Hari ini hari kedua aku berada di dunia ini. Dunia yang sama namun waktu yang berbeda. Aku kembali ke umurku yang ke 6 tahun tepat di hari ulang tahunku.
" Eunha, selamat pagi ayo siap siap ini ultahmu loh" ucap bi Yemi. Aku mengangguk lalu segera berlari menuju kamar mandi.
" Ini baju yang dibeli oleh mama kemarin kamu pakai ya?" Lanjut BI Yemi sambil memperlihatkan dress selutut. Aku kembali mengangguk.
"Mama mana?" Tanyaku sambil celingak celinguk.
" Tuh lagi diruang tamu, ayo cepet kamu cantik banget. Pasti ada yang naksir" aku tertawa sebagai jawaban bagi bi yemi.
Aku pamit menuju kamar dan menatap ke arah kaca. Sebenarnya apa yang terjadi aku bingung. Yang kuingat sebelum pindah kemari aku sedang menulis artikel yang harus kuserahkan besok pada kak Dewi.
" Ah anak papa, ayo keluar temen temen kamu udah pada datang tuh" ajak ayahku. Aku hanya mengangguk dan mengikuti ayahku menuju ruang tengah yang sudah dihias sedemikian rupa.
"Cieee Aldi datang tuh uhuyy pacarnya eunha" kompak teman teman sdku. Aku hanya menatap datar dan tersenyum sekilas.
Dulu tentu saja aku akan tersipu malu, tapi sekarang ogah!. Bisa bisanya anak setampan ini berubah menjadi penjahat di masa depan.
" Udah jangan digodain, sekarang ayo nyanyi sama sama" ucap kak yerin. Lalu mulai memimpin anak anak untuk menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
" Yeayyy, tiup lilinnya tiup lilinnya tiup lilinnya sekarang juga sekarang juga sekarang juga" aku meniup lilin angka 9 itu lalu dibalas dengan tepukan semua orang
"Foto dulu foto" ucap kak Yerin lalu berpose bersamaku.
Setelah selesai berfoto aku memotong kue dan memberikan suapan pertama pada ibuku.
" Selamat ulang tahun nak, semoga kamu panjang umur jadi anak sholeh aamiiinn" ucap mama lalu mengecup keningku. Air mataku menetes, mama menghapus air mataku dan memelukku.
" Hei kok nangis kenapa?" Tanya mama. Aku terdiam dan hanya menatap mata mama yang bersinar. Jika aku bilang mama akan tiada beberapa bulan setelah melahirkan adikku apa mama akan percaya?. Atau membawaku ke rumah sakit?.
Aku menggeleng lalu segera memberikan kue kedua untuk ayahku. Hatiku sakit kembali saat melihat senyuman ayahku nampak sangat tulus. Air mataku kembali menetes dan langsung memeluk tubuh ayahku.
" Kok nangis?. Cengeng ih biasanya ambekan kok jadi gini" ucap ayah sambil mengelus rambutku. Air mataku kembali mengalir deras. Tidak ini mungkin saja akan menjadi pelukan terakhir dariku karena tepat setahun setelah mama meninggal. Ayah menikah dengan seorang janda dekat sekolahnya itu membuat aku dan adikku kehilangan momen bersama dengan ayahku.
Aku tidak mau mengulanginya, aku ingin kembali kumohon.
"Eunha, ayo heii jangan nangis. Papa kasih hadiah bagus loh buat kamu" aku melepas pelukanku. Dan menatap paperbag yang ayah pegang yang isinya sudah pasti handphone aku ingat betul.
" Handphone kan?" Tanyaku sambil menghapus air mataku. Ayah tersenyum dan mengangguk lalu memberikannya padaku.
" makasih" lirihku lalu segera masuk kamar. Aku ingat dulu mamaku pasti memberikan amplop berisi uang pada teman temanku yang hadir.
Aku menangis sesenggukan dan menutup mukaku dengan bantal. Kenapa ini bisa terjadi kenapa akau kembali aku capek aku gak mau melihat semua dari awal. Aku berbalik dan menatap ke langit langit. Perlahan aku menutup mataku.
Aku terbangun saat merasakan badanku diguncang oleh seseorang.
" Ayo kita mau ke gak tahu kemana, tapi Habis itu ke Pangandaran seru kan?,Ayo!" Ajak kak Yerin aku terbangun tunggu. Itu artinya ini hari dimana mama mengidap penyakit kanker payudara?!. Aku bergegas melihat ke cermin dan melihat perubahan pada fisikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
our story |Hiatus|
Fanfictionsekumpulan cerita tentang kita Terinspirasi dari lirik lagu dan mv para idol💜💜 🐇💜🐇=Eunkook 🐥💜🐯= Taerin 🐶💜🐥=yumin 🐱💜🦄=sinhope 🐹💜🐱=sumji 🦊💜🐹=sowjin 🐹💜🐨=rapji
