus membuka lembaran album foto tersebut. Namun, raut wajah terlihat berubah.

"Wah, yang benar saja! Dasar brengsek! aku jadi kesal. Menyebalkan!" umpatan Galang seraya tangannya memukul meja belajar dengan keras menujukan emosi marah.

Dia menutup album foto tersebut dan mengambil buku harian yang terkunci dan berusaha membuka paksa namun tidak dapat membuahkan hasil. Galang yang masih emosi, tidak sengaja menjatuhkan kotak wadah yang berada di sampingnya.

Dia duduk dan mengambil kotak yang terbalik dan dia memegang kalimba. Saat dia memegangnya, kalimba tersebut berbunyi seperti ada sesuatu di dalamnya. Dia melihatnya dari lubang dan berusaha mengeluarkan sesuatu yang membuatnya berbunyi. Dan benar saja, terdapat kunci kecil.

"Ah, aku menemukannya," katanya, dia beranjak duduk dan membuka buku harian yang terkunci dengan kunci yang dia temukan dan membukanya.

Halaman per halaman dari buku harian Gilang telah dibaca Galang. Sampai pada bagian-bagian akhir, namun sepertinya halaman tersebut hilang karena ada bekas robekan buku. Sehingga, Gilang tidak kelanjutannya. Wajah Galang semakin memerah dengan mata yang melotot seolah memendam amarah yang luar biasa.

Awesome Ghost [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang