komplek 35 : bukber

52 7 1
                                        

Hari ini jae sedang sibuk mengepel, menyapu masjid intinya sedang melakukan bersih bersih.

Tentunya hal ini dimanfaatkan oleh oknum Lia agar dapat mencari perhatian dari crushnya itu.

"Jae, sini biar sama aku aja nyapunya" tawar Lia sambil tersenyum manis.

"Idih..liat deh Bu won, anak saya sok banget pengen nyapu. dirumah aja kerjaannya cuma men Hape terus tidur" Lia menatap tajam ke arah ibunya yang berada di sebrang dan sedang memotong bawang.

"Gak usah lia, kamu pasti cape biar aku aja. Kalau mau bantu, bisa tolong kasih ini ke ayahku di belakang masjid?" Lia menatap selembaran poster lalu mengangguk dan menerimanya.

"kalau boleh tahu, ini poster buat apa yang eh maksudnya ya" ucap Lia. Yuju yang melihat anaknya bersikap sok malu malu meow rasanya ingin melempar sandal jepitnya.

"Sabar.. namanya juga remaja"

"Remaja sih..  tapi kasihan masa anak sekalem dan sesempurna jae pacaran sama reog?!" Sowon menahan tawanya saat mendengar ucapan yuju.

"Assalamualaikum, udah pada kumpul ternyata. Maaf ya tadi harus nunggu paket dulu"

"Santai aja yen..Luna malah belum kesini" balas sowon lalu melanjutkan memotong bawang.

"Siapa aja yang tim masak bawang?" Tanya Yeni yang kini duduk di samping yuju.

"Bu Biya sama Bu Yumna" Yeni mengangguk lalu mulai ikut memotong bawang.

"Bu Yeni, mending kayaknya potong potong buah buat es buah deh biar cepet" saran Bu sowon lalu diangguki oleh Yeni, dia segera mencuci tangannya di keran sekaligus pisaunya.

"Jae..kamu kok makin tampan sih" jae yang dipuji oleh Lia pun hanya tersenyum.

"Udah punya pacar belum?" Tanya Lia, jae semakin tersenyum lebar.

"Lia..mending kamu kasih poster ke ayah aku dulu soalnya mau dibagikan" Lia tersenyum lalu memberikan flying kiss ke jae sebelum akhirnya pergi ke belakang masjid.

"Astagfirullah astagfirullah" jae mengelus dadanya sambil beristighfar.

"Bang jae, ini ayamnya udah selesai di potong di kasih ke siapa?" Jae melihat Tama dan Kamal yang sedang mengangkat baskom berisi ayam.

"Kasih ke bang Jun biar dicabutin buku bulunya, dia ada di belakang deh tadi" balas jae. Tama dan Kamal mengangguk lalu segera berjalan ke belakang masjid.

"Aduh...neng yeji makin cakep aja" goda bang Jun saat melihat yeji datang dengan kerudung pashmina ya.

"Makasih bang Jun, ini ayamnya belum datang ya?"

"Belum, ayo sini duduk dulu"

"Iya, saya mau ke pak Jeka dulu"

"Ngapain ke pa Jeka?" Yeji tersenyum, tentu saja untuk mencaper jika Lia berniat langsung ke jae, maka yeji akan merebut hati ayahnya jae agar bisa melawan Lia.

"Mau bantu bantu dulu. Kayaknya pa Jeka sibuk banget" bang Jun mengangguk namun saat yeji hendak berjalan menuju pa Jeka. Tama dan Kamal datang dengan membawa ayam.

"Kak yeji, bantu kita kan?" Tanya Kamal. Yeji berbalik dan tersenyum lalu duduk di samping bang Jun dan mulai mencabuti bulu ayam.

"Bentar kak, harus disiram dulu pake air panas" ucap Tama lalu dengan cepat Tama mengucurkan air panas pada ayam dan menunggu beberapa menit. Sebelum akhirnya mulai mencabuti bulu ayam.

Kembali ke tim ibu ibu yang masih sibuk memotong bahan masakan.

"Yuna...astaga makin cantik aja" Yuna yang baru saja datang langsung menghampiri Bu Luna yang tadi memujinya.

our story |Hiatus|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang